1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pembahasan Isu Pengganti Dalai Lama Makin Santer

6 Juli 2010

Selasa (06/07), pimpinan spiritual Tibet Dalai Lama, berulang tahun yang ke-75. Dengan bertambahnya usia pemenang hadiah Nobel Perdamaian ini, bertambah gencar pula pembicaraan mengenai siapa penggantinya.

https://p.dw.com/p/OBjT
Dalai Lama menerima ucapan selamat ulang tahun dari warga Tibet saat mengunjungi pameran lukisan di Dharamsala, IndiaFoto: AP

Dalai Lama Tenzin Gyatso melarikan diri dari Tibet tahun 1959 menyusul gagalnya perlawanan terhadap penguasa Cina. Sejak itu ia tinggal di Dharamsala, sebuah kota di utara India. Banyak warga Tibet memandang Dalai Lama sebagai pemimpin agama yang diagungkan dan oleh sebab itu isu-isu tentang penggantinya merupakan tema yang sensitif serta kompleks.

Paul Williams, seorang pakar dari Universitas Bristol menjelaskan, "Secara tradisional Dalai Lama adalah biksu dan juga kepala pemerintahan di Tibet. Sebagai tambahan, Dalai Lama adalah seseorang yang oleh warga Tibet dipandang sebagai tokoh yang memiliki tingkat spiritual sedemikian tinggi, sehingga bila ia meninggal adalah mungkin baginya untuk mengawasi reinkarnasinya. Tentu saja warga Tibet dan Budhis percaya akan reinkarnasi. Ini berarti, bila mereka berbicara tentang pengganti Dalai Lama, apakah berarti mereka membicarakan orang yang dipandang akan menjadi reinkarnasi dari Dalai Lama saat ini, atau pengganti Dalai Lama yang dipandang akan menjadi pimpinan politik warga Tibet di pengasingan?“

Dalai Lama yang kita kenal saat ini, dalam beberapa waktu terakhir memisahkan secara jelas tanggung jawab politisnya dari tugas spiritualnya. Demikian disampaikan Thubten Samphel, juru bicara pemerintahan Tibet di eksil. "Bila menyangkut tanggung jawab politiknya, Dalai Lama mengatakan dirinya berada dalam masa setengah pensiun. Ia telah menyerahkan sebagian besar tanggung jawab politiknya kepada pimpinan terpilih. Isu lainnya adalah tanggung jawab spiritual dari Dalai Lama. Tugas ini akan diemban oleh penerusnya.“

Kini masih belum jelas, bagaimana warga Tibet di eksil memilih pengganti Dalai Lama. Tubten Samphel mengatakan, pimpinan politik terpilih akan mengawasi proses pergantian ini. Dalai Lama sendiripun sudah mengindikasikan bahwa penggantinya dapat ditunjuk sebelum ia meninggal atau melalui pemilihan demokratis.

Isu pengganti Dalai Lama semakin ramai dibahas sejak Dalai Lama memberkati seorang bocah berusia 6 tahun sebagai reinkarnasi dari Panchen Lama, tokoh terpenting nomor dua di kalangan warga Budha Tibet, pada tahun 1995. Bocah itu segera menghilang dan Beijing memilih sendiri Panchen Lama-nya. Para pengamat mengatakan bahwa pemerintah Cina tampaknya aktif mengintervensi dan memanipulasi banyak hal jika Dalai Lama telah meninggal, serta akan menetapkan pimpinan baru dari pihaknya sendiri.

Lebih jauh Paul Williams kembali mengatakan, "Cina dapat mengatakan, kami menemukan reinkarnasi yang benar, yang sesungguhnya. Ia ada di sini di Tibet dan kami akan melatihnya, dan jika ia telah lebih dewasa kami akan mengumumkan kepada semua orang bahwa inilah Dalai Lama dan ia akan menjadi pimpinan Tibet, dan tentu saja di bawah pengawasan Cina.“

Perkembangan ke arah ini semakin tampak terlihat ketika minggu lalu seorang pejabat Cina mengatakan, semua reinkarnasi pimpinan spiritual Tibet harus lebih dulu diuji oleh pemerintah Cina.

Disha Uppal/Dyan Kostermans

Editor: Hendra Pasuhuk