1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Organisasi Teroris di Balik Insiden Tiananmen

1 November 2013

Pejabat Cina secara resmi menyebut gerakan Islam sebagai ”pendukung di balik layar” serangan maut di Lapangan Tiananmen.Untuk pertama kalinya Beijing menuduh adanya rantai terorganisir dalam insiden itu.

https://p.dw.com/p/1AA5m
Foto: Fotolia/Oleg Zabielin

“Pendukung di belakang layarnya adalah kelompok teroris East Turkestan Islamic Movement (ETIM) yang berbasis di Asia Barat dan Tengah,” kata Meng Jianzhu, salah satu pejabat penting dalam urusan keamanan di Cina, ketika ditanya mengenai insiden itu saat berkunjung ke Tashkent, Uzbekistan.

Insiden mobil yang menabrak kerumunan orang dan lalu terbakar pada awal pekan ini menewaskan dua turis, dan melukai puluhan lainnya saat mereka sedang berada di lokasi terkenal yang menjadi jantung dan simbol negara Cina. Tiga orang di dalam mobil – seorang lelaki, istri dan ibunya – semua tewas dalam peristiwa itu.

Polisi Cina mengatakan kendaraan itu berplat nomor Xinjiang, wilayah barat jauh, di mana etnis minoritas Uighur yang sebagian besar adalah Muslim terkonsentrasi. Nama tiga orang yang tewas di dalam mobil, serta lima orang tersangka lain yang ditangkap, terdengar seperti nama Uighur.

Organisasi teroris

ETIM dikenal sebagai kelompok separatis militan Islam yang menginginkan Xinjiang melepaskan diri dari Beijing.

Juru bicara kementrian luar negeri Hua Chunying, hari Jumat (01/11/13) menyebut kelompok itu sebagai ”ancaman keamanan yang paling langsung dan nyata di Cina.”

Organisasi itu bersama kelompok lainnya ”sudah lama terlibat di wilayah tengah, timur dan barat Asia, dan telah berkolusi dengan organisasi teroris internasional lainnya,” kata dia kepada para wartawan, tanpa merinci atau mengkonfirmasi keterkaitan ETIM atas serangan tersebut.

Baik Amerika Serikat maupun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada tahun 2002 mengkategorikan ETIM sebagai organisasi teroris, pada masa AS meningkatkan kerjasama dengan Cina dalam perang melawan terorisme pasca serangan 11 September.

Tapi informasi mengenai kekuatan ETIM dan kaitannya dengan terorisme global masih belum jelas. Sejumlah ahli mengatakan Cina melebih-lebihkan ancaman sebagai pembenaran untuk melakukan tindakan yang lebih represif di Xinjiang, yang secara sporadis mengalami bentrokan etnis dan sentimen anti pemerintah.

China Frau mit Kopftuch in Xinjiang vor Mauer mit Schriftzeichen
Pemerintah Cina melakukan represi di XinjiangFoto: AP

Ancaman yang dibesar-besarkan

ETIM bisa jadi punya hubungan dengan kelompok-kelompok di Pakistan dan negara-negara Asia Tengah tapi masih belum jelas seberapa dekat mereka, kata Michael Clarke, seorang profesor di Universitas Griffith di Sydney yang menulis buku soal kebijakan Beijing di Xinjiang.

“Bukan berarti Cina tidak boleh cemas mengenai hal itu, tapi isu intinya adalah bahwa kaitan (antara ETIM dengan kelompok di Pakistan dll.) telah dibesar-besarkan oleh pemerintah Cina,” kata dia sambil menambahkan bahwa dirinya skeptis dengan tuduhan Beijing tersebut.

Media milik pemerintah Cina secara berkala melaporkan kekerasan di Xinjiang yang sering digambarkan oleh Beijing sebagai ”serangan teroris.”

Tapi berbagai kelompok Uighur menolak tuduhan teroris dan separatis dipakai sebagai alasan untuk melakukan penindasan.

Alim Seytoff, juru bicara World Uyghur Congress yang berbasis di luar Cina mengatakan bahwa orang Uighur diawasi dengan ketat di Xinjiang dan dia tidak percaya ada sebuah gerakan perlawanan terorganisir di sana.

ab/cp (afp, rtr, ap)