1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Dukung Clinton dalam Skandal E-mail

6 Juli 2016

Clinton berhasil lolos tuntutan melakukan tindakan kriminal berkaitan dengan penggunaan server privat untuk kirim e-mail yang diklasifikasikan sebagai rahasia. Obama menyatakan dukungan bagi Clinton.

https://p.dw.com/p/1JJvC
USA Wahlkampfauftritt Hillary Clinton und Barack Obama in North Carolina
Foto: Getty Images/J. Sullivan

Direktur Biro Investigasi Federal AS FBI, James Comey mengatakan Selasa (5/7), walaupun hasil penyelidikan mereka menunjukkan bahwa Hillary Clinton dan stafnya "sangat ceroboh" dalam pengiriman informasi sensitif, FBI tidak menilai perlu mengeluarkan tuntutan resmi.

Sebelumnya Comey menyatakan di depan wartawan, FBI menemukan 110 e-mail yang berisi informasi rahasia dikirim dan diterima Clinton dalam server pribadinya, ketika menjabat sebagai menteri luar negeri AS. Comey menambahkan, situasi seperti itu bisa digunakan mata-mata negara lain untuk membaca isi e-mail. Tetapi para penyidik tidak menemukan bukti bahwa sistem keamanan sengaja dilanggar.

Comey berkata dengan nada keras, "Orang manapun dalam posisi yang dulu dipegang Clinton dan mereka yang berkoresponden dengannya seharusnya tahu, server pribadi bukan tempat tepat untuk pembicaraan semacam itu."

Hanya beberapa jam setelah pengumuman FBI, Presiden Barack Obama dan Clinton tampil di depan para pendukungnya dalam acara kampanye di Charlotte, North Carolina. Acara tersebut dirancang sebagai acara bersama untuk menggalang lebih banyak pendukung bagi Clinton yang jadi calon presiden dari Partai Demokrat.

"Saya hari ini berada di sini karena saya percaya kepada Hillary Clinton," kata Obama di depan pendukung yang menyambut dengan sorak-sorai. "Tidak ada satupun pria maupun perempuan yang lebih berkualifikasi untuk posisi ini!" Demikian Obama, sambil menambahkan, "..pihak saingan (Donald Trump) tidak bisa menawarkan yang sebaik ini."

Ujian berat dengan konsekuensi besar

FBI mengadakan penyelidikan apakah Clinton melanggar hukum dengan menggunakan server pribadinya yang berada di Chappaqua, New York, ketika jadi menteri luar negeri dari tahun 2009 hingga 2013. Sebagai bagian penyelidikan yang berjalan setahun, sejumlah staf FBI menginterogasi Clinton selama lebih dari tiga jam Sabtu lalu (2/7). Kesimpulan yang ditarik FBI: Clinton tidak melanggar hukum.

Sementara itu, skandal e-mail ini jadi makanan empuk bagi Partai Republik untuk melancarkan serangan terhadap Clinton dan menggalang pendukung bagi calonnya, Donald Trump. Walaupun pengumuman FBI Selasa (5/7) menghilangkan halangan besar bagi Clinton untuk melanjutkan kampanyenya, kemungkinan skandal e-mail ini menimbulkan kekhawatiran, apakah Clinton bisa dipercaya, bagi orang-orang yang ingin memberi suara baginya.

Donald Trump mengecam keras pernyataan FBI dan menyebut-nyebut kemungkinan manipulasi. "Sangat tidak adil! Seperti biasa, ini salah penilaian," Trump menulis dalam jejaring sosial Twitter segera setelah pengumuman Comey. "Direktur FBI mengatakan Hillary, si pembohong, mengkompromikan keamanan nasional. Tapi tidak ada tuntutan. Wow!"

ml/vlz (twitter, ap, reuters)