1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Para Pendukung di Seluruh Dunia Peringati 65 Tahun Aung San Suu Kyi

18 Juni 2010

Para pendukung Aung San Suu Kyi di seluruh dunia, memperingati ulang tahun tokoh pro demokrasi Birma tersebut di berbagai negara. Seruan agar penerima Nobel Perdamaian itu dibebaskan, kembali berkumandang.

https://p.dw.com/p/Nwmy
Aung San Suu KyiFoto: AP

Mulai dari kegiatan menanam ribuan pohon di Myanmar, pawai solidaritas di Washington hingga berhimpun bersama di Inggris, berbagai cara dilakukan para pendukung tokoh pro demokrasi Birma, Aung San Suu Kyi, untuk memperingati hari ulang tahun penerima Nobel Perdamaian tersebut, yang jatuh pada hari Sabtu ini.

Seorang anggota Liga Nasional untuk Demokrasi bernama Min Zaw mengatakan, baginya Suu Kyi merupakan tokoh panutan. Ditambahkannya, para pengikut Suu Kyi akan selalu memperjuangkan kebebasannya dan tak hanya dilakukan pada saat peringatan ulang tahun saja.

Menandai ulang tahun Suu Kyi ke-65, mantan presiden Amerika Serikat Jimmy Carter yang mengadakan pertemuan dengan para tokoh di Afrika Selatan mengatakan Suu Kyi merupakan simbol keberanian menghadapi represi. Sementara Inggris melalui kementrian luar negerinya menyerukan agar junta militer Mynamar membebaskan Suu Kyi tanpa syarat. Menlu Inggris William Hague mengungkapkan penahanan Suu Kyi dan sekitar 2100 tahanan politik lainnya di Myanmar melanggar HAM internasional dan mengindikasikan bayangan suram pemilu di Myanmar.

Partai yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi memenangkan pemilu tahun 1990. Namun hasil pemilu itu tak diakui oleh Junta Militer Myanmar, yang juga merintanginya untuk mengikuti pemilu mendatang di negeri itu.

Berbagai kalangan menilai pemilu pertama sejak dua dekade terakhir di Myanmar yang akan digelar hanyalah sandiwara belaka yang ditujukan untuk mengukuhkan penguasa saat ini, junta militer.

Sementara itu, pada pekan ini, kelompok kerja PBB menyatakan penahanan Suu Kyi merupakan pelanggaran HAM internasional. Untuk itu kelompok kerja PBB menyerukan kembali pembebasan tokoh pro demokrasi terebut.

Partai Suu Kyi, NLD, tak lagi diakui oleh junta militer sebagai partai resmi di negera itu, setelah partai tersebut memutuskan untuk tidak memenuhi batas waktu pendaftaran ulang partai pemilu, yang jatuh pada tanggal 6 Mei lalu.

NLD tidak mau mendaftarkan diri, setelah undang-undang pemilu baru Myanmar melarang orang yang menjalani tahanan untuk menjadi anggota partai politik. Bagi yang melanggar ketentuan tersebut, partainya dibubarkan. Anggota Komitee Eksekutif NLD Win Hlaing mengatakan: „tanpa adanya oposisi di parlemen maka demokrasi tak dapat terbangun. Pemerintah militer mencoba untuk mempertajam situasi setelah partai oposisi tak lagi ada di parlemen.“

Pada Agustus silam, Aung San Suu Kyi mengalami perpanjangan masa penahanan 18 bulan, setelah ia dinyatakan bersalah oleh pengadilan karena melanggar ketentuan tahanan rumah. Suu Kyi dinyatakan bersalah karena memperbolehkan orang asing mendatangi rumahnya tanpa izin junta militer. Pelanggaran yang dimaksud adalah ketika seorang pria AS dengan cara berenang mencapai ke rumahnya.

Penerima Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi merupakan lulusan Universitas Oxford yang menikah dengan seorang akademisi Inggris Michael Aris. Suaminya meninggal dunia tahun 1999, atau sekitar sepuluh tahun sejak Suu Kyi mulai menjalani tahanan rumah karena memperjuangkan demokrasi lewat Liga Nasional untuk Demokrasi.

Ayu Purwaningsih/dw/afp

Editor : Edith Koesoemawiria