1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Operasi AS Melawan Terorisme Meluas

5 Januari 2010

Setelah serangan percobaan peledakan bom di Amerika Serikat yang gagal, hari Natal lalu, Yaman kini kembali menjadi fokus perhatian perang melawan terorisme

https://p.dw.com/p/LLKz
AS memperkuat operasi militer di YamanFoto: AP/ DW-Montage

Politisi papan atas Amerika Serikat cukup sibuk saat ini: „Kita mulai dari Yaman…“ Kata menteri luar negeri AS Hillary Clinton, ketika hari Senin, pertama kalinya di tahun ini berhadapan lagi dengan media di Washington: „Ancaman terus menerus yang dilancarkan Al Qaida di Semenanjung Arab, memunculkan kekhawatiran besar bagi saya. Cabang mereka disebut dengan singkatan AQAP.“

Untuk melawan sel Al Qaida ini ada konsekuensinya, tambah Clinton. Ditekankannya, pemerintah di Sanaa membutuhkan dana sesegera mungkin, dua kali lipat dari jumlah sebelumnya, untuk membiayai perang melawan teror. Besarnya sekitar 150 juta dollar AS: „ dengan itu pemerintah dapat mengambil tindakan.“

Pemerintah AS tahu bahwa pemerintahan pusat di Sanaa yang lemah, tidak dapat diharapkan dalam memberikan dukungan efektif untuk melawan terorisme. Oleh karenanya, Presiden AS Barack Obama memperluas operasi militer AS di Yaman: „kamp pelatihan sudah kita hancurkan dan para pemimpin Al Qaida dilumpuhkan. Anda (pemerintah Yaman) kini juga harus mengambil tanggung jawab.“

Setiap anggota Al Qaida di Yaman melatih orang-orang baru, termasuk Umar Farouk Abdulmutallab yang baru berusia 20 an tahunan. Abdullmutalleb adalah seorang mahasiswa Nigeria, yang pada malam natal menumpang pesawat menuju ke Detroit, mencoba menyulut bahan peledak sebelum pesawat mendarat. Ini merupakan pesan yang jelas dalam insiden tersebut, bahwa Al Qaida di Yaman telah memperbarui serangan.

Sejak tahun 2003, militer AS dan kepanjangan tangan agen intelejen AS CIA di manca negara telah melancarkan operasi melawan Al Qaida di Yaman. Sebagian besar serangan menggunakan pesawat tak berawak. Juga kapal-kapal pengintai seperti Mount Whitney dioperasikan mulai dari tanduk Afrika hingga Semenanjung Arab untuk memantau gerak-gerik Al Qaida di Yaman.

„Kami telah berhasil lebih banyak melumpuhkan Al Qaida pada pekan-pekan belakangan ini di Semenanjung Arab,“papar senator berpengaruh AS, Joe Lieberman di media. Kenyataannya adalah, dalam dua kali serangan rudal yang dilancarkan AS di bulan Desember, menyebabkan sedikitnya 23 orang di markas Al Qaida tewas, termasuk warga sipil.

Perang melawan teror yang dilakukan AS terus meluas. Dari Irak dan Afghanistan ke Pakistan, Somalia dan Yaman.

"Perang di Irak adalah kemarin. Afghanistan adalah perang saat ini. Yaman menjadi ancaman perang berikutnya.“ Demikian prediksi Lieberman. Terutama karena di Yaman kini menjadi tempat berlindung para teroris Al Qaida dari Somalia.

Satu hal yang pasti, 97 tahanan berkewarganegaraan Yaman yang menghuni penjara Guantanamo dalam waktu dekat tidak akan kembali ke tanah air mereka.

Ralf Sina/Ayu Purwaningsih

Editor: Hendra Pasuhuk