1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemberontak Suriah Dievakuasi dari Aleppo

15 Desember 2016

Setelah perundingan kilat pada Rabu malam, pemerintah Suriah dan Rusia mengizinkan sisa pasukan pemberontak untuk meninggalkan kota Aleppo. Namun proses evakuasi tidak berjalan mulus.

https://p.dw.com/p/2UIUe
Syrien Aleppo Luftschläge
Foto: Getty Images/AFP/K. Al-Masri

Militer Rusia mengklaim tengah mengupayakan evakuasi pasukan pemberontak dari timur Aleppo. Untuk itu Rusia mengirimkan 20 bus dan 10 kendaraan ambulans. Moskow mengatakan pemerintah Suriah telah memberikan jaminan keamanan untuk semua gerilayawan yang ingin meninggalkan Aleppo.

"Dengan perintah Presiden Vladimir Putin, Pusat Pengawasan Gencatan Senjata Rusia bekerjasama dengan otoritas Suriah untuk mempersiapkan evakuasi pasukan pemberontak dan anggota keluarganya dari timur Aleppo," tulis Kementerian Luar Negeri di Moskow.

Syrien Aleppo die Busse warten immer noch in der Nähe des Stadiums
Bus evakuasi disiapkan buat mengangkut 4.000 pasukan pemberontak dan keluarganyaFoto: Reuters/O. Sanadiki

Namun tim medis lokal yang membantu evakuasi gerilayawan yang terluka mengatakan, konvoi ambulans ditembaki oleh pasukan pemerintah. "Mereka menembaki konvoi dan melukai tiga orang, salah seorangnya adalah anggota pertahanan sipil. Sekarang mereka dibawa kembali ke wilayah yang dikepung," kata salah seorang tim medis Ahmed Sweid kepada stasiun televisi Orient.

Saat ini pemberontak masih menegosiasikan gencatan senjata lanjutan dengan pemerintah Suriah. Stasiun televisi pemerintah mengabarkan, jumlah pasukan pemberontak yang bersedia dievakuasi bersama keluarganya mencapai 4.000 orang.

Harapan Pupus di Aleppo

Evakuasi termasuk bagian dari syarat yang diajukan pemberontak sebelum menyerahkan Aleppo kepada pemerintah. Kesepakatan tersebut dicapai dalam perundingan kilat yang dimediasi oleh Rusia dan Turki pada Rabu (14/12) malam.

Sebelumnya kedua pihak juga sudah menyepakati evakuasi serupa pada Rabu pagi. Namun proses damai tersebut berubah menjadi pertempuran setelah milisi pro pemerintah menolak mengizinkan bus evakuasi melewati checkpoint. Tiba-tiba perang kembali berkecamuk. Ratusan warga sipil yang telah berkumpul dihujani bom mortir dari udara.

Pertempuran tersebut berlangsung hingga Kamis (15/12) pagi. Penduduk, aktivis dan tim medis mengatakan, serangan artileri diarahkan pada lokasi di mana puluhan ribu penduduk sipil terjebak bersama pasukan pemberontak yang mencoba berlindung di dalam gedung-gedung apartemen.

rzn/yf (ap,rtr,afp)