1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pariwisata Swiss Goyah

Rosalia Romaniec3 Januari 2013

Kebanyakan warga Swiss tidak peduli terhadap krisis ekonomi di Eropa. Namun, kelesuan ini tampak juga di wilayah wisata ski. Nilai tukar mata uang Swiss, Franc yang tinggi membuat turis Eropa segan datang.

https://p.dw.com/p/17Cxf
Weniger Touristen als sonst in St. Moritz; St. Moritz, 20.12.2012; Copyright: DW/R. Romaniec
Foto: DW/R. Romaniec

"Ini paradoks", ujar Dieter Bogner dari perusahaan operator kereta gunung di Engadin, St. Moritz, Swiss. Kereta ini mengangkut pemain ski dan turis ke puncak gunung. "Dengan jumlah jalur ski sepanjang 350 kilometer dan lebih dari 50 kereta gunung, kami punya infrastruktur ski yang terbaik, tetapi turis-turis lenyap," ujar Bogner yang menuding krisis Euro sebagai penyebabnya.

Sejak nilai mata uang Swiss, Franc meroket, wilayah wisata ski menjadi lebih mahal lagi. Tak ada satu sektor ekonomi lainnya di Swiss yang sangat menderita akibat krisis finansial di Eropa kecuali sektor turisme. Bahkan lokasi-lokasi terkenal seperti St. Moritz mencatat penurunan pengunjung. Beberapa lokasi kehilangan hampir sepertiga jumlah pengunjungnya sejak tahun 2008. Juga pedagang-pedagang mengeluh, pasalnya dua pertiga dari Franc yang dibelanjakan turis, dikeluarkan untuk shopping. Pada tahun-tahun terakhir, sekitar 60 juta Franc telah dikeluarkan di Engadin untuk memodernisasi kereta gunung. Dan jalur-jalur ski baru direncanakan untuk dibangun. Bogner mengatakan, rencana ini baru dapat dilaksanakan bila jumlah pengunjung kembali stabil. Kini wisatawan Eropa lebih suka pergi ke Austria atau ke wilayah Eropa Timur yang lebih murah.

Banting harga de luxe

Dampak krisis Eropa di wilayah wisata ski tercermin pada begitu banyaknya jumlah tawaran khusus dengan harga murah. Kereta api Engadin dan lebih dari 100 hotel di wilayah itu, termasuk hostel bagi anak muda di St. Moritz baru-baru ini menawarkan tamunya kartu untuk bermain ski dengan harga sepertiga dari harga sebenarnya. Biasanya harga kartu ski per hari 73 Franc, sekarang hanya 25 Fr.

Skifahrer unterwegs zur Piste; St. Moritz, 20.12.2012; Copyright: DW/R. Romaniec
Pemain ski yang sedang diangkut ke jalur ski di St. MoritzFoto: DW/R. Romaniec

Tawaran khusus itu penting, pasalnya sektor penginapan dan restoran Swiss tidak begitu fleksibel bila itu menyangkut penurunan harga. "Biaya tetap untuk pegawai terlalu tinggi untuk dapat diturunkan. Untuk itu kami berupaya meningkatkan kualitas layanan dan tawaran," kata Michael Wagner yang mempekerjakan 60 karyawan di Hotel Rosatsch di Potresina. "Menurut UU, gaji bruto minimum per bulan adalah 3500 Fr. Bila kualifikasi dan pengalaman karyawan lebih tinggi, gajinya juga meningkat. Demikian pemilik hotel, Michael Wagner.

Italia berburu cari uang

Nilai tukar Franc yang sangat tinggi merupakan hambatan utama di sektor wisata. Engadin yang berbatasan dengan Italia, juga punya masalah tambahan. "Banyak warga Italia saat ini tidak mau ke sini karena takut diamati kantor pajak Italia. " Demikian dilaporkan media Swiss. Dikatakan bahwa Guardia di Finanza, petugas kantor pajak Italia yang memburu orang-orang yang menghindari pajak, mencatat pelat mobil mewah milik warga Italia yang melewati perbatasan atau nama-nama orang Italia yang terpampang di rumah-rumah di St. Moritz, kemudian meneliti, berapa pajak yang mereka bayar di Italia. Langkah ini membuat gelisah sejumlah turis Italia yang sudah bertahun-tahun berlibur di Swiss.

Pasar baru

Sebagai sebuah negara yang dikelilingi negara pengguna Euro, Swiss mencari jalan keluar dari krisis ini. Dengan ide-ide baru mereka berharap untuk mempertahankan pelanggannya dan menarik pengunjung baru. Beberapa tahun yang lalu, tamu-tamu Rusia lah yang banyak membelanjakan uangnya di hotel-hotel Swiss. Namun penduduk St. Moritz berpendapat, "the golden year" atau tahun keemasan sudah lewat. Tetapi mungkin juga karena itu, tempat-tempat wisata Swiss berusaha keras untuk menaklukkan pasar luar Eropa. Pada tahun-tahun terakhir, jumlah tamu dari Amerika Serikat, Brasil atau Cina meningkat, sebagian hingga 30 persen.

Inhaber Michael Wagner vom Hotel Rosatsch in Pontresina; St. Moritz, 20.12.2012; Copyright: DW/R. Romaniec
Michael WagnerFoto: DW/R. Romaniec

Sebuah gagasan baru dari wilayah Engadin diberi nama "keramahan ofensiv", menawarkan pelatihan karyawan secara cuma-cuma untuk menjadi lebih ramah. Orang-orang di Engadin melawan krisis turisme dengan segala sarana. "Juga karena itu kami ingin menggalakkan upaya pencalonan Swiss untuk olimpiade musim dingin", kata Dieter Bogner: "Ini akan membawa dampak positif bagi semua kegiatan wisata Swiss." Warga Swiss tidak lama lagi akan menentukan apakah mereka menginginkan St. Moritz dicalonkan sebagai lokasi Olimpiade Musim Dingin tahun 2022.