1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Serukan Persatuan AS

13 Juli 2016

Presiden AS Barack Obama memuji kepolisian Dallas dan keberanian mereka. Ia juga menyerukan persatuan negaranya setelah lima polisi kulit putih ditembak mati sniper berkulit hitam di Dallas.

https://p.dw.com/p/1JO37
USA Dallas Trauerfeier für erschossene fünf Polizisten / Rede von Barack Obama
Foto: Getty Images/AFP/M. Ngan

Presiden Barack Obama dalam upacara peringatan tewasnya lima polisi tersebut mengatakan: "Semua tahu bahwa mayoritas polisi melaksanakan tugas yang sangat berat dan berbahaya secara profesional, dan mengutamakan keadilan. Mereka patut mendapat rasa hormat kita, bukan kecaman."


Upacara itu dihadiri sejumlah politisi, anggota kepolisian dan keluarga para polisi yang tewas ditembak sniper. Peristiwa penembakan terjadi Kamis malam, 7 Juli 2016, ketika aksi demonstrasi berlangsung di Dallas. Demonstrasi merupakan aksi protes warga terhadap pembunuhan sewenang-wenang dua warga kulit hitam oleh polisi, yang terjadi di St. Paul (Minnesota) dan di Baton Rouge (Louisiana).

Berkaitan dengan isu rasisme sejumlah polisi terhadap warga berkulit hitam, Obama menyatakan, jika orang memukul rata bahwa semua polisi bersikap rasis, berarti orang itu tidak menghargai polisi-polisi lain yang siap menjaga keamanan semua warga, demikian Obama.

USA Baton Rouge Protest gegen Polizeigewalt
Foto yang viral dan diklik jutaan orang terkait reaksi berlebihan polisi terhadap pemrotes berkulit hitam di Baton Rouge.Foto: Reuters/J. Bachman

Obama mengatakan, serangan memang memberi kesan bahwa AS sudah terpecah belah. Tetapi ia menyerukan seluruh warga AS untuk menolak keputusasaan seperti itu. Presiden AS itu menambahkan, "Saya sadar, warga Amerika sedang bergelut dengan masalah yang kita lihat pekan lalu." Ia menambahkan, "Saya hadir di sini untuk menekankan, bahwa kita tidak terpecah-belah seperti kesan yang timbul."


Ia juga mengecam retorika yang menyerukan pembalasan dan kekerasan terhadap polisi. Itu bukan cara yang tepat menuju keadilan. Ia menjelaskan, rasialisme dan ketegangan antar ras di AS sudah membaik secara dramatis selama hidupnya. Tetapi ia memperingatkan, tidak ada orang atau institusi yang sepenuhnya bebas dari sentimen ras. Demikian halnya dengan kepolisian.


Masalah kepemilikan senjata
Pada kesempatan itu, Obama kembali menekankan masalah kepemilikan senjata di AS. Ia sudah berulang kali menekankan pentingnya perubahan undang-undang sehingga memungkinkan pembatasan kepemilikian senjata. Ia menekankan, bagi remaja sekarang jauh lebih mudah untuk memperoleh pistol daripada memperoleh komputer dan buku. Ucapannya tersebut disambut tepuk tangan. Ia menekankan, sudah terlalu sering datang ke acara peringatan bagi warga AS yang tewas akibat serangan senjata api.


Upacara yang dilangsunkan di Morton H. Meyerson Symphony Center, juga dihadiri mantan Presiden George W. Bush yang berdomisili dekat Dallas. Bush menyatakan dukungan bagi perkataan Obama. "Kadang kita merasa kekuatan yang memecah-belah kita lebih kuat daripada yang menyatukan. Argumen berubah terlalu cepat menjadi sikap memusuhi," kata Bush. "Kita tidak mau persatuan karena rasa sedih, dan tidak mau persatuan karena rasa takut. Kita ingin persatuan dalam harapan, tidak bermusuhan dan tujuan tinggi."


Obama juga dijadwalkan untuk bertemu dengan keluarga para polisi yang tewas, juga dengan sejumlah polisi lainnya yang cedera dalam insiden Kamis lalu.



ml/as (twitter, ap, afp)