1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pabrik Opel di Belgia Ditutup

22 Januari 2010

Krisis perusahaan otomotif Opel mencapai puncaknya. Musim panas tahun ini, pabriknya yang terletak di Antwerpen, Belgia akan ditutup.

https://p.dw.com/p/LdfM
CEO General Motors Eropa, perusahaan induk dari perusahaan otomotif Opel, Nick ReillyFoto: AP

Kamis (21/01), 2600 pegawai pabrik Opel di Antwerpen, Belgia, menerima kabar paling buruk. Dari hasil rapat luar biasa pimpinan perusahaan, mereka akhirnya mengetahui bahwa akhir Juni mendatang, pabrik tempat mereka mengais nafkah akan ditutup.

Ketakutan sekian lama yang menggelayut, akhirnya menjadi kenyataan. Seorang pekerja Opel berujar: "Mereka memutuskan itu tanpa menanyai kami. Warga memiliki hak berbicara. Baik dari pihak pemerintah, maupun serikat pekerja. Kami menginginkan jaminan. Setiap orang sudah memperkirakan penutupan ini, namun tak seorangpun menyampaikan secara jelas.“

Sekjen Serikat Buruh CSC Metall Walter Cnop menyebutkan penutupan pabrik tersebut merupakan bencana besar bagi para pekerja Belgia, "Ini tindak kriminal, menutup pabrik yang kerjanya bagus. 2600 pekerja dan keluarganya yang terkena dampaknya akan terlantar.“

Serikat kerja mengkhawatirkan, penutupan ini merupakan keputusan politik, bukan karena alasan ekonomi. Namun pimpinan perusahaan Nick Reilly berpendapat lain. Ia menegaskan, bahwa penutupan ini dilakukan karena desakan ekonomi, "Penutupan pabrik di Antwerpen merupakan bagian dari langkah logis perusahaan mewujudkan rencana keseluruhan dalam membenahi perusahaan.“

Keputusan perusahaan induk otomotif Opel, yaitu General Motors, untuk menutup pabrik Opel di Antwerpen, bukan suatu hal yang mengejutkan. Sudah sekian lama diketahui, bahwa GM ingin menutup pabrik tersebut.

Sehari sebelum pengumuman itu disampaikan, para pekerja memblokir pintu masuk pabrik. Mobil yang selesai diproduksi tidak dibiarkan keluar pabrik. Rudi Kennes dari Serikat Buruh Sosialis ABVV mengungkapkan, blokir akan terus dilakukan dan perjuangan tetap berlanjut. "Apa yang harus kami lakukan adalah membangun solidaritas dan meneguhkan strategi dan kemudian kita lihat nanti lebih lanjut. Sementara waktu kami akan memblokir tempat parkir dan semua mobil yang sudah selesai diproduksi tetap tidak boleh keluar.“

Kekecewaan yang dirasakan oleh para pekerja Opel di Belgia ini amat besar. Namun hal yang sama dapat juga segera terjadi di lain tempat, terutama di Jerman. Dalam tahun berjalan ini, lebih 8000 dari 50 ribu pekerja Opel di Eropa akan dirumahkan. Pimpinan Opel menyampaikan bahwa pada tahun 2010, pasar otomotif di Eropa Barat menciut sekitar 1,5 juta mobil, dibanding tahun sebelumnya. Empat juta produk mobil lebih sedikit, dibanding tiga tahun silam.

Reilly mengungkapkan, menanggapi situasi itu, Opel harus mengurangi kapasitasnya hingga 20 persen. Dan dengan memandang hal itu semakin jelas yang terjadi di Antwerpen, "Bilamana pasar otomotif kembali membaik di masa mendatang, kami memiliki fleksibilitas yang cukup, untuk mengisinya dari pabrik lain di Eropa.“

Jadi amat jelas: Sudah tak ada lagi harapan bagi pabrik Opel di Belgia.

Susanne Henn/Ayu Purwaningsih

Editor: Agus Setiawan