1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PBB Terima Laporan Soal Penyekapan Putri Arab Saudi

13 Maret 2014

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menerima permohonan bagi pembebasan sejumlah Putri kerajaan Arab Saudi yang dituduh telah dikurung di kompleks kerajaan.

https://p.dw.com/p/1BPCC
Foto: picture-alliance/dpa

Tuduhan yang didaftarkan ke badan Hak Asasi Manusia Perseerikatan Bangsa-Bangsa itu mengklaim bahwa sejumlah anak perempuan Raja Abdullah dari Arab Saudi telah dikurung selama 13 tahun di kompleks kerajaan di Jeddah.

Selama ini, laporan yang diterima namun belum diselidiki oleh PBB biasanya tidak diungkapkan kepada publik. Namun kali ini Badan Hak Asasi Manusia PBB mengkonfirmasi bahwa mereka telah menerima surat elektronik, berisi pengaduan tentang kasus itu, meski mereka mengatakan bahwa masih perlu setidaknya beberapa bulan lagi sebelum mereka secara resmi mempublikasikan kasus tersebut

Kantor PBB itu tidak mengatakan apakah laporan itu dianggap cukup penting untuk diselidiki lebih lanjut. Xabier Celaya dari kantor Komisi HAM PBB mengatakan kepada Associated Press bahwa para pejabat PBB “tidak dalam posisi mengkonfirmasi bahwa tindakan telah diambil dalam kasus ini”.

Berawal dari surat elektronik

Ia mengatakan bahwa tuduhan itu disampaikan untuk menarik perhatian penyelidik khusus PBB yang menangani kekerasan atas perempuan, yang bersama penyelidik isu lainnya juga menerima berbagai laporan dari seluruh dunia, untuk diseleksi dan diputuskan kasus mana yang dianggap lebih mendesak untuk diselidiki. Belum ada tanggapan dari utusan Arab Saudi di Jenewa, terkait tuduhan tersebut.

Kasus ini bermula dari sebuah surat elektronik yang dikirim ke PBB dan harian The Sunday Times of London, yang kemudian mempublikasikan sebuah kisah yang mengatakan bahwa dua anak perempuan Raja Abdullah – yakni Putri Sahar, 42 tahun, dan Jawaher, 38 tahun – telah meminta bantuan dan mengaku bahwa mereka dan saudara perempuan lainnya telah ditahan selama 13 tahun di kompleks kerajaan.

Harian Inggris tersebut mengatakan bahwa ibu mereka, yakni Alanoud Alfayez, yang tinggal di London dan telah bercerai dengan sang raja, juga menghubungi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk meminta bantuan terkait kasus ini.

ab/hp (afp,ap,rtr)