1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemilu Presiden Berlangsung di Iran

Jashar Erfanian / Mitra Shodjaie14 Juni 2013

Hanya enam kandidat yang diijinkan maju dalam pemilihan presiden hari Jumat (14/06). Jika tidak ada calon merebut 50 persen suara, akan dilakukan pemilu susulan.

https://p.dw.com/p/18pAy
Pemilu Presiden Iran 2013
Pemilu Presiden Iran 2013Foto: IRNA

Pemilu presiden Iran hanya menampilkan enam kandidat. Calon-calon lain dicoret namanya oleh Dewan Pengawas, yang dengan ketat menyaring agar tidak ada kandidat dari kubu reformis yang bisa muncul. Jadi hanya calon-calon konservatif yang disetujui oleh Pimpinan Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang bisa tampil.

Dalam beberapa hari terakhir, dukungan bermunculan untuk Hassan Rohani. Ia mendapat dukungan dari dua mantan presiden, yaitu Mohammad Khatami dan Akbar Hashemi Rafsanjani.

Ayatollah Ali Khamenei menyerukan pada warga Iran agar ramai-ramai ikut pemungutan suara. „Beberapa warga Iran mungkin tidak senang dengan sistem Islam, tapi mereka akan mendukung negaranya. Tingkat partisipasi yang tinggi dalam pemilu akan merupakan pukulan bagi para musuh Iran. Ini akan memaksa mereka menurunkan tekanan internasional“, demikian tulis Khamenei dalam pesan di Twitter.

Belum jelas berapa banyak dari sekitar 50 juta pemilih Iran yang akan mengikuti pemungutan suara. Tapi bagi rejim di Iran, tingkat partisipasi sangat penting. Menurut pengamat politik Abbas Abdi, memang ada peluang tingkat partisipasi cukup tinggi. “Tingkat partisipasi tidak akan lebih rendah dari 60 persen. Atau mungkin malah mencapai 70 sampai 75 persen“, kata Abdi kepada Deutsche Welle. Jurnalis Iran Morteza Kazemian berpendapat, rejim di Iran mungkin memanipulasi angka partisipasi pemilu supaya kelihatan tinggi.

Mantan presiden Rafsanjani namanya dicoret
Mantan presiden Rafsanjani, namanya dicoretFoto: IRNA/Mehr

Kubu Ahmadinejad Tersingkir

Pada awalnya, banyak pengamat politik memperkirakan akan terjadi persaingan antara kubu konservatif di bawah Ali Khamenei dan kubu Presiden Mahmud Ahmadinejad. Keduanya memang diberitakan terlibat persaingan. Tapi calon yang dekat dengan Ahmadinejad, Esfandiar Rahim-Mashaei, akhirnya ditolak oleh Dewan Pengawas. Kubu Ahmadinejad pun tersingkir.

Kubu reformis di Iran tadinya menaruh harapan pada mantan presiden Akbar Hashemi Rafsanjani. Tapi Rafsanjani juga ditolak oleh Dewan Pengawas. Akhirnya, Rafsanjani menyerukan pada pengikutnya agar mendukung Hassan Rohani, yang belakangan mengambil posisi pragmatis. Rohani menyatakan ingin memulihkan hubungan Iran dengan negara-negara barat.

Apakah Rohani akan berhasil menarik dukungan dari kubu reformis? Jurnalis Iran Morteza Kazemian meragukan hal itu. „Mobilisasi pemilu ini datangnya terlambat. Dukungan dari Khatami dan Rafsanjani tidak langsung berarti bahwa pemilih akan berbondong-bondong mendukungnya“, tutur Kazemian.

Kemungkinan Manipulasi

Di kubu konservatif, yang punya peluang terbesar adalah Walikota Teheran, Mohammed Bagher Ghalibaf. Selain itu, kandidat lain yang cukup populer adalah Sayed Jalili, juru runding nuklir Iran, dan Ali Akbar Welajati, yang pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.

Iranian presidential candidate Mohammad-Bagher Ghalibaf, 27 May 2013.
Salah satu favorit: Walikota Teheran GhalibafFoto: picture-alliance/dpa

Jika tidak ada calon yang bisa merebut mayoritas diatas 50 persen, akan dilakukan pemilihan susulan 21 Juni mendatang. Pengamat politik Abbas Abdi menerangkan: “Pemilihan susulan hanya bisa dihindari, jika kubu konservatif bisa menyepakati satu kandidat. Dari enam orang kandidat saat ini, tidak ada yang mampu merebut mayoritas absolut di babak pertama.”

Jika semuanya berjalan lancer, Abbas Abdi menjagokan Rohani dan Ghalibaf untuk maju dalam pemilu susulan. Tapi ia khawatir akan terjadi manipulasi. “Jika Welajati atau Jalili yang maju ke pemilihan susulan, maka bisa dipastikan bahwa salah satu dari mereka adalah favorit dari Khamenei”, katanya.