1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Oposisi AS Siap Jegal RUU Iklim

4 Agustus 2015

Presiden Barack Obama berniat mengawali era energi terbarukan di AS dengan membatasi emisi untuk industri energi. Kini Partai Republik meracik strategi buat menjegal regulasi tersebut.

https://p.dw.com/p/1G9Ov
Barack Obama Rede zur Lage der Nation 2015
Foto: Reuters/J. Ernst

Awal 2014 lalu sekelompok orang berpakaian necis berkumpul di Kamar Dagang AS, Washington D.C. Di sebuah ruang dengan jendela yang berhadapan dengan gedung putih, sekitar 30 advokat, pelobi dan politisi Partai Republik bersumpah akan menjegal setiap regulasi iklim yang dirumuskan pemerintahan Obama.

Dan kini saat itu telah tiba.

Amerika Serikat ingin serius menata jejak karbonnya. Senin (3/8) Presiden Barack Obama menelurkan regulasi iklim yang memaksa sektor energi menurunkan emisi karbon sebesar 32 persen dari level 2005 pada tahun 2030.

"Kita adalah generasi pertama yang merasakan dampak perubahan iklim dan kita adalah generasi terakhir yang bisa berbuat sesuatu," ujar Obama di Gedung Putih. Rencana pemerintah AS disambut oleh organisasi lingkungan, termasuk World Wildlife Fund (WWF) dan PBB.

Serangan Balik dari Kubu Konservatif

Saat ini produksi listrik menyumbang sepertiga dari emisi CO2 Amerika Serikat dan, repotnya, juga menjadi sumber rezeki buat jutaan orang. Maka tidak heran jika badai kritik berhembus ke arah Gedung Putih.

Asosiasi Tambang AS (NMA) yang mewakili industri batu bara mencibir rencana itu sebagai kebijakan "oportunis" dan meminta implementasinya ditunda. NMA mengatakan regulasi Obama akan membuat harga listrik melonjak. Senator Republik John McCain meyakini Undang-undang Iklim akan "melukai ekonomi dan konsumen."

Rencana yang lebih rinci sedang diracik oleh Jaksa Agung di negara bagian West Virginia, Patrick Morrisey. Kader Republik itu mengaku telah mengumpulkan 15 jaksa agung lain untuk menggugat rencana Gedung Putih.

"Koalisi kami akan mencakup banyak negara bagian, konsumen, buruh tambang, operator batu bara dan pelaku bisnis yang bersatu buat melawan kebijakan yang radikal dan ilegal ini," ujarnya.

Kompromi Luar Negeri

Rancangan regulasi iklim untuk sektor energi AS lebih merupakan hasil kompromi dengan dunia internasional ketimbang manuver politik dalam negeri. Betapapun juga AS termasuk pendosa iklim terbesar di dunia. "Jika kita tidak melakukannya, tidak seorangpun akan mau," ujar Obama.

"Alasan satu-satunya bahwa Cina ikut serta adalah karena mereka melihat kita akan melakukannya juga," tukasnya lagi. "Jika dunia menghadapi tantangan terbesarnya, Amerika memimpin jalan ke depan."

Rencana Obama akan banyak bergantung pada masing-masing negara bagian. Dalam hal ini pemerintah federal cuma mampu membuat stimulus agar negara bagian mau memenuhi tenggat pengurangan emisi hingga 2022.

rzn/vlz (dpa,ap)