1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Deutsch-Olympiade 2010

22 Juli 2010

Olimpiade Bahasa Jerman digelar untuk kedua kalinya, kali ini di Hamburg. Para peserta datang dari seluruh dunia. Para peserta bukan saja harus melewati rintangan di bidang bahasa.

https://p.dw.com/p/OQzR
Gambar simbol, Bahasa Jerman sebagai jembatan antar kebudayaanFoto: DW

Bagi peserta, yang kebanyakan berusia 16 sampai 20, ini merupakan pertama kalinya bisa berkenalan dengan negara yang bahasanya mereka pelajari. Sekitar 90 pelajar dari lima benua datang ke Hamburg untuk mengukur kemampuan berbahasa Jermannya dalam sebuah acara yang disebut Olimpiade Bahasa Jerman IDO. Mereka yang berhasil menjadi juara pertama di tiga level pembelajaran akan dapat tinggal di Jerman selama satu tahun. Juara dua dan tiga dari setiap level akan dapat hadiah berupa bingkisan. Upacara penghargaan pemenang akan berlangsung dalam sebuah perayaan di balai kota Hamburg tanggal 30 Juli.

Ini adalah kedua kalinya, Jerman mengadakan IDO. Olimpiade pertama diadakan tahun 2008 di Dresden. Pengalaman positif dari IDO pertama membuat para organisator dari Geothe Institut dan ikatan guru bahasa Jerman kembali mengadakan olimpiade ini. Hamburg dipilih menjadi tuan rumah, bukan saja karena kota ini memiliki Goethe Institut, melainkan juga karena kota pelabuhan ini sejak ratusan tahun terkenal sebagai "gerbang menuju dunia".

Kompetisi Nasional

Agar IDO kali ini dapat diikuti oleh lebih banyak negara peserta, maka jumlah peserta dari tiap negara dikurangi, dari tiga menjadi dua orang. Semua pelajar, yang sekarang ikut serta, harus mengikuti tahap kualifikasi nasional di negaranya masing-masing. Sebagai hadiah, mereka bisa mengikuti IDO di Jerman serta tinggal di negara ini selama dua minggu dengan cuma-cuma, dari tanggal 19 Juli sampai 1 Agustus 2010.

Sebuah Olimpiade?

Knuth Noke Deutsch Olympiade Hamburg 2010
Knuth NokeFoto: DW

Tetapi kenapa kompetisi ini disebut olimpiade? Biasanya kan kata ini mempunyai asosiasi di bidang olahraga. Knuth Noke, ketua proyek IDO 2010, menjelaskan, istilah ini dipilih karena penggunaannya di negara-negara bekas blok Timur. Di sana ada tradisi yang dipelihara selama bertahun-tahun dan di banyak wilayah. Jadi contohnya ada olimpiade matematik dan olimpiade catur yang berlangsung sekali setahun. Dan selain itu ada juga olimpiade bahasa asing, antara lain Bahasa Jerman, tambah Noke.

Boom di India

Negara-negara bekas blok Timur seperti Rusia dan Polandia memang selama bertahun-tahun mempunyai jumlah siswa yang belajar Bahasa Jerman paling banyak. Tetapi jumlah ini semakin menurun di Rusia, sementara menurut Noke, minat belajar bahasa Jerman di Polandia masih tetap besar. Dengan jumlah 2,2 juta pelajar, negara tetangga Jerman ini mempunyai jumlah pelajar bahasa Jerman tertinggi di seluruh dunia. Tetapi ini akan berubah.

Karena sekarang ini jumlah pelajar bahasa Jerman di India semakin meningkat. Minat belajar bahasa Jerman belum pernah sebesar ini, ujat Noke. Tetapi India masih kurang guru Bahasa Jerman. Menurut Noke, negara dengan potensi guru Jerman yang tinggi adalah Cina. Sementara itu, di Turki dan di negara-negara Arab, sejak lama sudah ada upaya besar untuk mempopulerkan bahasa Jerman.

Membangun Jembatan Budaya

Hampir 90 peserta dari seluruh dunia berkumpul di Hamburg. Hal ini membutuhkan tingkat organisasi tinggi dan juga memakan biayanya juga tidak rendah. Tetapi ketua proyek IDO Noke menganggap, ini adalah investasi yang bagus. Karena investasi di bidang pendidikan merupakan investasi ke masa depan. Tidak hanya dari sisi ekonomi atau sisi sains, melainkan juga dari sisi budaya.

Karena dari sebuah acara budaya seperti Olimpiade Bahasa Jerman ini, akan dibangun jembatan menyebrangi perbatasan negara dan budaya. Yang menjadi penghubung adalah Bahasa Jerman. Para pelajar ini diwajibkan untuk mengobrol dalam Bahasa Jerman. Bagi koordinator IDO di Hambug, Gabrielle Stiller-Kern, membangun jembatan merupakan sebuah alasan yang penting untuk menyelenggarakan acara semacam ini. Para peserta IDO di Dresden tetap menjaga kontak setelah olimpiadenya, kata Stiller-Kern. Beberapa bahkan ingin kuliah di Jerman.

Kesuksesan acara ini menambah semangat para koordinator. Karena itu direncanakan, Olimpiade Bahasa Jerman ini kembali akan diadakan dua tahun lagi.

Beatrice Warken/Anggatira Gollmer

Editor: Yuniman Farid