1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PBB Peringatkan Kenaikan Harga Bahan Pangan

10 Oktober 2011

Harga bahan pangan yang sering berubah sebabkan kelaparan di banyak negara berkembang, terutama Afrika, demikian keterangan FAO. Tahun 2010, 925 juta orang kekurangan makanan, 75 juta lebih banyak dari tahun 2008.

https://p.dw.com/p/12pon
RCHIV - Ein kleiner Junge greift am 08.05.2007 in eine Metallschüssel in einem Flüchtlingsdorf in der Nähe von Gulu in Uganda. Am 16.10. ist Welternährungstag. Weltweit leiden 923 Millionen Menschen Hunger. 25 000 Menschen, davon 13 000 Kinder, sterben täglich an den Folgen ihrer Unterernährung. Der Welternährungstag soll an die Aufgabe aller Staaten erinnern, den Hunger zu bekämpfen. Der Tag wurde 1979 von der UN-Organisation für Ernährung und Landwirtschaft (FAO) initiiert, um «Nahrung für alle» zu schaffen. In diesem Jahr stehen vor allem die Auswirkungen von Klimawandel und Biosprit-Produktion auf die Lebensmittelherstellung im Mittelpunkt. Insgesamt nehmen 150 Staaten an weltweit geplanten Aktionen teil. Foto: Frank May +++(c) dpa - Bildfunk+++
Gambar simbol kelaparanFoto: dpa

Bagi pasar uang, bahan pangan adalah barang dagangan seperti halnya benda lain. Orang dapat menanamkan investasi pada hasil pertanian, seperti jagung atau gandum, seperti halnya pada saham. Orang juga dapat ikut mempengaruhi naik atau turunnya harga bahan pangan. Itu semua menyebabkan perubahan harga yang sangat besar.

Dalam waktu empat tahun, harga bahan pangan di pasar dunia meningkat drastis dua kali, demikian dikatakan Josef Schmidhuber dari Program Pangan Dunia (FAO), yang berpusat di Roma. Ia menekankan, bahan pangan mahal dan dalam waktu dekat kemungkinan besar itu tidak akan berubah.

Konsumen Harus Menanggung

http://www.flickr.com/photos/un_photo/4621888453/sizes/o/in/photostream/ Lizenz:http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/2.0/ +++CC/United Nations Photo+++, Sudan, Sorghum Ernte Farmer Harvests Sorghum Seeds in Sudan A local farmer harvests sorghum produced from seeds donated by the Food and Agriculture Organization (FAO) through the "Improving Seeds" project. 11/12/2006. Nyala, Sudan. UN Photo/Fred Noy. unmultimedia.org/photo/
Panen Sorgum di SudanFoto: CC/United Nation Photos

Tetapi konsumen Jerman tidak merasakan itu. Sebagian besar rumah tangga Jerman hanya menggunakan 11 sampai 17% pemasukannya untuk bahan pangan. Sedangkan di banyak negara Afrika maupun Asia, yang dikeluarkan untuk makanan antara 70 sampai 90%. Di negara-negara itu, perubahan harga berakibat fatal.

Schmidhuber menjelaskan, "Perubahan harga yang besar menyebabkan kenaikan harga. Di samping itu, perubahan harga dampaknya sangat besar bagi kelompok orang yang paling rentan, karena bagi mereka bahaya terperosok ke dalam kemiskinan lebih besar, dan akhirnya kehilangan harta milik mereka yang hanya sedikit. Jika sudah terperosok mereka tidak dapat keluar lagi."

Hingga tahun 2015, PBB bermaksud mengurangi separuh jumlah orang yang kelaparan di seluruh dunia, tepatnya dari 16% menjadi 8%. Jika disebut dalam angka, saat ini sekitar satu milyar orang kelaparan. Hingga 2015 hanya 600 juta saja, jika tujuan milenium (Millenium Development Goals) berhasil dicapai.

Tujuan Masih Jauh

A woman sells sweet potatoes at the side of a road in Harare, Tuesday, June 3, 2008. Zimbabwean President Robert Mugabe defended land policies blamed for devastating his country's agricultural sector, asserting at a U.N. food summit Tuesday that the West was trying to cripple the nation's economy. Mugabe is blamed for the economic collapse of a country once considered a regional breadbasket and Zimbabweans increasingly are unable to afford food and other essentials. (AP Photo/Tsvangirayi Mukwazhi)
Seorang pedagang kentang di Harare, ZimbabweFoto: AP

Josef Schmidhuber dari FAO skeptis. Ia mengatakan, "Kita masih jauh dari tujuan itu, dan kita sepertinya semakin menjauh dari tujuan itu. Saat ini yang tercapai baru 13%. Jadi masih jauh dari 8%. Jika melihat perkembangan terakhir, tidak ada alasan untuk memperkirakan bahwa tujuan milenium akan tercapai."

Sebenarnya bahan pangan cukup untuk semua orang. Pertanyaannya sekarang, siapa yang dapat membelinya? FAO menuntut adanya jaringan untuk mencegah harga bahan pangan yang tinggi dan berubah-ubah. Organisasi itu juga menuntut diperbaikinya kondisi agar petani dapat lebih mudah memperoleh bibit dan makanan ternak. Selain itu, bagi konsumen harus ada bantuan pangan yang dapat diberikan dengan cepat. Di samping semua itu, terlalu banyak bahan pangan yang terbuang. Tidak hanya di negara-negara industri maju. Menurut Schmidhuber, di negara-negara miskin itu juga terjadi. Karena cara untuk menyimpan bahan pangan dengan baik tidak banyak. Bahan pangan tidak dapat disimpan.

Krisis kelaparan sangat jelas tampak di daerah Tanduk Afrika. Di Somalia yang dilanda perang saudara, bulan depan 750.000 orang terancam kematian karena kelaparan. Bencana itu semakin meluas ke negara-negara tetangga, Jibuti, Ethiopia dan Kenya.

Tilmann Kleinjung / Marjory Linardy

Editor: Christa Saloh