1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Parlemen Inggris Bahas Kerusuhan

11 Agustus 2011

Kamis (11/08) di London dimulai perdebatan politik tentang aksi kerusuhan yang terjadi baru-baru ini. Parlemen menggelar sidang khusus bagi para anggotanya yang terpaksa pulang lebih cepat dari liburan musim panas.

https://p.dw.com/p/12F27
Polisi menjaga sebuah jalan di Croydon, LondonFoto: picture alliance / dpa

Perdana Menteri Inggris David Cameron, Rabu (10/08), kembali mengumumkan akan bersikap keras terhadap para perusuh, "Kekerasan terus menerus ini tidak bisa diterima dan akan dihentikan."

Cameron menegaskan, bahwa pemerintah tidak menutup kemungkinan pengerahan meriam air dan peluru karet, jika polisi tidak berhasil mengendalikan situasi di jalanan.Namun, para pengamat skeptis, apakah kedua sarana tersebut benar-benar membantu dalam bentrokan melawan perusuh.

Rabu malam (10/08), situasi cukup tenang. Di London kembali dikerahkan 16 ribu polisi. Di Manchester dan Birmingham pun jumlah pasukan keamanan diperbanyak setelah aksi kerusuhan di malam sebelumnya. Mungkin inilah alasan mengapa tidak kembali terjadi bentrokan besar.

Perdana Menteri Cameron menuntut penyelidikan terhadap mereka yang dalam beberapa hari terakhir melakukan kejahatan. "Tugas pengadilan adalah menjatuhkan vonis. Saya meminta agar semua yang melakukan aksi kekerasan dijebloskan ke penjara."

Beberapa perusuh sudah divonis beberapa minggu penjara. Pengadilan yang bertugas bekerja hampir 24 jam untuk secepat mungkin memproses kasus-kasus tersebut. Sementara itu, pakar menilai gambar dari kamera pengawas untuk mengidentifikasi perusuh yang lain. Hari Kamis (11/08), polisi merazia rumah-rumah dari tersangka perusuh dan juga merencanakan penangkapan.

Cameron mengakui, bahwa di negaranya terdapat masalah dengan kawanan remaja. Di beberapa kelompok masyarakat terjadi sikap pelepasan tanggung jawab. Tetapi ia tidak mengungkit apa yang mungkin menjadi penyebab sosial kerusuhan tersebut.

Pimpinan Partai Buruh David Milliband juga bersikap hati-hati, "Penyebabnya tidak satu hal saja, melainkan sangat rumit. Ada hubungannya dengan cara orangtua membesarkan mereka, kawanan remaja, dan harapan generasi muda. Kita harus melihat semua fakta ini."

Sementara itu di Birmingham, polisi menyelidiki kematian tiga pria yang dua hari yang lalu ditabrak mobil secara sengaja. Korban adalah keturunan Asia berusia antara 21 dan 31 tahun. Mereka berdiri di atas trotoar dan hendak melindungi sebuah toko dari para penjarah. Polisi menetapkan seorang pria 32 tahun sebagai tersangka pelaku pembunuhan.

Ayah dari salah seorang korban memohon kepada masyarakat setempat, "Tolong hormati kenangan akan putra-putra kami dan duka seluruh keluarga kami, dengan tidak terlibat dalam kerusuhan."

Rabu malam (10/8), Perdana Menteri David Cameron juga melawat ke Birmingham dan mengungkapkan belasungkawanya kepada keluarga korban.

Torsten Huhn / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Hendra Pasuhuk