1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

280110 Obama Rede

28 Januari 2010

Saat Presiden Barack Obama baru terpilih tahun 2009 lalu, dalam pidatonya di hadapan Kongres, ia berjanji untuk mengurangi angka pengangguran. Tetapi kini angka tersebut meningkat dari 7 menjadi 10 persen.

https://p.dw.com/p/Liuh
Presiden AS Barack ObamaFoto: AP

Dalam pidatonya Rabu (27/01) malam waktu setempat, Presiden Barack Obama kembali mengutarakan janjinya untuk memulihkan bursa tenaga kerja di Amerika Serikat. "Karena itu usaha menciptakan lapangan kerja harus menjadi prioritas di tahun 2010. Saya menuntut adanya undang-undang yang mengaturnya."

Untuk itu pemerintah Amerika Serikat harus menyokong perusahaan-perusahaan kecil. "Saya mengusulkan untuk mengambil 30 milyar Dolar dari uang yang telah dibayarkan kembali oleh Wall Street dan memberikannya kepada bank-bank kecil, supaya mereka bisa memberikan pinjaman pada perusahaan-perusahaan kecil. Selain itu saya juga mengusulkan peringanan pajak bagi mereka. Dengan ini, lebih dari satu juta perusahaan bisa mempekerjakan pegawai baru atau menaikkan gaji pegawainya."

Mulai tahun 2009, sebagian dari anggaran rumah tangga pemerintah Amerika Serikat akan dibekukan. "Seperti setiap keluarga yang harus memperketat pengeluarannya, kami juga hanya akan membiayai apa yang penting dan mengabaikan apa yang tidak penting. Jika saya harus menggunakan hak veto saya untuk menjaga kedisplinan pengeluaran, maka saya akan melakukannya."

Obama berada di bawah tekanan. Semenjak kekalahan Partai Demokrat dalam pemilihan Senat di negara bagian Massachusetts, kepopulerannya menurun di mata publik. Presiden Obama dianggap memaksakan reformasi kesehatan yang mengundang pro dan kontra. Menurut Obama, langkah tersebut membuat warganya semakin skeptis. Tetapi ini tidak berarti Obama berhenti memperjuangkan reformasi kesehatan. Ia menyerukannya kepada Kongres yang pada akhirnya memutuskan hal itu.

Tema lain yang juga disinggung oleh Obama adalah investasi dalam sektor energi dan pendidikan. Untuk mewujudkan semua inisiatifnya, presiden membutuhkan dukungan Partai Republik. Karena pihak Demokrat kekurangan satu suara dalam parlemen untuk mencapai mayoritas mutlak.

Sementara itu, masalah yang menyangkut urusan luar negeri baru disebut oleh Obama di akhir pidatonya. Ia menegaskan kembali penarikan pasukan Amerika Serikat dari Irak dan memperkuat pasukan di Afghanistan. Ia juga menyinggung usahanya dalam melucuti senjata nuklir di seluruh dunia. Korea Utara dan Iran dianggapnya sebagai negara yang semakin terisolasi dari dunia luar. "Jika para pemimpin Iran terus mengabaikan kewajiban mereka, maka tidak bisa diragukan lagi, bahwa akan ada konsekuensi yang lebih berat. Ini janji saya."

Christina Bergmann/Vidi Legowo-Zipperer

Editor: Asril Ridwan