1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

050511 Porträt Célia Okoyino da Mbabi

30 Juni 2011

Célia Okoyino da Mbabi sudah mewakili Jerman di timnas sejak usia 16 tahun dan juga berlaku sebagai duta integrasi di dunia sepak bola Jerman. Tetapi pemain unggulan ini juga sudah pernah melihat sisi gelap olahraga.

https://p.dw.com/p/11lpK
Célia Okoyino Da Mbabi
Célia Okoyino Da MbabiFoto: AP

Tahun 2007 timnas perempuan Jerman menjadi juara dunia. Sayangnya waktu itu tanpa pemain berbakat Célia Okoyino da Mbabi. Waktu itu adalah titik terendah pemain muda yang turut meraih gelar juara dunia di U-19, medali perunggu di Olimpiade Beijing dan juara Piala Eropa tahun 2009.

“Dulu memang tidak mudah," aku Célia, ketika menceritakan kisah sedihnya. "Tiga bulan sebelumnya tulang kering saya patah. Setelah itu total satu setengah tahun, atau bahkan lebih, saya bergulat dengan masalah ini dan tidak bisa main bola. Tentu hal ini terasa menyakitkan sekali bagi seorang pemain muda, direm karena kecelakaan seperti itu pas sebelum sebuah ajang pertandingan penting.“

Célia da Mbabi dalam pertandingan Piala Dunia lawan Kanada
Célia sudah main di timnas sejak berusia 16 tahunFoto: picture alliance/HOCH ZWEI

Perempuan asal di Bonn ini sudah mulai main bola di tim sejak berumur lima tahun. Sepak bola merupakan motivasinya, di saat-saat bahagia maupun di saat susah, aku Célia. “Bagi saya bermain sepak bola adalah suatu kesenangan dan di saat yang bersamaan juga hasrat jiwa saya," katanya.

Dalam proses penyembuhannya, bagi Célia lingkungan sangatlah penting. ""Saya punya teman-teman, keluarga dan tim yang tidak begitu saja mencoret nama saya dan mengatakan: Oke, sekarang Célia terluka, jadi kita cari saja orang baru, dan tidak lagi tertarik dengan saya," ceritanya.

Juga karena hal ini lah si pemain nasional, yang berulang tahun ke 23 pada masa Piala Dunia Perempuan tahun ini, tetap memilih setia dengan kesebelasan SC Bad Neuenahr. Sebenarnya ia bisa saja pindah ke klub-klub Bundesliga papan atas seperti ke Postdam, Frankfurt atau Duisburg.

"Semua hal pasti mempunyai sisi positif"

Ayah Célia yang berasal dari Kamerun dan ibunya yang orang Perancis memilih untuk mengambil kewarganegaraan Jerman agar anaknya dapat ikut serta dalam pemilihan pemain muda timnas Jerman. Tidak heran kalau Célia sangat serius mengambil perannya sebagai duta integrasi budaya persatuan tim sepak bola Jerman DFB.

Célia ketika menerima penghargaan integrasi Mercedes
Putri orang tua asal Kamerun dan Perancis ini juga merupakan duta integrasi JermanFoto: picture-alliance / GES-Sportfoto

Célia sering datang ke berbagai acara dan berbicara dengan pemain-pemain bola perempuan lainnya. Ia juga sering ikut serta dalam berbagai proyek, antara lain yang bertujuan untuk membangkitkan semangat anak muda dan mendukung mereka untuk menceritakan riwayat hidupnya sendiri. "Saya coba memberitahu mereka apa yang mereka bisa lakukan agar bisa sukses, dan bahwa semua orang mempunyai kesempatan yang juga bisa digunakan," kata Célia. "Semua hal pasti juga mempunyai sisi positif.”

Karena bidang persepakbolaan perempuan belum begitu populer, Célia yang sudah tamat SMA akan memulai pendidikan di bidang marketing dan komunikasi. Sekarang ini Célia sedang kuliah jurusan budaya di Koblenz dan selalu bekerja keras untuk menyempurnakan teknik sepak bolanya.

Penyerang hebat

Bagi Thomas Obliers, trainer Célia di dua tahun terakhir, kekuatan Célia adalah "keinginan kuatnya untuk selalu memberikan 100 persen setiap saat." "Baik waktu latihan, maupun pada pertandingan. Ia selalu percaya pada dirinya dan selalu semangat,” ujar Obliers.

Namun begitu menurut Obliers Célia tetap masih harus memperbaiki teknik bermainnya. “Kadang ada fase, dimana Célia kurang jeli dan seharusnya lebih berani lagi," katanya. Tetapi Obliers yakin, ini akan menjadi lebih baik seiring dengan perkembangan karirnya, jika Célia bertambah pengalaman. "Kita tidak boleh lupa, bahwa dia lama terluka," tambah Obliers. "Menurut saya, dia tetap bisa menjadi penyerang yang sangat sangat hebat.”

Misalnya seperti Birgit Prinz, yang juga mulai karir nasionalnya di usia 16 tahun. Célia, yang pada pertandingan akhir Bundesliga lawan Leverkusen mencetak lima gol, menepis perbandingan ini dengan rendah hati. “Menurut saya, Birgit adalah seorang pemain bola Jerman yang karirnya tidak bisa dibandingkan dengan orang lain," kata Célia.

Harapan tinggi untuk Piala Dunia Perempuan 2010

Célia dan rekan-rekan merayakan kemenangan di Piala Eropa 2009
Célia dan rekan-rekan merayakan kemenangan di Piala Eropa 2009Foto: dpa

"Saya tidak bisa melihat masa depan, saya tidak tahu apa yang akan terjadi," ujar pemain muda ini. "Saya tidak memberikan batasan bagi diri sendiri. Kita lihat saja jalannya akan menjadi seperti apa bagi saya.”

Tetapi Célia tahu pasti apa yang ia harapkan dari Piala Dunia Perempuan di kandang sendiri dan dari timnas yang juga juara dunia 2007 lalu. “Tentu saya ingin agar Piala Dunia ini menjadi event besar bagi Jerman. Dan saya juga ingin agar tim Jerman sukses lagi menjadi juara dunia.”

Lutz Kulling/Anggatira Gollmer

Editor: Hendra Pasuhuk