1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

020909 EU Finanzminister

3 September 2009

Uni Eropa ingin hentikan paket bantuan stimulasi ekonomi secara serentak, Inggris menolak.

https://p.dw.com/p/JO2Y
Foto: DW/Bilderbox.de

Belakangan ini kata bonus kerap digunakan secara negatif. Pasalnya uang bonus yang diberikan kepada manajer-manajer perbankan merupakan salah satu penyebab krisis ekonomi global. Inilah yang mendorong para bankir mengambil risiko terlampau besar dalam berbisnis.

Di samping itu, banyak warga kesal mendengar kata bonus, karena biasanya jajaran pimpinan perusahaan menerima bonus bernilai jutaan Euro, meskipun banknya menerima bantuan dana dari pemerintah agar tidak bangkrut. Karenanya tak aneh, bila sebagian pemerintahan di Eropa tak ingin hal ini berlanjut.

Menteri Keuangan Swedia, Anders Borg menggunakan kata-kata keras, “Kita harus menghentikan kegilaan urusan bonus ini. Para bankir kerap menggelar pesta mewah seperti di tahun 90-an. Padahal sekarang ini tahun 2009. Dalam beberapa pertemuan kami membahas bagaimana mengakhiri budaya bonus. Harus berhenti selambatnya usai KTT G20 di Pittsburgh.”

Perancis berada di baris muka upaya ini. Wakil pemerintahan Perancis sudah sejak lama mengritik dampak buruk sistem kapitalis Anglo-Amerika. Menteri Keuangan Perancis, Christine Lagarde ingin melihat hasil nyat, “Kami memiliki sejumlah gagasan, untuk membenahi masalah uang bonus, yang menjadi penanda sebuah sistem yang telah meluas.”

Pembatasan jumlah tertinggi uang bonus merupakan salah satu usulan dari Perancis. Hal itupun sudah diberlakukan di Perancis. Namun pemerintah Inggris, yang ibukotanya London merupakan pusat keuangan terpenting di Eropa, menentang usulan itu.

Perdana Menteri Ingris Gordon Brown kuatir, bahwa tenaga-tenaga terbaik sektor perbankan akan meninggalkan London dan pindah ke pusat-pusat keuangan di Amerika Serikat atau Asia, di mana penghasilan mereka lebih besar. Sementara itu Komisi Uni Eropa juga menyampaikan beberapa saran. Namun kumpulan saran untuk meregulasi pasar keuangan ini belum rampung benar dan masih perlu dibahas.

Di Brüssel, para menteri keuangan bisa gembira melihat angka-angka terakhir dari badan statistik Eurostat. Data Eurostat menunjukan, ekonomi di Eropa sudah kembali stabil. Pada kwartal kedua tahun ini hanya terlihat penyusutan 0,1% dari kwartal sebelumnya. Bahkan kendati tipis saja, statistik untuk Jerman dan Perancis menunjukan adanya perkembangan.

Meski begitu Jean-Claude Juncker, ketua kelompok negara pengguna Euro, menilai pihak pemerintahan di Eropa masih perlu memberikan dukungannya di bidang ekonomi. Ia memaparkan, “Waktunya belum tiba untuk menghentikan program bantuan stimulasi ekonomi. Dukungan ini harus berlangsung hingga tahun depan, kemudian barulah kita membicarakan strategi mundur.“

Dibalik ungkapan “strategi mundur” terdapat kebutuhan untuk mengkonsolidasi anggaran belanja pemerintah, hal yang mungkin menyebabkan para politisi ini enggan berbicara dengan tegas.

Christoph Hasselbach / Edith Koesoemawiria
Editor: Christa Saloh