1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pasca Pembunuhan Osama, AS dan Pakistan Saling Tuding

3 Mei 2011

Saling tuding seputar aksi AS membunuh pemimpin Al-Qaida, Osama bin Laden di Pakistan. Pakistan mengkritik "aksi yang tidak mendapat ijin dan sepihak". AS tidak menginformasi Islamabad sebab khawatir pembocoran rencana.

https://p.dw.com/p/RLqf
Rumah kediaman Osama bin Laden di Abbottabad, PakistanFoto: dapd

Baik pihak pemerintah maupun militer Pakistan tidak mendapat informasi sebelumnya mengenai aksi AS itu. Demikian diumumkan kementrian luar negeri di Islamabad, Selasa (03/05). Pakistan "sangat prihatin" dan menegaskan, aksi semacam itu melemahkan kerjasama dan membahayakan perdamaian serta keamanan internasional. Presiden Pakistan Asif Ali Zardari menepis semua tudingan bahwa negaranya tidak cukup bertindak untuk menangkap Osama bin Laden.

Sedangkan duta besar Pakistan di AS, Husain Haqqani menjanjikan, akan melakukan pemeriksaan tuntas menyangkut pertanyaan, mengapa dinas rahasia Pakistan tidak mengetahui keberadaan bin Laden di negerinya. Sementara bekas Presiden Pakistan, Pervez Musharraf juga menolak tuduhan terhadap Pakistan: "Orang dapat menyebutnya sebagai kegagalan atau kelemahan dari dinas rahasia. Tetapi ini adalah kelemahan dari kedua dinas rahasia, Pakistan dan AS. Setelah 9/11 aktivitas dinas rahasia terutama dilakukan AS. Pakistan saat itu hanya memiliki personil intelijen, sementara teknik dan pengamatan udara dari AS."

Obama im Situation Room Flash-Galerie
Presiden Obama dengan tim keamanan di Gedung PutihFoto: dapd

Khawatir gagal, Pakistan tidak diinformasi

Tetapi Washington menerangkan, mereka sengaja tidak memberikan informasi kepada Islamabad. Pasalnya, bila bekerja sama dengan Pakistan, mungkin saja misi terancam. Selain itu ditambahkan bahwa satelit AS baru dapat secara jelas mengidentifikasikan bin Laden dan keluarganya pada saat-saat terakhir. Dinas Rahasia AS CIA bertindak dengan perkiraan kemungkinan 60 hingga 80 persen bahwa pemimpin Al-Qaida berada di rumah itu.

Penasehat urusan teror Presiden Obama, John Brennan mengaku, sulit membayangkan bahwa bin Laden dapat bersembunyi sekian lama di Pakistan tanpa bantuan. Melihat rumah tempat bin Laden di Abbottabad berdekatan dengan sebuah akademi militer. Karena itu menurut ketua komisi militer Senat AS, Carl Levin, Pakistan harus membeberkan semua yang diketahuinya: "Saya pikir, angkatan bersenjata Pakistan dan dinas rahasianya harus menjawab banyak pertanyaan, bila melihat lokasi kompleks tempat tinggal yang tampaknya dibuat untuk kepentingan bin Laden dan mengingat lamanya bin Laden tinggal di sana."

Asif Ali Zardari Präsident Pakistan
Presiden Pakistan Asif Ali ZardariFoto: AP

Harus melihat ke depan

Namun deputi menteri luar negeri Pakistan Salman Bashir menegaskan bahwa sekarang orang harus menatap ke depan. Isu mengenai Osama merupakan masa lalu. Ia menambahkan, Pakistan telah banyak sekali melakukan pengorbanan dalam perang melawan terorisme yang merupakan prioritas utama.

Perdana Menteri Inggris David Cameron juga mengomentari ketegangan hubungan AS dan Pakistan dengan mengatakan: "Tampaknya bin Laden jelas memiliki sistem jaringan pendukung yang luas di Pakistan. Kami belum tahu, apa yang termasuk di dalam sistem itu. Tetapi yang kami ketahui, pimpinan negara itu yang dipilih secara demokratis hendak turut serta dalam perang melawan teror di Pakistan dan di dunia. Karena itu kami harus bekerja sama dengan kekuatan demokrasi di Pakistan untuk memastikan bahwa semua pihak di negeri itu sekuat tenaga memerangi terorisme dan ekstremisme seperti yang diinginkan pemimpin politiknya."

Christa Saloh/dpa/afp

Editor: Dyan Kostermans