1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

140210 Operation Mushtarak NATO

14 Februari 2010

Pasukan perdamaian NATO ISAF berhasil menguasai posis-posisi penting di propinsi Helmand dalam operasi militer Musgrarak.

https://p.dw.com/p/M0wo
Seorang tentara ISAFFoto: AP

Sebelum dikerahkan ke kawasan pertempuran komandan pasukan Inggris untuk propinsi Helmand di bagian selatan Afghanistan, James Cowan, memberi semangat pada tentaranya, "kita akan mengusir Taliban dari persembunyian mereka di Helmand. Kemana kita pergi, di sana juga kita tinggal. Dimana kita tinggal, di sana kita membangun. Hari-hari yang akan datang akan berbahaya bagi kita."

Operasi ini disebut Mushtarak atau dalam bahasa setempat berarti „bersama".

Cowan, "jika tidak bersedia menerima uluran tangan kita, mereka harus merasakan kekerasan tangan kita. Kita akan mengalahkan mereka. Bersama rekan-rekan Afghanistan, saya bangga dapat memimpin kalian. Kita akan berhasil dalam operasi Mushtarak ini, yang akan mengakhiri pemberontakan."

Afghanistan mengikutsertakan 2.000 serdadu. Sebelumnya Afghanistan tidak pernah mengambil bagian dalam operasi Pakta Atlantik Utara NATO dengan jumlah tentara sebanyak itu. Namun sebagian besar tentara yang dikerahkan adalah tentara Amerika Serikat dan Inggris. Menurut Menteri Pertahanan Afghanistan Abdul Rahim Wardak, kerjasama antara pasukan-pasukan itu cukup baik. Wardak mengatakan,"kami mengalami perlawanan ringan. Pemberontak menebar ranjau dan jebakan di kawasan itu. Kita harus berhati-hati dan jangan tergesa-gesa. Namun aksi ini berjalan sesuai dengan waktu yang kita rencanakan. Sekali-sekali ada perlawanan dan baku tembak."

Tentara NATO berhasil menguasai posisi-posisi penting di Marjah dan Nad Ali. Kedua kawasan di propinsi Helmand itu merupakan kekuasaan Taliban sekaligus pangkalan penting perdagangan obat bius. Target operasi ini adalah merebut Marjah dan Nad Ali. Kemudian mempertahankannya, lalu menyerahkannya kepada pemerintah Afghanistan, agar pembangunan kembali dapat dimulai. Kembali Menteri Pertahanan Afghanistan Wardak, "setelah tiga dekade perang warga Afghanistan sudah lelah. Mereka ingin mendukung pemerintah. Namun selama ini kami tidak mampu melindungi mereka. Seandainya pasukan internasional melancarkan serangan seperti ini lebih awal, maka sekarang kawasan tersebut sudah bersih. Tetapi, kawasan lain yang terancam. Sampai sekarang kami tidak berhasil menciptakan keamanan."

Bersamaan dengan dilancarkannya serangan ini pasukan perdamaian NATO ISAF perlahan-lahan akan menarik diri dari Afghanistan. Ini merupakan uji coba pertama bagi strategi baru NATO, yang diprakarsai AS. Yang menyatakan bahwa warga sipil harus dilindungi dan orang-orang yang hanya ikut-ikutan dengan Taliban diyakinkan untuk meletakkan senjatanya. Menteri Pertahanan Wardak mengharapkan kesediaan Taliban untuk berunding, "dengan aksi terornya Taliban tidak akan menangkan perang ini. Dan jika mereka menyadari akan kalah, maka mereka harus mengambil keputusan lain. Sebaiknya, mereka bersedia untuk direintegrasi, berdamai dengan kami dan ikutserta dalam proses politik."

Sandra Petersmann / Andriani Nangoy

Editor: Marjory Linardy