1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Upayakan Reformasi Pasar Uang

23 April 2010

Setelah reformasi kesehatan, sekarang reformasi pasar uang. Presiden Barack Obama menyerahkan usulan untuk perbaikan sektor keuangan di negaranya, dan mendapat tanggapan positif bahkan dari lawan politiknya.

https://p.dw.com/p/N4Tj
Presiden AS Barack ObamaFoto: AP

Jika disampaikan sepekan yang lalu, pidato Presiden Barack Obama tentang reformasi pasar uang pasti lebih menggebu-gebu, dibanding sekarang di depan Cooper Union College di New York, tidak jauh dari Wall Street. Karena pekan lalu semua wakil Partai Republik di Senat memperingatkan risiko reformasi semacam itu dalam surat yang ditandatangani bersama. Mereka dapat mencegah reformasi itu, walaupun tidak menjadi suara mayoritas di Senat.

Partai Republik Bersedia Mendukung

Tetapi sekarang Senator dari Partai Republik memberikan isyarat bersedia mendukung. Pidato Obama di New York tentang reformasi itu juga jelas dan tanpa argumentasi yang menyerang. Padahal ia kerap menggunakan cara itu dalam menghadapi para manajer bank dari Wallstreet, dan untuk mengumpulkan dukungan rakyat.

Di New York Obama mengatakan, "Tanpa reformasi, kita akan terus duduk di atas pasir hisap. Keluarga kita, perusahaan serta ekonomi global akan rentan menghadapi krisis di masa depan.“

Obama juga menampik tuduhan yang kerap timbul, bahwa ia bermaksud menghilangkan kekuatan pasar sebagai instrumen bagi perekonomian uang. "Saya percaya akan kekuatan pasar bebas, saya percaya akan sektor keuangan yang kuat. Tetapi pasar bebas tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi ijin untuk mengambil apapun yang kita mau, dan dengan cara apapun,“ demikian Obama.

Perlindungan bagi Pembayar Pajak

USA Finanzkrise New York Börse Wall Street Straßenschild
Gambar simbol. Papan nama jalan Wall Street di New YorkFoto: AP

Obama menekankan, yang penting baginya hanya satu hal. Para pembayar pajak tidak boleh lagi menjadi korban, hanya karena sebuah perusahaan dinilai terlalu besar untuk dibiarkan bangkrut. Obama ingin mencapai hal ini dengan sejumlah peraturan baru.

Termasuk juga pemisahan bisnis bank yang normal, yaitu pemberian kredit berdasarkan persetujuan nasabah, dari spekulasi yang dilakukan bank berdasarkan risiko sendiri. Obama juga menyebutkan pentingnya pengawasan perdagangan produk keuangan yang rumit, yang dinilai Obama sebagai senjata pemusnah massal secara finansial. Oleh sebab itu transparansi diperlukan dalam hal ini. Di samping itu Obama akan mendirikan organisasi perlindungan konsumen.

Pemberian kuasa lebih besar bagi pemegang saham juga termasuk rencana Obama. Tujuannya, agar di masa depan gaji berlebihan bagi manajer bank dapat dihindari. Di samping itu, ia juga merencanakan penyediaan dana sebesar 50 milyar Dollar yang berasal dari bank-bank. Di masa depan dana itu dapat digunakan untuk menyelamatkan bank.

Kesepakatan Hampir Tercapai

Masalah pengadaan dana inilah yang menjadi pokok pertikaian antara Partai Republik dan Demokrat. Partai Republik menilai, pengadaan dana ini dapat mengundang bank untuk menjalankan bisnis yang riskan.

Tetapi hal ini, juga masalah organisasi perlindungan konsumen, saat ini sedang dirundingkan dengan serius. Sekarang semua pihak optimis. Partai Republik menyatakan, memiliki tujuan sama seperti Partai Demokrat, dan kesepakatan hampir tercapai.

Rüdiger Paulert / Marjory Linardy

Editor: Asril Ridwan