1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pakistan Kembali Dilanda Serangan

15 Oktober 2009

Kamis pagi (15/10) di Lahore, tiga gedung milik kepolisian diserbu pada saat yang hampir bersamaan. Sebelumnya di kawasan barat laut Pakistan, sebuah bom mobil meledak di pos kepolisian distrik Kohat.

https://p.dw.com/p/K6hy
Usai serangan terhadap 3 gedung kepolisian di kota Lahore, PakistanFoto: AP

Sedikitnya empat jam lamanya tembak menembak yang berlangsung hari Kamis (15/10) antar pihak kepolisian dan kelompok penyerang di akademi kepolisian Bedian di Lahore. Saksi mata menyebutkan, di antara ke sepuluh orang penyerang terdapat tiga orang perempuan.

Menjelang tengah hari, komandan militer Mayor General Shafqat Ahmad menyatakan bahwa situasi di lokasi pelatihan itu sudah terkontrol. Ia menyebutkan, telah melihat lima jenazah yang diduga teroris. Beberapa di antaranya tewas dalam bentrokan senjata. Sedangkan yang lain adalah pelaku bom bunuh diri. Demikian dilaporkan kantor berita AFP.

Sementara itu helikopter pasukan keamanan terus mengawasi perkembangan situasi di Lahore, ibukota provinsi Punjab. Selain akademi kepolisian Bedian, juga pusat pelatihan kepolisian Manawan dan Biro Investigasi Federal (FIA) menjadi target serangan yang terkoordinasi itu. Dua orang kadet polisi tewas di pusat pelatihan Manawan. Sejumlah saksi menyatakan anggota milisi itu mengenakan pakaian loreng. Mereka menembak ke berbagai arah sambil melemparkan granat, ketika menyerbu kedua pusat pelatihan kepolisian itu.

Sebelumnya, pukul 9 pagi di Kohat, di kawasan barat laut Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan, bom mobil meledak ketika pengemudinya menabrak pos kepolisian Kohat Saddar. Ledakan sekitar 100 kg bahan peledak itu menewaskan lebih dari sebelas orang, diantaranya delapan warga sipil dan tiga orang polisi. Sekitar 20 orang lainnya menjadi korban dan dilarikan ke rumah sakit. Tak lama kemudian, sembilan diantaranya boleh pulang setelah mendapatkan pertolongan pertama.

Rangkaian serangan yang menewaskan lebih dari 24 orang tewas hari Kamis (15/10) ini, terjadi menjelang ofensif militer baru yang dilancarkan Pakistan terhadap kelompok Taliban yang bercokol di propinsi Waziristan Selatan, dekat Afghanistan.

Pejabat keamanan Fata Tariq Hayat Khan hari Kamis (15/10) menyatakan adanya laporan mengenai lebih dari 1000 orang teroris asing Waziristan Utara. Sementara itu, sebuah kelompok militan bernama Tehreek-e-Taliban mengaku bertanggung jawab atas rangkaian serangan ini.

Kekerasan yang hanya terpisah beberapa hari dengan serbuan terhadap markas militer di Rawalpindi, menegaskan ancaman kelompok-kelompok militan terhadap kawasan Punjab, yang secara tradisional dianggap sebagai pusat politik dan ekonomi Pakistan. Di televisi Geo Pakistan, Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik menguatirkan fokus serangan yang meluas dari perbatasan dengan Afghanistan ke wilayah Punjab yang berbatasan dengan India.

Dalam pekan ini saja di Pakistan sudah lebih dari 100 orang tewas akibat bom bunuh diri, serangan udara militer Pakistan yang menghantam sarang-sarang Taliban, maupun bentrokan senjata pihak-pihak yang berkonflik. Ribuan warga sipil telah melarikan diri dari kawasan konflik mencari tempat berlindung yang aman. Pakistan yang memiliki persenjataan nuklir juga menghadapi tekanan besar dari Amerika Serikat untuk meredam militansi kelompok-kelompok Islam radikal di wilayahnya.

EK/HP/dpa/rtr/afp/ap