1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Tiba di Estonia

3 September 2014

Presiden AS Barack Obama mempertegas dukungan terhadap Estonia dan semua anggota NATO di Eropa timur. Banyak negara di Eropa timur makin cemas dengan sepak terjang Rusia.

https://p.dw.com/p/1D5gz
Foto: Reuters

Presiden AS Barack Obama tiba di ibukota Estonia, Tallinn, Rabu pagi (03/09) dengan pesawat kepresidenan Air Force One dari Washington. Obama hari ini bertemu dengan Presiden Estonia Toomas Hendrik Ilves dan akan membahas agenda keamanan dengan para pimpinan Estonia, Latvia dan Lithuania.

Obama berkunjung ke Estonia dalam perjalanan menuju pertemuan puncak NATO di Wales yang akan dimulai hari Kamis. Kunjungan ke Estonia adalah tanda solidaritas Amerika Serikat dan NATO kepada negara-negara Baltik, yang makin cemas melihat sepak terjang Rusia dalam krisis Ukraina.

Pemerintah Amerika Serikat sebelumnya beberapa kali menegaskan, Amerika akan membantu anggota NATO jika mereka diserang. Menurut piagam NATO, serangan terhadap salah satu anggotanya adalah serangan terhadap seluruh NATO, prinsip yang dikenal sebagai "pertahanan kolektif".

"NATO telah memainkan peran penting dan sudah membeberkan indikasi jelas tentang langkah Rusia mengintervensi dan melanggar integritas teritorial Ukraina sebagai negara merdeka", kata jurubicara Gedung Putih Josh Earnest.

Ia memperingatkan, Amerika Serikat tidak akan menoleransi setiap gerakan Rusia yang mengancam anggota NATO sesuai prinsip pertahanan kolektif..

Pasukan Gerak Cepat NATO

Dalam pertemuan puncak NATO yang akan dibuka hari Kamis di Wales, aliansi pertahanan itu akan membahas pembentukan pasukan gerak cepat yang berkekuatan sampai 10 ribu tentara.

NATO juga akan memperkuat kontingen militer yang ditempatkan di Polandia dan negara-negara Baltik sebagai jawaban atas provokasi Rusia di Ukraina.

Sebelum krisis Ukraina, Rusia memang pernah mengeritik negara-negara Baltik yang disebutnya melakukan diskriminasi terhadap penduduk etnis Rusia. Ini juga menjadi salah satu alasan Rusia melakukan aneksasi ke Crimea dan membantu kelompok separatis di Ukraina timur.

Sekitar sepertiga dari 1,3 juta penduduk Estonia adalah etnis Rusia yang masih menggunakan bahasa Rusia. Mereka kebanyakan mengikuti pemberitaan dari stasiun televisi Rusia yang dikontrol pemeritah.

Negara-negara Baltik Estonia, Latvia dan Lithuania menyatakan kemerdekaan setelah bubarnya Uni Soviet dan bergabung dengan NATO tahun 2004.

hp/rn (afp, rtr)