1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Oposisi Suriah Teruskan Demonstrasi

21 April 2011

Walaupun UU darurat tidak berlaku lagi di Suriah mulai Selasa (19/04), oposisi terus lancarkan demonstrasi di berbagai kota.

https://p.dw.com/p/111a7
In this citizen journalism image made on a mobile phone and acquired by the AP, Syrian anti-government protesters, some of them wearing their death shroud, march during a demonstration in Banias, Syria, Sunday, April 17, 2011. Gunmen opened fire during a funeral for a slain anti-government protester Sunday, killing at least three people on a day when tens of thousands of people took to the streets nationwide as part of an uprising against the country's authoritarian regime, witnesses and activists said. (Foto:AP/dapd)
Demonstrasi di Banais (17/04)Foto: dapd

Rejim Suriah tidak dapat berharap bahwa aksi protes segera berakhir setelah status keadaan darurat, yang telah berlangsung sekitar 50 tahun, dihapuskan. Rasa tidak percaya pada oposisi terlalu besar. Para demonstran menuntut lebih banyak dari sekedar langkah yang diumumkan Selasa (19/04) lalu. Seorang pemimpin perlawanan, bekas hakim Haitham Maleh yang berusia 80 tahun menganggap pencabutan status keadaan darurat sebagi omongan yang belum terbukti.

Ia berkata, "Kalau pembunuhan diakhiri, orang mungkin bisa percaya, bahwa ada upaya serius untuk melaksanakan reformasi. Tetapi jika pagi hari pemerintah menjanjikan reformasi, tetapi malam harinya kami mendengar berita tentang rakyat yang mati, itu bukan janji reformasi.“

In this citizen journalism image made on a mobile phone and acquired by the AP, and taken Sunday, April 17, 2011, Arabic writing on a burnt car reads:" pay attention, you are in Banias not in Israel. Down with the regime, the "Shabiha" which is a term used in Syria to describe pro-government thugs" in the port city of Banias, Syria. Thousands of people gathered in the central Syrian city of Homs main square Monday following the funeral of six people who were shot dead a day earlier saying they will hold an open-ended sit-in until President Bashar Assad's regime is brought down, witnesses said. (Foto:AP/dapd)
Bangkai mobil dengan tulisan: "Perhatikan, kamu berada di Banias, bukan Israel. Turun rejim!" (17/04)Foto: dapd

Undang-undang keadaan darurat memungkinkan pemerintah mengadakan penangkapan tanpa memberikan alasan. Hanya beberapa jam setelah status keadaan darurat dicabut, Mahmoud Issa, pengkritik rejim yang terkenal, ditangkap dinas rahasia di rumahnya di Homs, karena memberikan wawancara televisi. Demikian keterangan dari kalangan oposisi.

Tidak Berbeda

Sebagai ganti undang-undang keadaan darurat, yang mengabaikan hak-hak rakyat, sebuah undang-undang anti teror akan diberlakukan. Tujuannya sama, hanya namanya saja yang berbeda, demikian tuduhan oposisi. Menurut undang-undang baru demonstrasi boleh diadakan, tetapi harus meminta ijin terlebih dahulu.

Itu bukan cara yang baik untuk meredakan kemarahan rakyat, demikian dikatakan pakar Timur Tengah Lamis Andoni. Ia menambahkan, demonstran menuntut kebebasan dan akhir penekanan oleh pemerintah. Rakyat menuntut agar dinas rahasia tidak lagi mengganggu hidup mereka.

Tuntut Kebebasan

Aksi protes di Suriah akan terus berlangsung, seperti Selasa malam lalu (19/04) di Banias. Para penentang pemerintah terutama menuntut agar partai-partai lainnya juga diijinkan, bukan hanya Partai Baath yang memerintah. Mereka juga menuntut kebebasan untuk bermusyawarah dan bermufakat, juga pembebasan ribuan tahanan politik yang ditangkap berdasarkan undang-undang keadaan darurat.

BEST QUALITY AVAILABLE - In this citizen journalism image acquired by the AP, women attend an anti-government protest in Daraa, Syria, Friday, April 15, 2011. Tens of thousands of people chanting "Freedom!" held protests in several Syrian cities Friday, demanding far greater reforms than the limited concessions offered by President Bashar Assad over the past four weeks, witnesses said. (AP Photo)
Aksi protes di Daraa (15/04)Foto: AP

Marwan Kabalan, pakar dari Universitas Damaskus mengatakan, "Jurang pemisah antara pemerintah dan oposisi dalam. Banyak yang sudah dijanjikan, tetapi tidak dipenuhi. Oleh sebab itu aksi protes akan terus berlanjut. Rakyat masih menunggu pemerintah mengambil langkah reformasi yang benar.“

Tidak Menyerah

Satu hal tampaknya tidak mungkin, yaitu bahwa rejim Suriah menyerahkan kekuasaan tanpa mengambil tindakan. Sementara oposisi bukan gerakan yang bersatu sepenuhnya dan terorganisir baik. Sebagian besar dari 23 juta rakyat Suriah dilahirkan setelah undang-undang keadaan darurat berlaku. Mereka tidak mengenal negara yang bebas dari represi.

Perasaan takut terhadap perubahan, terhadap masa depan yang tidak jelas, menyebabkan banyak orang Suriah enggan berdemonstrasi. Ketergantungan selama puluhan tahun serta aparat negara dan keamanan yang berkuasa penuh, memberikan dukungan bagi Presiden Bashar al Assad untuk terus mengekang rakyatnya.

Ulrich Leidholdt / Marjory Linardy

Editor: Christa Saloh