1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Park Geun-Hye Peringatkan Korea Utara

25 Februari 2013

Presiden perempuan pertama Korea Selatan, Park Geun-Hye resmi dilantik hari Senin (25/2). Ia menyatakan menolak semua provokasi Korea Utara dan menuntut Pyongyang tinggalkan ambisi nuklirnya.

https://p.dw.com/p/17lJf
New South Korean President Park Geun-hye salutes during her inauguration ceremony as the 18th South Korean president at the National Assembly in Seoul on Februay 25, 2013.
Pidato pelantikan Park Geun HyeFoto: AHN YOUNG-JOON/AFP/Getty Images

Park Geun-Hye yang berusia 61 tahun adalah presiden Korea Selatan yang ke-18. Ia mengucapkan sumpah jabatan dua minggu setelah Korea Utara menggelar ujicoba nuklir yang ketiga.

Park menyerukan kepada rejim Korea Utara untuk meninggalkan ambisi nuklirnya tanpa ditunda-tunda lagi. ”Uji coba nuklir Korea Utara baru-baru ini adalah tantangan besar bagi kelangsungan hidup dan masa depan rakyat Korea, karena itu jangan salah, yang akan menjadi korban terbesar tidak lain adalah Korea Utara sendiri,” kata Park.

”Saya tidak akan menoleransi setiap tindakan yang mengancam kehidupan masyarakat dan keamanan bangsa kami”, tegasnya. Tetapi Park Geun-Hye juga berjanji untuk membangun hubungan saling percaya dengan Korea Utara, sebagaimana yang dijanjikannya selama masa kampanye.

Fokus Ekonomi

Pidato Park Geun-Hye pada pelantikannya sebagian besar fokus pada masalah ekonomi, termasuk komitmen untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan. Ia menyatakan akan melakukan ”demokratisasi ekonomi” sehubungan dengan isu pembagian kekayaan yang tidak adil di Korea Selatan.

Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir mengalami kemunduran, terutama karena pasar ekspornya dilanda krisis ekonomi global. Park kini menyerukan kepada rakyat agar mengembalikan kejayaan ekonomi negaranya. Setelah perang Korea tahun 1950-1953, Korea Selatan menunjukkan kemajuan ekonomi pesat yang dikenal sebagai ”Keajaiban dari Sungai Han".

Sekarang Park Geun-Hye menjanjikan ”keajaiban ekonomi” yang baru. Pemerintahannya akan membangun ”ekonomi kreatif” yang akan membuka peluang diluar industri manufaktur biasa. Prioritas utama adalah sektor ilmu pengetahuan, teknologi dan industri telekomunikasi.

Keluarga Politisi

Park Geun-Hye adalah putri Park Chung-Hee, tokoh politik kontroversial Korea Selatan. Tahun 1961, Park Chung-Hee naik ke tampuk kekuasaan melalui kudeta militer. Ia menjadi tokoh anti komunis yang memerintah secara otoriter selama 18 tahun. Ia terbunuh pada tahun 1979.

Park Chung-Hee berhasil mengubah Korea Selatan dari negeri miskin menjadi salah satu negara industri utama di Asia. Korea Selatan berhasil menjadi pendobrak bisnis di sektor otomotif, perkapalan, komputer dan telekomunikasi. Namun Park Chung-Hee dianggap bertanggung jawab atas berbagai pelanggaran hak asasi manusia.

Park Geun-Hye tahun 1974 menghentikan studinya di Paris dan kembali ke Korea Selatan setelah ibunya dibunuh penembak Korea Utara, yang ingin membunuh ayahnya. Lima tahun kemudian, 1979, Park Chung-Hee ditembak mati oleh ketua keamanannya sendiri.

Dalam pemilihan presiden Desember lalu, Park Geun-Hye memenangkan 52 persen suara dan menjadi presiden perempuan pertama di Korea Selatan.

HP/AP (rtr, afp, dpa)