1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

220212 Japan Lage

23 Februari 2012

Puluhan ribu orang harus meninggalkan kawasan di sekitar reaktor nuklir Fukushima, menyusul bencana gempa bumi dan tsunami tahun lalu. Kini zona evakuasi kembali berproduksi.

https://p.dw.com/p/147lY
Alat pengukur radiasi emnunjukkan 102.00 microsievert per jam, di reaktor nuklir Daichi FukushimaFoto: REUTERS

Sementara rumah-rumah di Iitate ditinggalkan para penghuninya, mesin-mesin di sebuah pabrik di tengah kawasan ini kembali berderak dan berdengung. Di sini, 240 pekerja Kikuchi memproduksi suku cadang telepon genggam, kamera dan mesin fotokopi.

"Para pekerja berasal dari kota Fukushima, yang kebanyakan dievakuasi. Dulu rumah saya dekat ke pabrik, sekarang saya butuh waktu sekitar 50 menit", kata Hiromi Sato.

Seperti rekan-rekan sekerjanya, wakil pemimpin pabrik itu dulu tinggal di Iitate, seklitar 50 kilometer barat laut reaktor nuklir Fukushima 1 yang rusak berat akibat gempa. Pertengahan April pemerintah menginstruksikan warga untuk meninggalkan rumah mereka karena pancaran radio aktif. Kikuchi mendapat ijin untuk tetap berproduksi di Iitate dengan persyaratan ketat.

Sato mengakui, "Ada rasa tidak aman, tetapi dengan begini pekerjaan tetap kami terjamin. Dan hal ini sangat penting di saat sekarang. Soal kesehatan, kami sudah mengambil sejumlah tindakan. Anda bisa lihat di pintu masuk ada alat penyemprot udara bertekanan tinggi. Saya pikir dengan cara ini kami dapat sedikit menghapus rasa kuatir."

Tutup rapat

Pancaran radio aktif di dalam pabrik hanya berjumlah 0,3 Microsievert per jam, setara dengan separuh nilai di utara Tokio. Bangsal-bangsal ditutup rapat-rapat dan pendingin udara khusus mengatur agar tak ada partikel radio aktif yang masuk.

Sementara di luar, "Dalam proyek dekontaminasi yang dilakukan pemerintah, Desember dan Januari, aspal di sekitar pabrik dibongkar lalu dibuat yang baru. Tanah juga digali sampai 5 centimeter. Sebelumnya udara di luar mengandung radio aktif 2 sampai 3 Microsievert per jam, sekarang tinggal 0,7", kata Sato.

Meski begitu, setiap pekerja membawa alat pengukur radiasi yang mencatat muatan radio aktif selama 24 jam. Jika nilainya mendekati 20 Millisievert per tahun, pegawai terkait dipindahkan ke pabrik di Nihonmatsu. Sejauh ini sudah terjadi pada lima orang. Pada 11 Maret mendatang, angka pada alat pengukur dikembalikan ke nol, dan penghitungan dimulai lagi, sampai 11 Maret tahun berikutnya. Tetapi ini berarti, ambang batas 20 Millisievert bisa dilampaui setelah beberapa tahun .

Aman di dalam

Pemerintah Jepang tak menetapkan syarat nilai ambang batas radio aktif bagi produk yang dihasilkan pabrik Kikuchi. Namun pihak perusahaan menyepakatinya dengan pelanggan.

"Terkait beban radio aktif, masalahnya bukan pada produk. Tetapi alas dimana produk diletakkan untuk disimpan, itu yang masalah. Selama ini kami menggunakan alas kayu, yang ternyata sangat baik menyimpan partikel radio aktif. Karena itu kami kini menggunakan alas plastik."

Hiromi Sato, wakil pemimpin pabrik di Iitate, meyakini tak ada alasan untuk menguatirkan pencemaran radio aktif, di dalam bangunan pabrik yang terbuat dari beton. Namun tidak dianjurkan untuk berjalan-jalan di luar.

Peter Kujath/ Renata Permadi

Editor: Hendra Pasuhuk