1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Oposisi Thailand Rayakan Hasil Pemilu

3 Juli 2011

Kelompok Baju Merah merayakan kegembiraannya, setelah Partai bekas PM Thaksin Sinawatra unggul dalam pemilu Thailand. Adik perempuan Thaksin, Yingluck Shinawatra bakal menjadi PM Thailand yang baru.

https://p.dw.com/p/11oEx
Yingluck ShinawatraFoto: AP

Partai yang didirikan Thaksin Shinawatra – Puea Thai - meraup suara mayoritas dalam pemilu Thailand. Pemilu kali ini merupakan ujian besar bagi pemerintahan Thailand sejak aksi ujuk rasa besar yang dilakukan oleh para pendukung Thaksin Shinawatra tahun lalu di Bangkok dan menimbulkan kekacauan politik.

Dengan kemenangan itu, saudara perempuan Thaksin, Yingluck Shinawatra, yang merupakan kandidat Partai Puea Thai, akan menjadi PM perempuan pertama di Thailand. Ia mengatakan, Thaksin telah memberikan ucapan selamat padanya lewat telefon, dan mengingatkan bahwa tugas berat akan dihadapinya ke depan.

Tak lupa, pebisnis perempuan berusia 44 tahun itu mengucapkan rasa terimakasihnya kepada masyarakat yang telah memberikan suara dalam pemilu.

Wahlen in Thailand
Yingluck ShinawatraFoto: AP

Di tengah kecemasan timbulnya aksi protes besar-besaran dari kubu rivalnya, lewat media PBS, Thaksin menyerukan agar semua pihak menghormati hasil penghitungan suara. Dari tempat pengasingan, ia pun mengungkapkan keiinginannya: "Saya ingin kembali ke Thailand. Tapi menunggu saat yang tepat.”

Sementara PM Thailand, Abhisit Vejajiva telah mengakui kekalahannya dengan memberikan ucapan selamat kepada Partai Puea Thai untuk membentuk pemerintahan baru. Meskipun sebelumnya , dalam kampanye, pemimpin Partai Demokrat Thailand itu memperingatkan pendukung Thaksin: “Apa mereka ingin maju bersama Demokrat, dengan kebijakan yang membantu memecahkan masalah rakyat, yang peduli atas tingginya harga maupun obat—obatan, atau mau bersama Partai Puea Thak yang hanya melayani satu orang.“

Namun, meski telah digulingkan dari pemerintahan pada tahun 2006, dan kini tinggal di pengasingan di Dubai, untuk menghindari hukuman penjara atas kasus korupsi, Thaksin masih mendominasi pemilu. Ia dikagumi oleh pendukungnya yang kebanyakan merupakan pemilih dari kaum pedesaan, karena kebijakan politiknya yang populis, seperti sistem pelayanan kesehatan yana murah dan skema mikro kredit. Di lain pihak, penguasa Thailand yang sekarang, memandangnya sebagai koruptor, otoriter, dan ancaman bagi monarki.

Puea Partei Thailand
Partai Puea ThaiFoto: picture alliance/dpa

Selama pemungutan suara berlangsung, antrian panjang tampak di tempat-tempat pemungutan suara, dan warga yang memilki hak suara mengikuti jalannya pemilu dengan tenang. Lebih dari 170 ribu polisi disiagakan di sekitar TPS-TPS.

Pengamat politik sebelumnya menganalisa hasil pemilu yang tipis dapat menyulut aksi protes baru dan kemungkinan kudeta. Namun kemenangan yang diraup oposisi akan menyulitkan para elit jendral mempertahankan kekuasaan.

Partai Puea Thai telah mengajukan pengampunan bagi politisi yang dihukum. Berbagai kalangan memandang langkah ini ditujukan untuk membawa pulang Thaksin, yang menghadapi tuduhan kasus terorisme terkait aksi protes antara April hingga Mei 2010. Di lain pihak, juga banyak kalangan yang meragukan bahwa elit politik di pemerintahan, militer dan lingkaran istana akan membiarkan pemilik klub bola Manchaster United itu pulang sebagai orang yang bebas dari jerat hukum.

Ayu Purwaningsih (afp/dpa)

Editor : Andriani Nangoy