1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obituari Vaclav Havel

19 Desember 2011

Di ibukota Praha ribuan orang berkumpul untuk secara spontan berkabung bagi mantan presiden Ceko Vaclav Havel. Di pusat Revolusi Beludru 1989 di Praha, dipenuhi bunga dan lilin untuk tokoh penentang rezim komunis itu.

https://p.dw.com/p/13VEz
Former Czech president Vaclav Havel, writer, playwright, former speaker of Charta 77 pictured in Prague in May 2011. (CTK Photo/Josef Horazny, Martin Sterba)
Vaclav HavelFoto: picture-alliance/dpa

Sebetulnya Vaclav Havel adalah seorang penulis, tapi hanya tiga dramanya yang sempat dapat ditampilkan. Kritiknya terhadap rezim saat itu terlalu lugas. Kemudian Agustus 1968 terjadi musim semi Praha. Pasukan Pakta Warsawa menyerang ke Cekoslowakia.

Tahun-tahun setelah itu, Vaclav Havel terus aktif secara politis. Dan dengan dibentuknya Gerakan Rakyat Charta 77, Vaclav Havel menjadi figur simbol untuk kesadaran politis bangsanya. Havel dan rekan-rekan seperjuangannya ingin melawan pelanggaran konstitusi dan kesewenangan pimpinan negara. Tapi penguasa negara kala itu juga melawan. Berulang kali Havel ditangkap, disidang dan divonis. Seluruhnya hampir lima tahun ia mendekam di penjara, tapi ia tidak mau beremigrasi.

Revolusi Beludru

Tahun 1989 Havel mendirikan forum warga, dan tanpa diduga kaum intelektual menjadi pionir sebuah revolusi. Bulan November hingga Desember, warga setiap hari berdemonstrasi di Praha. Dan makin banyak orang-orang yang meneriakkan "Havel na Hrad! Havel ke Kastil" (Kastil Praha red.). Penulis Havel, yang awal tahun 1989 masih mendekam di penjara komunis, kala itu diharapkan menjadi presiden.

„Kebenaran dan kasih harus mengalahkan kebohongan dan kebencian“, demikian seruan Havel kepada demonstran yang mengelu-elukannya. Hanya beberapa pekan kemudian Havel menjadi presiden. Seorang yang tenang dan sederhana, yang tiba-tiba menjadi simbol untuk awal demokrasi negaranya.

„Sekolah Saya Adalah Hidup Ini“

"Saya baru menjadi presiden sejak dua bulan.“ Demikian dikatakan Vaclav Havel dalam pidato di Kongres Amerika Serikat, „dan saya tidak melewati sekolah presiden manapun. Satu-satunya sekolah saya adalah hidup ini.“ Sebuah kehidupan yang tidak mudah baginya. Selain perjuangannya di bidang politik, Vaclav Havel berjuang dengan kondisi kesehatannya. Hukuman penjara bertahun-tahun di masa rezim komunis, meninggalkan jejak pada tubuh Havel, terutama gangguan pada paru-paru. Kini, pria kelahiran Praha, 5 Oktober 1936 itu sudah pergi. Selamat jalan Vaclav Havel!

DPA/DW/Kostermans

Editor: Puwaningsih