1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pembukaan Perbatasan dengan Mesir Disambut Palestina

27 Mei 2011

Setelah empat tahun blokade, bagi 1,6 juta warga Palestina kini untuk pertama kalinya terbuka jalan keluar dari Jalur Gaza. Sabtu (28/05) Mesir ingin buka kembali pos perbatasan Rafah untuk lalulintas warga.

https://p.dw.com/p/11PMS
Seorang warga Palestina yang menunggu untuk menyeberangi perbatasan Rafah (26/05)
Seorang pria yang menunggu untuk menyeberangi perbatasan Rafah (26/05)Foto: AP

Di Jalur Gaza, di balik perbatasan, sejumlah orang berseru memanggil sanak saudara dan teman mereka yang berada di sisi lain perbatasan, berupa pagar kuat dari kawat berduri. Di Rafah, selama ini hanya warga Palestina yang memiliki visa asing dan boleh masuk atau keluar Jalur Gaza yang termasuk wilayah Palestina. Mereka juga harus mendaftarkan diri terlebih dahulu.

Mahmud menunggu saudaranya, yang datang dari Libya. Ia senang karena pemerintah Mesir memutuskan untuk membuka perbatasan. "Kami sudah lama menunggu ini. Kami punya saudara, yang sudah tidak bertemu lagi dengan kami selama 25 tahun. Kami harap keputusan ini menjadi langkah menuju normalisasi sepenuhnya daerah perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir."

Memiliki Visa Asing

Palestinians wait before crossing into Egypt through the Rafah border crossing, southern Gaza Strip, Thursday, May 26, 2011. Egypt's decision to end its blockade of Gaza by opening the only crossing to the Hamas-ruled Palestinian territory this weekend could ease the isolation of 1.4 million Palestinians there. (AP Photo/Eyad Baba)
Warga Palestina yang ingin menyeberang ke Mesir lewat Rafah, Gaza selatan (26/05)Foto: AP

Di samping Mahmud, yang menggandeng anak perempuannya, berdiri Ahmed yang kuliah di bidang manajemen di Universitas Islam Gaza. Orang tuanya tinggal di Arab Saudi. Ia menunggu seorang teman baik. "Ini tentunya sebuah keringanan, yang dapat dirasakan sebagian besar orang yang tinggal Jalur Gaza. Terutama untuk orang-orang yang keluar untuk mendapat perawatan medis, untuk mengunjungi famili, yang sudah lama tidak bertemu."

Saya sendiri termasuk kelompok yang belum merasakan keuntungan itu. Saya berkuliah di sini, tetapi punya visa dari Arab Saudi, di mana keluarga saya tinggal. Saya bisa melewati perbatasan, tetapi teman-teman saya yang ada di sini masih perlu visa."

Hasil Perlawanan

Untuk pertama kalinya sejak empat tahun lalu, Rafah akan menjadi jalan keluar bagi warga Palestina. Mohammad yang bekerja sebagai guru berpendapat, peraturan bahwa pria-pria muda antara 18 dan 40 tahun masih membutuhkan visa untuk keluar dari wilayah itu hanya pembatasan untuk sementara waktu saja. Tanpa perlawanan warga Arab, Rafah tidak akan dibuka bagi mereka.

FILE - In this Feb. 19, 2011 file photo, Palestinians carry their belongings after coming back from Egypt at the Rafah border crossing, southern Gaza Strip. Egypt's official news agency said on Wednesday, May 25, 2011 that the Rafah border crossing with Gaza will be permanently opened for Palestinians on Saturday, a move that will significantly ease a blockade of the impoverished territory. (AP Photo/Eyad Baba, File)
Warga Palestina di Jalur GazaFoto: AP

Untuk itu Mohammad semakin berterimakasih kepada pemimpin baru Mesir, karena Jalur Gaza ibaratnya geto, jika perbatasan ditutup. Baginya pembukaan perbatasan penting. Walaupun sebagai guru ia memiliki pemasukan finansial yang cukup, ia tetap menghadapi krisis psikis karena ia tidak dapat bergerak dengan bebas. Baginya pembukaan perbatasan juga menjadi kesempatan untuk melihat dunia luar.

Tindakan Berani

Seorang pedagang bernama Khalid mengatakan, dulu Israel dan AS melancarkan tekanan terhadap Mubarak untuk terus menutup perbatasan dari Jalur Gaza ke Mesir. "Saya pikir, sebagian besar rakyat Palestina percaya, ini adalah langkah positif dari pemerintah Mesir. Saya rasa, perbatasan selama ini ditutup karena pihak Mesir mendapat tekanan sangat besar dari luar. Jadi di jalan menuju kesejahteraan, keputusan pemerintah Mesir itu sangat berani .“

Dengan pembukaan perbatasan yang resmi Sabtu 28 Mei, pemerintah Mesir yang baru mendatangkan perubahan situasi yang jelas positif di kawasan pantai tersebut, dan itu yang pertama kali sejak lama.

Celemens Verenkotte / Marjory Linardy

Editor: Hendra Pasuhuk