1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

091009 Migration Rücküberweisungen

9 Oktober 2009

Lebih dari lima juta orang Indonesia bekerja di luar negeri. Bank Dunia peringatkan dampak krisis eknomi terhadap kiriman uang dari para pekerja ini.

https://p.dw.com/p/K34y
Akibat krisis ekonomi kiriman uang pekerja ke negara asal akan berkurang sekitar 7 persenFoto: AP

Lebih dari delapan juta orang Filipina hidup dan bekerja di luar negeri. Setiap bulannya puluhan ribu pekerja bangunan atau pembantu rumah tangga dikirim ke negara-negara lain. Kebanyakan ke negara-negara minyak di Jazirah Arab, ke Amerika Serikat dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Singapura dan Hong Kong. 30 persen pelaut di kapal-kapal cargo dan kapal tangker di perairan internasional juga berasal dari Filipina.

Sekitar 13 persen produk domestik buto Filipina di tahun 2007 berasal dari uang yang dikirim balik oleh para tenaga kerja di luar negeri ini. Bank Dunia memperkirakan, pendapatan devisa penting ini akan turun terkait dengan krisis ekonomi global. Karena berkurangnya kiriman uang ke negara asal, banyak keluarga di negara-negara berkembang yang terancam jatuh dibawah garis kemiskinan.

Dan karena kewajiban mengirim uang ke keluarga sangat tinggi bagi para pekerja di luar negeri, terkadang mereka bersedia berkerja dengan kondisi kerja sangat buruk atau bekerja lebih lama dan menhemat pengeluaran sendiri dengan ketat. Pulang ke negara asal sering dilihat sebagai pilihan terakhir. Di Filipina semakin banyak orang yang bersedia dikirim ke wilayah krisis seperti Afghanistan, Irak atau Nigeria.

Dampak yang drastis tidak hanya akan dirasakan oleh keluarga-keluarga yang bersangkutan, melainkan juga perekonomian negara asalnya. Secara keseluruhan, pengiriman uang dari tenaga kerja di luar negeri ini lebih besar dari bantuan finansial negara-negara industri kepada negara-negara berkembang. Demikian diperkirakan pakar ekonomi Bank Dunia, Dilip Ratha.

"Jumlah kiriman uang ke negara asal ini di seluruh dunia mencapai hampir 400 milyar Dollar. Sekitar 300 milyar Dollar ditujukan kepada negara-negara berkembang. Kalau kiriman uang yang tidak tercatat juga dihitung, artinya kiriman uang lewat kurir dan bukan lewat bank, maka jumlahnya semita 400 milyar Dollar atau lebih.”

Jalur pengiriman yang tidak tercatat, terkadang bahkan jalur ilegal, juga dipergunakan karena jalur pengiriman resmi seperti melalui perusahaan Western Union atau Money Gram terlalu mahal. Atau karena sebagian tenaga kerja di luar negeri dan keluarga mereka tidak punya akses atas rekening bank. Menurut studi Institut Ekonomi Hamburg HWWI, pekerja yang hanya tinggal sementara di luar negeri mengirim sebagian besar pendapatannya ke negara asal. Sementara itu, pekerja yang menetap di luar negeri dan perlahan-lahan kehilangan kontak kepada keluarganya mengirim jumlah yang lebih kecil.

Indonesia juga merupakan salah satu negara dengan tenaga kerja internasional yag besar. Lebih dari lima juta orang Indonesia bekerja dan tinggal di luar negeri, serta menyokong sejumlah keluarga dengan pendapatan mereka. Anis Hidayah dari organisasi bantuan Migrant Care: "Kebanyakan pekerja Indonesia di luar negeri merupakan satu-satunya sumber pendapatan dari keluarga mereka. Satu orang harus menyokong 5 sampai 6 orang dan anak-anaknya. Mereka harus bayar uang sekolah dan biaya sehari-hari lainnya. Ini beban yang besar.“

Walaupun jumlah tenaga kerja di luar negeri relatif stabil, Bank Dunia memperkirakan, pengiriman uang ke negara asal dapat turun sekitar 7 persen tahun ini. Uang ini akan dirasakan kurang di negara-negara asal dalam mengatasi kemiskinan, pelayanan kesehatan dan di bidang pendidikan.

Bernd Musch-Borowska/Anggatira Rinaldi
Editor: Hendra Pasuhuk