1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

200511 China Pakistan

23 Mei 2011

Dalam kunjungan PM Pakistan Yousuf Raza Gilani ke Cina, berbagai kesepakatan baru tercapai. Cina akan kirim 50 jet tempur JF-17 lebih cepat ke Pakistan. India khawatir akan hubungan pertahanan kedua negara ini.

https://p.dw.com/p/11LpD
Gambar simbol hubungan Pakistan dan CinaFoto: AP

Pakistan ingin agar Cina membangun pangkalan angkatan laut di pelabuhan provinsi Baluchistan. Menteri Pertahanan Pakistan Ahmad Mukhtar yang mendampingi Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani dalam kunjungan baru-baru ini ke Cina mengatakan, permohonan tersebut diajukan saat Pakistan berterima kasih kepada pemerintah Beijing karena telah membangun pelabuhan Gwader di Laut Arab. Pelabuhan tersebut didanai 75 persen oleh Cina.

Mukhtar menambahkan, dalam kunjungan tersebut Cina juga setuju untuk mempercepat pengiriman 50 jet tempur JF-17 yang masing-masing bernilai 25 juta Dolar. Menteri pertahanan Pakistan ini juga mengatakan, bahwa Cina adalah teman dalam setiap kondisi bagi Pakistan dan sekutu terdekat negara itu.

Namun, hubungan dalam bidang pertahanan antara Cina dan Pakistan dikhawatirkan oleh India. Menteri Pertahanan India A.K. Anthony menganggapnya sebagai masalah serius dan jawaban atas kesepakatan tersebut adalah memperkuat kemampuan negaranya sendiri.

Hubungan erat antara Cina dan Pakistan semakin nyata sejak operasi militer yang menemukan dan menewaskan Osama bin Laden di Pakistan. Amerika Serikat menuduh Pakistan tidak melakukan cukup usaha dalam memerangi terorisme. Cina lah yang membela Pakistan dan memberikan dukungan.

Tahun ini Cina dan Pakistan merayakan 60 tahun hubungan diplomatik. Pertanyaannya adalah apakah hubungan kedua negara yang dirayakan secara terbuka ini benar-benar sepositif yang ditampilkan para pemimpinnya. Bisa dibayangkan, Pakistan ingin lebih bergantung di bidang keuangan kepada Cina dibandingkan Amerika Serikat.

Tetapi menurut Stephen Cohen, pakar Asia Selatan di lembaga Brooking, Cina tidak bisa menggantikan Amerika Serikat. "Cina telah selalu menggunakan Pakistan sebagai akses masuk ke Timur Tengah dan ini penting bagi Cina. Tetapi dalam masalah pembangunan ekonomi atau promosi demokrasi atau normalisasi politik Pakistan, Cina sama sekali tidak mengurusnya. Dan Pakistan menghargainya. Mereka letih kerap digurui oleh Amerika."

Imtiaz Gul, jurnalis Pakistan yang berada di Islamabad, setuju dengan pandangan Cohen. Menurutnya, hubungan Pakistan-Cina akan berbeda dengan hubungan Pakistan-Amerika Serikat. "Pakistan selalu bersikap ramah terhadap Cina. Dan di banyak situasi sulit, Cina tetap menjadi satu-satunya kontak bagi Pakistan. Sementara itu banyak janji Amerika Serikat yang tidak ditepati. Dan menurut saya, serangkaian tuduhan Amerika Serikat, Pentagon dan CIA juga menambah sentimen anti Amerika di Pakistan."

Para pakar kebijakan urusan luar negeri Pakistan berpendapat langkah terbaik bagi negaranya adalah menyeimbangkan hubungan kerjasama. Baik dengan Amerika Serikat maupun Cina. Sementara Stephen Cohen, pakar dari lembaga Brooking, yakin, Cina khawatir akan kehancuran di Pakistan. Kondisi yang tidak stabil bisa menyebabkan konfrontasi nuklir di wilayah itu. Ini mengapa usaha untuk mewujudkan stabilitas sangat penting. Cohen menegaskan, dalam hal ini Cina, Amerika Serikat dan India memiliki pendapat yang sama.

Sarah Berning / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Hendra Pasuhuk