1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pakistan Butuhkan Bantuan Lebih Besar

10 September 2010

Meskipun musim hujan akan segera berakhir, akan tetapi gelombang banjir sepanjang Indus di Pakisitan masih terus mendatangkan kerusakan. Minggu depan kembali PBB akan menyerukan kucuran bantuan.

https://p.dw.com/p/P8vr
Lahan pertanian di Provinsi Punjab yang terendam airFoto: AP

Lebih dari enam minggu setelah bencana banjir melanda, krisis yang terjadi di Pakistan masih belum tampak akan berakhir. Gelombang pengungsi dari provinsi Sindh di selatan Pakistan masih terus mengalir. Situasi sama sekali diluar kendali, diakui Ahmad Kamal, juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Nasional NDMA.

Juga seorang pakar seperti Kamal, belum bisa menentukan secara pasti tingkat kerusakan yang terjadi. Misalnya saja, jumlah korban selamat yang belum menerima bantuan sama sekali. "Saya pikir jumlahnya sebanyak 30 sampai 35 persen, atau bahkan 40 persen. Terutama yang tinggal di sepanjang jalan dan jalur kereta api antara Charsadda di utara dan Jacobabad di selatan, mereka harus berusaha bertahan sendiri,“ dikatkan Ahmad Kamal.

Ahmad Kamal Pakistan
Ahmad KamalFoto: DW

Berbagai ancaman menyusul bencana banjir ini masih terus mengintai. Kepala delegasi Palang Merah Internasional di Pakistan, Pascal Cuttar, berpendapat bahwa tidak tertutup kemungkinan akan terjadinya epidemi. "Terus terang kami terkejut bahwa sampai sekarang belum terjadi wabah penyakit terkait dengan air. Wabah diare tidak terjadi seperti yang kami khawatirkan. Kami masih berusaha mencari tahu kenapa dan kami pun tidak menutup kemungkinan bahwa ancaman ini masih akan datang. Wabah tidak meletus, kemungkinan karena masyarakat sudah terbiasa meminum air terpolusi. Di pihak lain, mungkin karena sampai saat ini air selalu mengalir. Dan melihat banyaknya genangan air serta suhu yang panas, kami mencemaskan akan terjadinya wabah malaria.“

Sementara itu, para ahli memperingatkan akan terjadinya kekurangan pangan, terutama jika gandum tidak dapat ditanam dalam beberapa minggu ke depan. Jika ini terjadi, ditakutkan timbul kerusuhan sosial. Demikian dikatakan pejabat tinggi PBB urusan bantuan kemanusiaan, Valerie Amos, Kamis (09/09). "Dalam konteks lain, situasi yang terjadi sekarang juga sudah merupakan satu krisis. Akan tetapi setelah tujuh minggu banjir, penderitaan besar yang dialami warga tidak lagi menjadi berita. Hal ini harus kita ubah.“

Minggu depan, PBB berencana untuk kembali melakukan seruan upaya bantuan bagi Pakistan. Diharapkan bantuan yang terkumpul dapat mencukupi biaya bantuan darurat sampai pembangunan kembali. Dan ini dipastikan jumlahnya lebih besar daripada tuntutan tahap pertama yang berjumlah 360 juta Euro. Dari jumlah ini pun baru mengalir duapertiganya saja.

Dan Amos juga mengetahui, akan sulit untuk lebih memobilisasi donor. Tapi bagaimanapun, Valerie Amos akan berusaha mengetuk hati masyarakat internasional untuk turun tangan. "Sebagai bagian dari masyarakat internasional, kita mengalami bencana yang terus bertambah besar. Apakah kita hanya dapat bertindak seperti kita telah bertindak di masa lalu? Saya pikir tidak. Oleh karena itu, kita harus menemukan cara penanganan baru, metode baru pembiayaan. Saya akan membicarakan hal ini minggu depan. Karena saya tidak menginginkan, bahwa kita kembali akan menghadapi situasi yang sama lagi, di mana PBB, LSM atau yang lain terperangkap dalam situasi yang sulit."

Thomas Bärthlein/Yuniman Farid

Editor: Ayu Purwaningsih