1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Panglima ISAF Minta Maaf Soal Pembakaran Qur'an

21 Februari 2012

13 orang luka ringan, setelah aksi protes warga berubah rusuh dan bom-bom Molotov dilemparkan ke arah kamp militer AS di Bagram.

https://p.dw.com/p/147JB

"Kepada rakyat Afghanistan yang terhormat. Salām aleikum", begitu Komandan pasukan ISAF, Jendral John Allen, mengawali pesan videonya. "Saya telah memerintahkan penyelidikan, terkait laporan yang saya terima semalam bahwa petugas ISAF di markas militer Bagram telah menyisihkan sejumlah besar materi keagamaan Islam secara tidak pantas, termasuk Qur'an.“

US-General John Allen 2011
Komandan ISAF, Jend. John AllenFoto: picture-alliance/dpa

Komandan ISAF itu berusaha menenangkan perasaan masyarakat Afghanistan yang tersinggung, "Saya pastikan, dan saya yakini bahwa ini tidak dilakukan secara sengaja“. Tanpa mengomentari peristiwa di pelataran penjara militer Bagram, Jenderal Allen dengan rendah hati mengimbau agar permintaan maafnya diterima.

Sementara, jurubicara pemerintahan provinsi Roshana Khalid mengkonfirmasi, adanya beberapa Qur'an yang terbakar. "Seorang karyawan Afghanistan di kamp militer Bagram telah membawa keluar beberapa Qur'an yang setengah terbakar pagi tadi. Itulah yang menyulut protes dan kemarahan masyarakat."

Qur'an Dibakar, Tanpa Berpikir Panjang

Informasi awal mengindikasikan, tentara-tentara itu tidak bermaksud melukai hati warga Afghanistan. Tampaknya, mereka justru kurang awas. Karena sebelum ini, pencemaran Quran pernah juga memicu protes keras di Afghanistan, yang berlangsung selama beberapa hari. Yakni, ketika seorang pastor garis keras di Florida membakar Al Qur'an.

Diberitakan, kala ini berlangsung pembersihan perpustakaan penjara dan buku-buku tua disingkirkan. Sejumlah buku, termasuk beberapa Qur'an tampaknya digunakan sebagai alat komunikasi oleh tahanan, dan ditulisi pesan-pesan yang bersifat ekstrimis.

Tanpa berpikir panjang, para petugas mulai membakar semua buku tua itu, hingga seorang petugas Afghanistan melihat bahwa diantaranya terdapat beberapa Qur'an dan buku-buku keagamaan lainnya.

Bagaimana persisnya proses itu berlangsung masih diselidiki, yang pasti kericuhan pun terjadi. Setelah tersebarnya berita pembakaran Qur'an itu, sekitar tiga ribuan orang berprotes di depan kamp di Bagram. Dengan kemarahan meluap, mereka serukan, "Bunuh orang Amerika“.

Serangkaian Skandal Merugikan

Menyadari bahwa meluasnya protes merupakan ancaman bagi pasukan dan semua warga asing di Afghanistan, Komandan ISAF John Allen segera meminta maaf, tak hanya kepada Presiden dan pemerintah Afghanistan, melainkan secara khusus kepada rakyat.

Peristiwa ini menyusul skandal terakhir, ketika 6 minggu lalu tersebar video yang menunjukkan tentara AS mengencingi jenazah warga. Seperti waktu itu, selain Komandan ISAF, juga Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta meminta maaf atas tindakan anggota pasukan.

Meski begitu, jelas sekali bahwa semakin sulit bagi AS untuk memenangkan hati dan pikiran warga Afghanistan. Presiden Hamid Karzai dan Taliban mengecam pembakaran Al Qur'an ini serta menyebutnya pelecehan agama.

Kai Küstner / Edith Koesoemawiria /afp/dpa/rtr
Editor: Christa Saloh