1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemborosan Bahan Pangan di Uni Eropa

Christina Ruta17 Desember 2012

Jutaan ton bahan pangan disia-siakan tiap tahunnya di UE . Ini antara lain mengakibatkan naiknya harga pangan di seluruh dunia. Uni Eropa ingin mengubah situasi ini.

https://p.dw.com/p/172jo
ARCHIV - ILLUSTRATION - Lebensmittel liegen in einer Mülltonne in Frankfurt (Oder)(Foto vom 13.03.2012). Verbraucher in Bayern werfen jedes Jahr 65 Kilo Lebensmittel weg Foto: Patrick Pleul/dpa +++(c) dpa - Bildfunk+++
LebensmittelverschwendungFoto: picture-alliance/dpa

Pasta yang dimasak sehari sebelumnya, dan dianggap tidak enak lagi, atau juga yoghurt yang sudah kadaluarsa, di Eropa terlalu sering mendarat di tong sampah. Itu tidak hanya terjadi di rumah tangga, melainkan juga di sekolah-sekolah, kantin-kantin dan rumah sakit.

Imbauan untuk Menghemat

Diperkirakan, 89 juta ton bahan pangan disia-siakan di Uni Eropa setiap tahunnya. Makanan dibuang terutama karena jumlah yang dibeli atau dimasak terlalu banyak, atau juga karena bahan pangan itu tidak disimpan dengan baik sehingga rusak. Tetapi pemborosan bahan pangan sebenarnya dapat ditemukan di berbagai bidang. "Itu sudah dimulai di ladang. Jika ketimun melengkung, atau wortel terlalu kecil, atau warnanya berbeda dari yang lainnya, pasti dibuang," demikian kritik Selina Juul, pendiri gerakan "Stop Wasting Food". Ia menegaskan, "Juga di industri kemasan 20% bahan pangan disia-siakan."

Lewat penanganan yang benar, ditambahkan Juul, orang tidak hanya bisa menghemat uang, melainkan juga memberikan sumbangan bagi penyediaan bahan pangan global. "Memang kita tidak dapat mengirim sisa makanan ke Afrika. Tetapi dari segi teorinya, semakin banyak makanan disia-siakan, semakin tinggi harga bahan pangan di dunia."

Berlin/ Die Bundesministerin fuer Ernaehrung, Landwirtschaft und Verbraucherschutz, Ilse Aigner (CSU), posiert am Dienstag (13.03.12) im Haus der Bundespressekonferenz in Berlin mit einem Plakat mit der Aufschrift "Jedes achte Lebensmittel, das wir kaufen, werfen wir weg". Der gigantischen Lebensmittelverschwendung in Haushalten und in der Wirtschaft will Aigner eine Aufklaerungekampagne ueber das Mindesthaltbarkeitsdatum entgegensetzen. Knapp elf Millionen Tonnen Lebensmittel landen pro Jahr auf dem Abfall, begruendete Aigner am Dienstag die Initiative. Umgerechnet werfe jeder Bundesbuerger pro Jahr 81,6 Kilo Lebensmittel in den Muell. (zu dapd-Text) Foto: Timur Emek/dapd
Menteri Pangan, Pertanian dan Perlindungan Konsumen Jerman Ilse AignerFoto: dapd

UE Nyatakan Siap Memerangi Pemborosan

Hal ini sekarang juga dinilai sebagai masalah oleh Uni Eropa. Hingga 2025, Uni Eropa ingin mengurangi pemborosan bahan pangan sebanyak 50%. Untuk itu, Uni Eropa juga membiayai proyek bernama FUSIONS (Food Use for Social Innovations by Optimising Waste Strategies) yang mulai berfungsi Agustus. Yang ikut serta, selain organisasi pangan dunia (FAO), juga organisasi non pemerintah, perusahaan dari seluruh Eropa dan 20 universitas Eropa, termasuk Universitas Hohenheim di Jerman.

