1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Delapan Biliuner Sekaya Separuh Penduduk Bumi

16 Januari 2017

Kesenjangan sosial di dunia kian melebar, klaim Oxfam. Menurut organisasi tersebut delapan biliuner terkaya saat ini memiliki harta 426 miliar Dollar AS, lebih tinggi ketimbang separuh penduduk Bumi.

https://p.dw.com/p/2Vrfi
Slumbewohner Indonesien
Foto: AP

Jurang kesenjangan antara kaum kaya dan miskin di dunia semakin melebar. Menurut organisasi anti globalisasi, Oxfam, delapan orang paling kaya di Bumi memiliki jumlah harta senilai seperti separuh penduduk Bumi.

Total kekayaan milik delapan biliuner tersebut mencapai 426 milyar Dollar AS, sementara 3,6 miliar penduduk dunia yang dikategorikan miskin memiliki harta sebanyak 409 miliar Dollar AS.

"Adalah hal yang keji bahwa kekayaan sebanyak itu dikuasai oleh segelintir orang, ketika 1 dari 10 penduduk Bumi harus hidup dengan pendapatan kurang dari 2 Dollar AS pe hari," kata Winnie Byanyima, Direktur Eksekutif Oxfam International. "Kesenjangan menjebak ratusan juta orang dalam kemiskinan dan mengikis prinsip demokrasi."

Oxfam memilih panggung paling mentereng buat memublikasikan temuan tersebut, yakni Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, yang disambangi kaum kaya dan berkuasa. Organisasi yang bermarkas di Inggris itu mewanti-wanti, jika tidak ditanggapi, kesenjangan akan memicu amarah publik.

Setahun sebelumnya Oxfam merilis laporan serupa yang mencatat 62 kaum kaya menguasai harta sebesar separuh penduduk berpenghasilan terkecil di dunia. Laporan tersebut mengacu pada daftar figur paling kaya di Bumi yang dipublikasikan majalah Forbes. 

Oxfam menuntut sistem perekonomian yang sama sekali baru dan menguntungkan sebanyak mungkin individu. Untuk itu semua negara harus menetapkan batas rendah pajak perusahaan dan penutupan surga pajak, transparansi keuntungan dan kenaikan pajak untuk kaum kaya. "Situasinya saat ini adalah, para biliuner membayar pajak yang seringkali lebih kecil ketimbang sekretarisnya atau bahkan petugas kebersihan," kata Penasehat Politik Oxfam, Max Lowson.

rzn/yf (ap,afp)