1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Parlemen Jerman Minta Maaf Bagi Kasus Teror Ekstrim Kanan

23 November 2011

Parlemen Jerman menyatakan malu akibat kurangnya penjelasan oleh aparat keamanan, terkait aksi teror Neo Nazi. Tapi masih muncul sengketa mengenai bagaimana strategi dalam perang melawan ekstrim kanan.

https://p.dw.com/p/13FIf
Foto: dapd

Dalam sidang parlemen Jerman-Bundestag di Berlin hari Selasa (22/11), semua fraksi menyepakati deklarasi permohonan maaf kepada keluarga korban teror Neo Nazi. Presiden Bundestag, Norbert Lammert menyatakan sedih, terkejut dan cemas sehubungan rangkaian pembunuhan bermotif kebencian warga asing, yang gagal diungkap selama bertahun-tahun.

Ketika Lammert membacakan deklarasi parlemen, semua anggota berdiri untuk menyatakan respeknya : “Kami malu, karena aparat keamanan negara bagian dan federal, bertahun-tahun lamanya tidak mampu dengan tepat mengungkap atau mencegah rencana dan aksi kejahatan tsb.“

Lebih jauh disebutkan, parlemen menyadari tanggung jawabnya. “Kami harus membela hak-hak dasar yang dijamin konstitusi, yang berlaku bagi semua warga yang bermukim di Jerman, tanpa memandang asal-usul, agama atau haluan politiknya“, demikian disebutkan dalam deklarasi.

Skandal informan intelejen

Dalam perdebatan yang sebagian berlangsung kontroversial, kelompok oposisi menuduh pemerintah Jerman selama bertahun-tahun meremehkan bahaya ekstrim kanan. Ketua fraksi partai Sosial Demokrat, Frank-Walter Steinmeier mengecam rangkaian pembunuhan oleh kelompok teroris Neo Nazi itu, sebagai serangan terhadap seluruh masyarakat di negara demokratis.

Rechtsterrorismus Parteien Bundestag
Ketua fraksi SPD Frank-Walter SteinmeierFoto: dapd

Mantan menteri luar negeri Jerman itu juga mengritik praktek perekrutan informan dari kalangan internal ekstrim kanan oleh dinas intelejen. “Kelompok yang akan kita perangi, justru diberi uang amat banyak. Ini sebuah skandal“, kata Steinmeier.

Juga ketua fraksi partai kiri Die Linke, Gregor Gysi mengritik strategi jawatan pelindung konstitusi, yang merekrut ratusan informan dari kalangan dalam kelompok Neo Nazi, tapi tidak mampu mencegah rangkaian aksi pembunuhan tsb.

“Jika lebih 13 tahun tidak ada satupun informasi mengenai kasus pembunuhan itu dari para informan, ini merupakan bukti bahwa strateginya tidak berguna“, tegasnya.

Pusat anti teror ekstrim kanan

Rechtsterrorismus Parteien Bundestag
Menteri dalam negeri Hans-Peter Friedrich.Foto: dapd

Menanggapi berbagai kecaman dan kritik itu, menteri dalam negeri Hans-Peter Friedrich berjanji akan mengusut tuntas kasusnya, menghukum pelaku dan komplotan pembantunya serta mengeringkan sumber aksi terornya.

Sebelumnya menteri dalam negeri Friedrich dalam pembicaraan dengan para menteri negara bagian serta pimpinan jawatan keamanan dan intelejen, juga mengumumkan akan mendirikan pusat penanggulangan teror ekstrim kanan, mencontoh lembaga serupa untuk memerangi terorisme radikal Islam-GTAZ yang didirikan tahun 2004. Kepada parlemen, Friedrich melaporkan penyusunan bank data anggota Neo Nazi saat ini sedang berjalan.

Uang duka dianggap pelecehan

Sementara keluarga korban pembunuhan oleh teroris Neo Nazi itu, menanggapi rencana pemberian uang duka bagi masing-masing korban, sebesar 10.000 Euro, sebagai bentuk penghinaan kepada mereka. “Uang duka itu tidak seimbang dengan kematian serta tahun-tahun tanpa ayah“, kata Semiya Simsek, putri pedagang bunga di Nürnberg yang tahun 2000 dibunuh teroris Neo Nazi. Kepada kantor berita DPA, Semiya mengatakan, sudah cukup jika seluruh korban teror ekstrim kanan dikenang dalam upacara dukacita resmi secara terpusat.

Lembaga tertinggi parlemen untuk pengawasan dinas rahasia, hari Rabu (23/11) ini menggelar sidang darurat membahas kasus teror Neo Nazi. Juga komisi pengusut sel teror ekstrim kanan di negara bagian Thüringen akan mulai bekerja, menyidik rangkaian aksi pembunuhan oleh kelompok yang dijuluki sel teroris Zwickau tsb.

Agus Setiawan/dpa/dapd/afp/dw

Editor : Dyan Kostermans