1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pakar Fisika Nuklir Iran Tiba di Teheran

15 Juli 2010

Shahram Amiri yang setahun lalu diduga diculik dinas rahasia AS-CIA, mendarat di Teheran Kamis (15/07) pagi waktu setempat. Ia disambut istrinya dan Wakil Menteri Luar Negeri Hassan Ghasgawi.

https://p.dw.com/p/OJiJ
Orang yang memperkenalkan dirinya sebagai Sharam Amiri muncul dalam video yang dipublikasikan di youtube meanpilkan orang yang diduga Sharam AmiriFoto: AP

Sepulangnya kembali di Iran, Amiri kembali menegaskan, ia hanya seorang peneliti nuklir biasa, dan tidak memiliki kaitan dengan instalasi pemerkaya uranium Natans dan Fordo. Pemerintah Amerika Serikat dituduh hendak menyalahgunakan dirinya sebagai instrumen penekan terhadap pemerintah Iran. Amiri juga mengatakan, selama berada di AS ia diinterogasi oleh para petugas dinsa rahasia Israel. Di bulan-bulan pertama masa penahanannya, ia mengalami siksaan mental dan psikis amat berat. Disebutkannya, dinas rahasia AS memaksanya mengakui, bahwa ia datang ke AS atas keinginan sendiri.

Sementara pemerintah AS tetap membantah tuduhan Amiri dan pemerintah Iran, bahwa mereka menculik Amiri. Washington menyebutkan, pakar fisika nuklir itu secara sukarela pindah ke AS. Bahkan seorang mantan inspektur atom AS, David Albright, mengatakan, bahwa Amiri memberikan keterangan berharga mengenai program atom Iran. “Ia diundang ke sini, dan memberikan informasi penting menyangkut program atom Iran dan proses pembuatan senjata nuklirnya.“

Namun Amiri membantah keterangan tersebut. Ia justru mengatakan, ditawari uang senilai 50 juta Dollar oleh dinas rahasia AS jika mau tetap bermukim di negara itu. Tapi ia menyatakan menolak. Pakar fisika nuklir Iran berusia 32 tahun itu meninggalkan AS hari Rabu (14/07), setelah Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menyatakan, ia datang atas kemauan sendiri, dan juga bebas meninggalkan negara itu.

Sebelumnya, hari Senin (12/07), secara mengejutkan pejabat pemerintah AS menyerahkan Amiri kepada kedutaan Pakistan di Washington yang bertindak sebagai kantor penghubung, mengingat AS dan Iran tidak memiliki hubungan diplomatik resmi. Amiri terbang lewat Qatar menuju Teheran. Dalam konferensi pers singkat di Teheran, Shahram Amiri juga membantah berita dari harian AS The Washington Post, bahwa CIA memberinya uang sebesar 5 juta Dollar untuk melakukan kegiatan memata-matai program nuklir Iran. Ia juga menyatakan sangat kaget mendengar keterangan Menlu AS Clinton bahwa ia datang secara sukarela ke AS.

Amiri kembali mengulangi keterangannya, bahwa ia diculik oleh dinas rahasia AS dan Arab Saudi ketika melakukan ibadah haji di Mekah 14 bulan yang lalu. Sementara AS tetap menuduh Amiri membelot sebagai mata-mata CIA, karena mengkhawatirkan keluarganya akan mendapat represi dari penguasa di Teheran. Pemerintah di Washington juga terus menuduh Iran secara diam-diam berusaha membuat senjata atom, dengan bersembunyi di balik program nuklir untuk tujuan damai.

Agus Setiawan/afp/dpa/rtr/ap

Editor: Asril Ridwan