1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pelaku Teror Mumbai Divonis Bersalah

3 Mei 2010

Mohammad Ajmal Amir Kassab dinyatakan terbukti bersalah untuk hampir seluruh 86 perkara terkait peristiwa 26 November 2008 yang menewaskan 166 orang.

https://p.dw.com/p/NDGg
Baku tembak antara aparat keamanan India dengan para pelaku serangan yang berada di dalam Hotel Taj Mahal (29.11.2008)Foto: AP

Hakim ML Tahaliyani menyatakan Amir Kassab terbukti bersalah baik secara langsung maupun tidak langsung, atas pembunuhan terhadap 52 warga India di stasiun kereta Mumbai - salah satu lokasi paling berdarah dalam serangan teror terpadu yang berlangsung selama 60 jam itu. Serangan lain oleh seluruhnya 10 teroris, termasuk Kassab, dilancarkan secara serentak terhadap tiga hotel mewah, sebuah restoran, serta sebuah pusat kebudayaan Yahudi.

Dalam sidang sebelumnya, Fahim Ansari dan Sabauddin Ahmed, dua warga India yang didakwa membantu komplotan teroris itu, antara lain menggambar peta sasaran bagi para pelaku, dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan.

Indien Grafik Karte Terroranschlag von Mumbai Indonesisch
Lokasi serangan Teror Mumbai

Mengenakan pakaian tradisional Punjab, kampung halamannya di Pakistan, Amir Kassab, satu-satunya pelaku teror Mumbai 2008 yang masih hidup, terpaku di tempat duduknya selama vonis dibacakan.

Mohamad Ajmal Amir Kassab tertangkap kamera pengawas tatkala sedang berjalan di stasiun Mumbai, dengan ransel besar dan menyandang senapan AK-47. Rekaman gambar ini dilengkapi bukti sidik jari, DNA dan kesaksian lebih dari 600 orang. Amir Kassab awalnya mengaku sebagai salah satu dari dua pelaku yang melancarkan tembakan dan melemparkan granat ke arah kerumunan orang di stasiun yang sedang sibuk itu. Belakangan ia mencabut pengakuannya, dan berdalih ia diperdaya oleh polisi, dan berada di Mumbai sekadar hendak menonton film.

Amir Kassab diancam hukuman mati berdasarkan tuntutan jaksa yang dituangkan dalam berkas setebal 11 ribu halaman. Baru hari Selasa ini (04/05) hakim akan mengambil keputusan mengenai hukuman terhadapnya. Diyakini, hakim akan menjatuhkan hukuman mati. Namun proses hukuman selanjutnya akan berlangsung sangat lama, melalui berbagai prosedur banding yang rumit dan memakan waktu.

Seorang perempuan warga Mumbai pengunjung sidang, mengungkapkan kekesalannya atas kerumitan proses hukum ini. "Seharusnya dia langsung saja dihukum berat. Dengan demikian, baru semua orang merasa senang dan puas. Dia seorang teroris keji yang sudah mengakibatkan penderitaan berat bagi kami. Begitu banyak orang yang sudah terbunuh."

Pemerintah India sudah secara terbuka mengungkapkan dukungan terhadap hukuman mati untuk terdakwa Peristiwa Mumbai, yang digambarkan sebagai kasus "yang paling langka di antara yang langka". Tetapi sudah sejak tahun 2004 India tidak menjalankan eksekusi, dan sejak tahun 1998, hanya dua hukuman mati yang berujung ke eksekusi. Hingga kini, sejumlah terpidana mati masih menunggu proses grasi dari presiden. Mereka yang masih menunggu grasi antara lain warga Sikh pelaku pembunuhan PM Rajiv Gandhi tahun 1991, dan warga Kashmir pelaku serangan terhadap parlemen India tahun 2001.

India menuduh serangan Mumbai dirancang oleh Lashkar e Thaiba, sebuah kelompok teroris yang berkubu di kawasan Kashmir Pakistan, dan didukung oleh sejumlah elemen di kemiliteran dan dinas inteljen Pakistan.

Ging Ginajar/afp/rtr

Editor: Hendra Pasuhuk