"Kami tahu, bahwa 25 sampai 30% produk, yang awalnya ditujukan untuk dimakan, menghilang dalam rantai pemasokan", kata koordinator proyek, Toine Timmermans dari Universitas Wageningen di Belanda. Terutama di negara-negara seperti Perancis atau Inggris jumlah pemborosan besar. Di kedua negara itu, jika dibandingkan dengan negara-negara Skandinavia, kesadaran untuk menjaga kelestarian tidak terlalu tercanang di masyarakat. Lagipula sebagaian besar warga negara itu tinggal di kota-kota besar.

Jadi FUSIONS ingin meningkatkan sensibilitas konsumen akan masalah tersebut, dan menyediakan bagi politik data yang bisa diandalkan dan dibandingkan. Data semacam itu, sampai sekarang belum ada. "Kedua, kami ingin tukar-menukar masukan dan mengembangkan studi yang bisa dilaksanakan, karena di banyak bagian rantai pasokan sudah banyak banyak aktivitas, juga di berbagai sektor", kata Toine Timmermans dalam wawancara dengan Deutsche Welle.

Titel: Containern Wer hat das Bild gemacht?: Arne Lichtenberg Wann wurde das Bild gemacht?: 11.08.2012 Wo wurde das Bild aufgenommen?: Münster: Auf einer nächtlichen Container-Tour durch Münster. Blick in einen Abfallbehälter voller Lebensmittel. Bildrechte: Arne Lichtenberg
Contoh sebuah tong sampah di kota Münster, yang dipenuhi bahan pangan yang masih dapat dimakan.Foto: DW

Supermarket asal Skandinavia, REMA 1000 punya ide bagus: "Mereka menjual bahan pangan yang sudah hampir kadaluarsa di sebuah tempat spesial, dan harganya dikorting 70%", demikian diceritakan Selina Juul, yang dengan NGO "Stop Wasting Food" juga ikut dalam proyek tersebut. Kedua belah pihak akan mendapat keuntungan, kata Juul. Konsumen tidak membayar dengan harga tinggi, dan supermarket itu memperoleh keuntungan tambahan lewat produk yang terjual.

Semua Bisa Ambil Bagian

Toine Timmmermans menilai politik juga punya kewajiban, misalnya lewat perbaikan etiket yang ditempatkan pada bahan pangan. Terutama pada masa Natal, masa di mana bahan pangan banyak yang terbuang, semua orang bisa ambil bagian. Misalnya lewat perencanaan lebih baik jumlah bahan pangan yang akan dibeli, atau juga dengan menetapkan porsi yang lebih kecil. "Setiap orang di rumah harus memperhitungkan agar jumlah yang dimasak tepat, dan resep baru harus dicoba terlebih dahulu, sebelum disiapkan untuk tamu berjumlah 10 atau 20 orang."

***Achtung: Nur zur mit Toine Timmermans abgesprochenen Berichterstattung verwenden!*** Toine Timmermans, Koordinator des Projekts FUSION - ein EU-Projekt gegen Lebensmittelverschwendung. *** eingestellt Dezember 2012
Toine Timmermans, koordinator proyek Uni Eropa, FUSIONFoto: WageningenUR

Selina Juul menyarankan, pada tanggal 25 Desember, yang menjadi Hari Natal pertama, yang dimakan makanan sisa hari sebelumnya. Bisa juga, jika kedatangan tamu, tamu ditawarkan untuk membawa sisa makanan. Ia sendiri juga menjadi panutan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada masa Natal ia memasok sejumlah organisasi kemanusiaan di Kopenhagen dengan sisa makanan dari toko-toko, yang kemudian dibagi-bagikan kepada orang-orang yang tidak punya tempat tinggal.

Sebuah proyek inovativ yang mencegah pemborosan bahan pangan baru saja dimulai di Jerman. Lewat portal internet "foodsharing.de", orang dapat menyerahkan bahan pangan kepada orang lain, mengadakan tukar-menukar atau memperolehnya tanpa membayar.