1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ukraina Ultimatum Pendukung Rusia

14 April 2014

Pemerintah di Kiev memberi ultimatum pada kelompok separatis agar meletakkan senjata. Ukraina menuduh Rusia berada di balik tuntutan separatisme yang meluas di kawasan timur.

https://p.dw.com/p/1BhRF
Foto: Reuters

Pemerintah Ukraina memberi batas waktu sampai Senin pagi waktu setempat kepada kelompok separatis pro Rusia yang menguasai kantor-kantor pemerintahan di kawasan timur. Jika mereka tidak meletakkan senjata, pasukan Ukraina akan menyerbu.

Presiden Ukraina Oleksander Turchinov menegaskan, aparat keamanan Ukraina akan segera melaksanakan "operasi anti terror" besar-besaran dengan dukungan militer. Di kota Slaviansk, kelompok bersenjata pro Rusia menduduki beberapa gedung pemerintahan dan menyatakan mereka akan terus bertahan.

Aparat keamanan Ukraina menyerbu beberapa lokasi Minggu malam (13/04). Seorang agen dinas rahasia Ukraina diberitakan tewas dan beberapa orang cidera dalam aksi itu. Tidak jelas berapa korban yang jatuh di pihak kelompok separatis.

Rusia dituduh memprovokasi

Turchinov menuduh Rusia berada dibalik berbagai aksi menentang pemerintahan di Kiev yang makin gencar di kawasan timur Ukraina. "Kami tidak akan membiarkan Rusia mengulang skenario Krimea di daerah timur", kata Turchnov.

Dalam pertemuan di Dewan Keamanan PBB di New York Minggu malam, Amerika Serikat menuduh Rusia bertanggung jawab atas destabilisasi Ukraina. Ketegangan di sana adalah "hasil rekayasa", kata Samantha Power, Duta Besar AS di PBB. Skenario itu "digagas dan dirancang oleh Rusia".

Duta Besar Rusia di PBB Vitaly Churkin menolak tuduhan itu dan mengatakan, ketegangan itu muncul secara spontan. Ia memperingatkan pemerintah Ukraina agar tidak mengerahkan militer untuk menghadapi gerakan separatis.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, situasi di Ukraina memperlihatkan "ketidakmampuan pemerintah Kiev untuk mengendalikan situasi di negaranya." Ia menambahkan, kekerasan terhadap etnis Rusia akan "menutup kemungkinan untuk kerjasama".

Jerman coba jadi penengah

Menlu Jerman Frank Walter Steinmeier mengimbau Moskow agar tidak memperuncing situasi. Situasi di Ukraina saat ini "sangat serius, sehingga semua pihak yang bertanggung jawab harus bertemu untuk mencegah situasi terburuk", kata Steinmeier.

Ia juga menyerukan kepada Rusia agar tidak membatalkan rencana pertemuan hari Kamis mendatang. AS, Rusia, Ukraina dan Uni Eropa akan bertemu di Jenewa untuk membahas situasi di Ukraina dan langkah-langkah meredakan ketegangan.

Minggu lalu, kekhawatiran muncul bahwa Rusia akan melakukan invasi ke Ukraina setelah muncul berbagai aksi pro Rusia di kawasan timur. Menurut keterangan NATO, Rusia saat ini menempatkan sampai 40.000 pasukan dekat perbatasan ke Ukraina. Namun Moskow membantah laporan itu.

hp/ab (afp, rtr, dpa)