1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pejabat UE Serukan Tindakan terhadap Homofobia

Ayu Purwaningsih19 Mei 2013

Para pejabat tinggi di Uni Eropa menyerukan perlunya tindakan meredam intoleransi dan tindak kekerasan terhadap kaum minoritas homoseksual.

https://p.dw.com/p/18Zzr
Indian gay Activists hold hands as they gather to celebrate the New Delhi High Court ruling decriminalising gay sex, in New Delhi on0 2 July 2009.The Delhi High Court decriminalised gay sex by striking down section 377 of the Indian Penal Code (IPC), quoting Jawaharlal Nehru to emphasise that the Constitution guaranteed homosexuals rights equal to what other citizens enjoy."Equality and inconclusiveness are the tenets of the Constitution," Section 377, a law from the British Raj era, says homosexuality and "unnatural sex" is a criminal act. EPA/HARISH TYAGI +++(c) dpa - Report+++
Symbolbild - Privatsphäre HändchenhaltenFoto: picture-alliance/dpa

Setelah keluarnya laporan mengenai tindakan intoleransi dan kekerasan terhadap kaum homoseksual yang terjadi di Eropa, para petinggi Uni Eropa mengeluarkan seruan perlindungan terhadap kelompok minoritas ini:

“Homofobia dan transfobia merupakan pelanggaran martabat kemanusiaan, yang bertentangan dengan nilai-nilai dan prinsip dasar Uni Eropa,“ demikian tandas Komisisaris Hukum dan Hak Fundamental Uni Eropa, Viviane Reding, dalam sebuah konferensi di Den Haag.

Viviane Reding EU Justizkommissarin Anerkennung persönlicher Urkunden für EU Bürger
Viviane RedingFoto: picture-alliance/dpa

“Memerangi homofobia atau rasa ketakutan terhadap kaum homoseksual harus menjadi bagian dari upaya tegas yang dilakukan terus-menerus, dan bukan hanya dilakukan oleh institusi, melainkan juga masyarakat keseluruhan", ujar Presiden Italia Giorgio Napolitano.

Negara yang dipimpin Napolitano merupakan negara kedua terburuk untuk isu pelanggaran hak kaum homoseksual di Uni Eropa, dalam survei yang dilakukan Lembaga Hak Fundamental FRA.

Flash-Galerie Brasilien Demonstration Homophobie
Demosntrasi Anti HomofobiaFoto: picture alliance/dpa

Napolitano menambahkan, serangan atau diskriminasi terhadap orang-orang berdasarkan orientasi seksualnya merupakan hal yang tidak dapat ditolerir.

Tingkat Diskrimnasi Tinggi

Dalam survei yang hasilnya baru dirilis, data menunjukan lebih dari 47 persen responden mengalami diskriminasi atau tindak kekerasan dalam 12 bulan terakhir. Survei itu dilakukan terhadap lebih dari 93.000 lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di 27 negara anggota Uni Eropa plus Kroasia yang akan segera bergabung dengan Uni Eropa. Dari survei itu diketahui pula, para kaum LGBT mengalami rasa takut, isolasi dan diskriminasi di Eropa.

Dua puluh lima persen dari responden mengalami serangan secara fisik atau mengalami ancaman nyata dalam lima tahun terakhir. Hampir 60 persen meyakini serangan itu tak lepas dari status orientasi seksual mereka. Namun delapan puluh persen dari LGBT yang mengalami serangang tak berani melapor ke polisi setelah terjadinya insiden, karena berpikir polisi pun tak dapat berbuat apapun.

Symbolbild Valentinstag lesbisches Paar Pärchen Homosexualität
Pasangan lesbian memadu kasihFoto: Fotolia/Rikke

Laporan itu juga menunjukan orang-orang yang penampilannya dianggap ‘tak sepadan‘ dengan gender mereka, paling banyak menerima diskriminasi, terutama di tempat kerja atau layanan kesehatan. Dua pertiga responden juga mengaku mencoba menyembunyikan orientasi seksual mereka di sekolah.

Di Lithuania, Italia atau Bulgaria, angka diskriminasi tinggi di atas rata-rata, di mana para politisinya sering mengeluarkan pernyataan yang dianggap menghina kaum LGBT. Berdasarkan survei itu, direktur FRA, Morten Kjaerum mengatakan, “Tantangan untuk memerangi diskriminasi pada kaum LGBT itu masih sangat besar,“