1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Partai Sarkozy Kalah Dalam Pemilihan Regional

15 Maret 2010

Melewati setengah masa jabatannya, presiden Perancis Nicolas Sarkozy menderita kekalahan terbesarnya.

https://p.dw.com/p/MTTr
Presiden Perancis Nicolas SarkozyFoto: AP

Pimpinan kubu sosialis Perancis Martine Aubry ingin secepat mungkin menyusun daftar koalisi bagi putaran kedua pemilihan 22 Maret mendatang. Karena buruknya hasil pemilihan bagi Partai Nicolas Sarkozy, UMP, haluan kiri mungkin bisa mewujudkan impian mereka. Yakni, menguasai semua 22 wilayah. Namun, Aubry memperingatkan untuk tidak terlalu yakin terlebih dahulu. "Belum ada yang menang sekarang. Tetapi semua masih mungkin terjadi. Kita sekarang harus memperkuat pesan yang disampaikan oleh warga Perancis melalui pemberian suara mereka."

Pesan tersebut khususnya menentang Presiden Nicolas Sarkozy. Walau pun, para pimpinan partainya tidak mau mengakui hal tersebut. Hari Minggu (14/3) lalu misalnya, perdana menteri Francois Fillon mengatakan, "Karena sedikitnya warga yang ikut memilih, kita tidak bisa menarik kesimpulan secara keseluruhan. Berlawanan dengan semua prognosa, hasil pemilihan putaran kedua di banyak wilayah akhir minggu depan masih terbuka."

Padahal kalau perdana menteri Fillon melihat pada peta pemilihan di situs internet kementrian dalam negerinya, maka ia akan memastikan bahwa hanya empat dari 22 wilayah yang tidak berwarna merah. Diantaranya Korsika dan Elsaß, dua wilayah yang selama ini memang selalu berhaluan konservatif. Pakar penelitian pendapat Brice Teinturier juga tidak percaya, bahwa partai UMP Sarkozy akan bisa bangkit kembali. "Hasil bagi partai konservatif jauh di bawah 37 persen dari tahun 2004. Dan ini adalah hasil yang sangat buruk."

Tingginya angka pengangguran dan reformasi sosial yang dianggap gagal menyebabkan warga Perancis berpaling dari presiden mereka. Para sosialis yakin, bahwa hari Minggu mendatang mereka akan bisa menang di semua wilayah. Untuk itu sekarang mereka membutuhkan beberapa kelompok haluan kiri dan khususnya partai Hijau untuk berkoalisi menghadapi pemilihan. Namun, sementara para perwakilan pemerintah membantah bahwa partai kiri bisa mewujudkan daftar semacam itu, pihak komunis dan hijau tampak tetap tenang. Termasuk diantaranya Daniel Cohn Bendit, politisi Jerman Perancis untuk partai Hujau dan Eropa. "Kami yang mengemban tanggung jawab untuk mewujudkannya. Para sosialis, partai hijau dan front kiri. Inilah pelajaran yang bisa diambil dari putaran pertama pemilihan."

Dua pelajaran dramatis lain dari pemilihan regional ini adalah : Tidak ada partai yang berhasil meyakinkan warga Perancis, bahwa ada gunanya jika mereka ikut memberikan suara mereka dalam pemilihan. Di seluruh Perancis hanya setengah warganya yang turut memilih. Di kota industri dan pelabuhan le Havere misalnya, hanya sepertiga yang memberi suara. Pelajaran kedua, perdebatan spektakuler yang disulut oleh Sarkozy melalui tema seperti identitas nasional dan larangan pemakaian burka bagi perempuan muslim di Perancis, membuat para pemilih beralih ke haluan kanan. Partai Front National misalnya, memperkuat posisinya dengan perolehan 12 persen suara.

Johannes Duchrow / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Hendra Pasuhuk