1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pembangunan Bendungan Air Ganggu Hubungan Cina-India

6 Mei 2011

Cina mulai dirikan dam di sungai terakhir di wilayahnya yang belum dibendung, sungai Yarlung Sangpo, di dataran Tibet. India menentang. Sebab sungai itu mengalir ke India menjadi sungai Brahmaputra.

https://p.dw.com/p/11AHh
LHASA, July 24, 2009 (Xinhua) -- Photo taken on July 23, 2009 shows aerial view of Yarlung Zangbo River in southwest China's Tibet Autonomous Region. With an average altitude of 4,500 meters, the Tibetan Mother River- Yarlung Zangbo is the highest in the world. It originates in glacial regions of the northern Himalayas, runs 2,057 kilometers through Tibet in western China, passes into India and finally meets the Indian Ocean in the Bay of Bengal. Xinhua /Landov
Sungai Yarlung Sangpo (23/07/09)Foto: picture alliance/landov

Bendungan Zangmu akan menjadi bendungan tertinggi Cina. Bendungan itu terletak 3.000 meter di atas permukaan laut, hanya sekitar 300 km dari ibukota Tibet, Lhasa dan kurang dari 200 km dari perbatasan dengan India. Dam itu akan memiliki enam unit generator, yang menghasilkan listrik sebanyak 85 megawatt. Direncanakan, generator akan mulai mengalirkan listrik bagi Lhasa tahun 2014 mendatang.

Jonathan Holslag dari Institut Studi Kontemporer Cina di Brussel mengatakan, dengan pendirian pembangkit listrik tenaga air Zangmu, Cina melaksanakan bentuk politik baru. Dengan memasok listrik ke Tibet, Cina berharap dapat menciptakan kemajuan ekonomi dan kesejahteraan di wilayah itu. Menurut Holslag, pemimpin Cina percaya, langkah ini akan melahirkan stabilitas sosial jangka panjang dan persatuan nasional.

Ia mengatakan, “Saya pikir, yang paling penting adalah dimensi politik dalam negeri. Yaitu pandangan bahwa perkembangan ekonomi di Tibet akan menjadikan warga Tibet lebih bersikap bersahabat dan menerima politik penyatuan yang dijalankan pemerintah Cina”

Dampak Buruk Bendungan

A fisherman stands near fishing nets along the river Brahmaputra in Gauhati, India, Friday, Oct. 27, 2006. Reports that China may be planning to dam the giant Brahmaputra river and diverting water into its arid provinces have been opposed by regional governments in India's northeast, where it is a lifeline in Assam and Arunachal states. The 2,906-km long Brahmaputra is one of Asia's largest rivers that traverse its first stretch in China's Tibet region, then in India and Bangladesh before converging into the Bay of Bengal. (AP Photo/Anupam Nath)
Seorng nelayan berdiri di dekat jaring ikan di pinggir sungai Brahmaputra di Gauhati, India (27/10/06)Foto: AP

Tetapi pakar lingkungan hidup khawatir akibat pendirian bendungan baru itu. Pertama, pendirian dam menyebabkan pergeseran aliran sungai. Itu dapat menyebabkan kekeringan atau banjir, jadi merupakan ancaman bagi ekosistem lokal. Di samping itu, sejumlah pakar geologi percaya, proyek itu juga akan mempengaruhi aktivitas seismik.

Hermann Kreutzmann dari Pusat Studi Perkembangan di universitas Jerman, Freie Universität Berlin khawatir akan jumlah pembangkit listrik tenaga air di dunia yang semakin banyak. “Di dunia ada lebih dari 46.000 pembangkit listrik tenaga air, dan separuhnya berlokasi di Cina. Cina berambisi mendirikan bendungan di semua sungainya untuk mendapatkan energi. Bagi Cina, dam Zangmu hanya satu dari banyak lainnya,” demikian Kreutzmann.

Menurut pernyataan pihak Cina, bendungan ini tidak akan menghentikan atau menggeser aliran air. Tetapi Kreutzmann memperingatkan bahwa ini mungkin akan menjadi awal dari sesuatu yang lebih besar lagi, yaitu sejumlah bendungan, yang didirikan bertingkat.

Rencana Tidak Transparan

This Xinhua file photo taken in December 2004 shows the aerial view of the Three Gorges Dam in Yichang, central China's Hubei Province. The axis of the dam is 2,309 meters, the longest in the world. The construction crews expect to finish pouring concrete for the massive Three Gorges Dam on Saturday, completing what China calls the world's largest concrete structure, state media reported Friday, May 19, 2006. (AP Photo / Xinhua, Du Huaju)
Bendungan Tiga Ngarai di Cina (Desember 2004)Foto: AP

Rencana pembangunan bendungan Zangmu memang tidak transparan. Itulah yang dikhawatirkan kritikus India. Pernyataan resmi tentang pendirian dam itu tidak diberikan sampai pembangunannya dimulai.

Sebaliknya, rencana politik pembangunan Cina untuk wilayah barat yang disebut “Western Development,” tidak dirahasiakan. Rencana itu mencakup pengaliran air dari wilayah Tibet ke daerah-daerah Cina yang kekurangan air. Jonathan Holslag dari Institut Studi Kontemporer Cina berpendapat, ini adalah masalah utama yang menyebabkan New Delhi khawatir.

Menurut Holslag, jika Cina benar-benar mendirikan proyek pengalihan air dalam jumlah besar, itu akan menyulut perang air antar kedua negara. Ia menambahkan, “Bagi India, ini akan berdampak sangat besar pada upaya pembangunan, dan akan mencegah realisasi ambisi untuk memodernisasi pertanian. Ini akan menjadi masalah keamanan nasional dan seakan menyerang masa depan India. Ini akan menimbulkan risiko politik besar, atau bahkan risiko militer.”

Membicarakan Masalah

UNESCO-Naturerbestätte: Sanjiang Region in China Landschaft im Nationalpark der "Drei parallel verlaufenden Flüsse" im Nordwesten der Provinz Yunnan. Die Unesco hat im Juli 2003 sieben Schutzzonen im Nationalpark als Naturstätte in die Liste des Welterbes aufgenommen. Das 1,7 Millionen Hektar große Gebiet umfasst die Flussläufe der drei großen Flüsse Jangtse, Mekong und Salween. Sie fließen durch steile Schluchten, die bis zu 3000 Meter tief und von bis zu 6000 Meter hohen Bergen umgeben sind.
Daerah Sanjiang di Cina yang dilindungi UNESCOFoto: dpa

Para pakar setuju, Cina dan India harus membicarakan masalah itu dan menerapkan transparansi. Peter Bosshard dari organisasi lingkungan hidup dan hak asasi International Rivers mengatakan, transparansi adalah solusi satu-satunya bagi masalah ini. Negara asalnya, Swiss adalah contoh baik bagi tanggung jawab dalam konflik sungai dengan negara tetangga.

Tetapi ia tidak yakin, apakah Cina dan India sudah bersedia berunding. Ia menambahkan, India sekarang khawatir, karena sumber air sungai berada di wilayah Cina. Tetapi India sendiri punya rencana untuk mendirikan bendungan, yang kemungkinan besar akan berdampak buruk bagi Bangladesh.

Bosshard menekankan, pembangkit listrik tenaga air merusak lingkungan hidup. Karena ekosistem air tawar adalah yang paling terancam di bumi, ini saatnya orang menarik garis penutup dan menyatakan, sudah cukup! Perkembangan ekonomi tidak bisa menjadi alasan untuk membenarkan perusakan lingkungan.

Sarah Berning/Marjory Linardy
Editor: Vidi Legowo