1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemerintah Thailand dan Demonstran Sepakat Berunding

28 Maret 2010

Setelah "kemeja merah" mengadakan aksi protes terhadap pemerintah Thailand selama lebih dari tiga pekan, kedua belah pihak menyatakan bersedia merundingkan penyelesaian konflik.

https://p.dw.com/p/MgCN
Penentang pemerintah yang berdemonstrasi sejak tiga pekan laluFoto: AP

Minggu, 28 Maret para penentang pemerintah, yang dikenal sebagai "kemeja merah" karena warna pakaian yang mereka kenakan, mengepung tangsi rejimen infanteri 11, tempat Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva mencari perlindungan. Vejjajiva kini menyetujui diadakannya pembicaraan dengan pemimpin demonstran.

Tuntutan Perdana Menteri

Abhisit Vejjajiva
PM Thailand Abhisit VejjajivaFoto: picture alliance / dpa

Tetapi ia menuntut, agar demonstran menarik diri dari tangsi militer tersebut. Ia tidak bersedia berunding di bawah tekanan, demikian dikatakan Vejjajiva dalam siaran televisi. Ia menekankan bersedia berunding, jika syarat yang ia ajukan dipenuhi. Para penentang pemerintah harus menghentikan ancaman-ancaman dan tekanan yang mereka lancarkan.

Sabtu malam lalu (27/03) sejumlah bom diledakkan di Bangkok. Geranat dilemparkan ke stasiun televisi milik militer dan ke gedung televisi milik pemerintah, NBT. Demikian laporan harian "The Nation". Sedikitnya tujuh orang luka-luka, empat di antara mereka luka berat. Peristiwa itu menandai Sabtu malam sebagai malam paling penuh kekerasan sejak mulainya aksi protes "kemeja merah" sekitar tiga pekan lalu. Sejak awal demonstrasi telah terjadi sejumlah serangan terhadap instansi pemerintah. Tetapi sebagian besar hanya menyebabkan kerugian materi.

Flash-Galerie Proteste in Bangkok
Seorang penentang pemerintah melangkah melalui kawat berduri untuk berbicara dengan aparat keamanan di depan gedung parlemen di Bangkok (27/03)Foto: AP

Perlawanan Warga Bangkok

Belakangan ini warga Bangkok mengadakan perlawanan lebih keras terhadap demonstran yang kerap menyebabkan terhambatnya lalulintas. Sejak beberapa tahun lalu konflik politis di Thailand selalu menyebabkan aksi protes di jalan-jalan ibukota negara itu. Sabtu, 27 Maret beberapa ratus pebisnis dari Bangkok berkumpul untuk memprotes aksi "kemeja merah". Aparat keamanan harus turun tangan, untuk mencegah konfrontasi antara kedua belah pihak. Demikian laporan harian "Bangkok Post".

Penentang pemerintah menyebut diri Fron Persatuan untuk Demokrasi dan Penentang Diktatur UDD. Dengan aksi protesnya mereka berusaha menekan pemerintah untuk membubarkan parlemen dan mengadakan pemilu. Khwanchai Paipana, salah seorang pemimpin "kemeja merah" mengatakan, demonstrasi akan terus dilanjutkan, sampai tuntutan dipenuhi.

Tuntutan Demonstran

Thailand Demonstration der Thaksin Anhänger in Bangkok
Penentang pemerintah mengenakan ikat kepala bertulisan "Kekuatan Rakyat" dalam aksi protes (21/03)Foto: AP

"Kami tidak ingin kekerasan. Kami berada di sini dengan tangan kosong. Kami ingin kedamaian di negara ini. Jumlah kami hanya sejuta, mengapa perdana menteri melarikan diri?" Paipana menambahkan, Vejjajiva seharusnya datang dan berbicara dengan mereka. Ia harus menyatakan mengapa ia tidak bersedia membubarkan parlemen.

Sebagian besar penentang pemerintah adalah warga yang tinggal di provinsi-provinsi miskin di bagian utara dan timur laut Thailand. Mereka mendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Thaksin digulingkan dari kekuasaan September 2006 lalu melalui kudeta militer. Jika pemilu diadakan, kemungkinan besar salah satu partai dari kubu Thaksin akan kembali menang.

Bernd Musch-Borowska / Marjory Linardy

Editor: Andriani Nangoy