1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pencarian Korban Gempa Berpacu dengan Waktu

2 Oktober 2009

Upaya pencarian korban gempa yang tertimbun bangunan di kota Padang, Sumatera Barat terus dilakukan, namun kebanyakan dari mereka mungkin tak terselamatkan.

https://p.dw.com/p/JwiW
Tentara dan petugas penyelamat berupaya menemukan korban selamat dalam timbunan reruntuhan.
Tentara dan petugas penyelamat berupaya menemukan korban selamat dalam timbunan reruntuhan.Foto: AP

Para petugas penyelamat berpacu dengan waktu, hari Jumat (02/10), dalam mencari kurang lebih 3000 orang yang masih tertimbun di bawah reruntuhan gedung dan bangunan, pasca gempa di kota Padang.

Jumat sore, departemen sosial merevisi jumlah korban tewas dari 770 menjadi lebih dari 450 orang. Seperti yang dikutip dari laporan kantor berita DPA, departemen sosial menyatakan lebih dari 2100 orang menderita luka-luka dan lebih 400 orang di antaranya menderita luka berat.

Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB Priyadi Kardono mengakui, tim penyelamat kesulitan mengeluarkan ratusan korban yang terjebak dalam kondisi hidup karena sejumlah kendala, terutama karena umumnya tingkat kerusakan bangunan di kota Padang sangat parah.

Priyadi Kardono menjelaskan, "Dilihat dari bentuk bangunannya, kayaknya agak sulit juga untuk menemukan yang masih hidup. Karena reruntuhannya, gedungnya itu bisa kayak “burger” ditumpuk tumpuk lantai tengahnya hilang semua. Kan toh semuanya harus dibongkar. Dari gedung gedung yang diperkirakan banyak orang itu disana akan dibongkar. Masalahnya alat berat kita yang gak punya. Kemudian juga alat alat untuk evakuasi pada bencana kota seperti ini. Jadi alat untuk memotong beton, memotong kayu kayu, kan ada alat alat khusus yang bisa mempercepat evakuasi."

Jumat malam (02/10), para petugas penyelamat dengan bantuan alat berat seperti buldoser, berusaha mengangkat tumpukan beton di Hotel Ambacang, di mana sekitar 80 korban diyakini masih hidup terjebak reruntuhan bangunan. Beberapa petugas penyelamat asal Swiss turut bergabung dalam upaya pencarian tersebut.

Yose Andre, 34, mencari keponakannya yang terjebak di reruntuhan rumahnya.
Yose Andre, 34, mencari keponakannya yang terjebak di reruntuhan rumahnya.Foto: AP

Priyadi Kardono memaparkan, "Di LIA (Lembaga Indonesia Amerika) ada sekitar 20 anak yang sedang kursus. Kemudian di Aldira (lembaga pembiayaan) ada 16. kemudian di tempat salon kira-kira 7 orang. Kemudian di Hotel Ambacang, katanya ada yang seminar sekitar 80 orang. Kemudian ada yang sosialisasi asuransi Prudential sekitar 50 orang. Kemudian ada acara sertifikasi guru, belum tahu jumlahnya berapa, karyawannya juga masih ada di dalam, kemudian ada tempat bilyar yang belum ketahuan jumlahnya berapa, kemudian restoran KFC dan kolam renang yang semuanya belum bisa dibuka sampai saat ini."

Sementara itu, sejumlah regu tim pencari, termasuk tim SAR bantuan dari negara asing mulai berdatangan ke Kota Padang setelah pemerintah resmi membuka pintu bantuan dari dunia Internasional.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah menjelaskan, "Ada beberapa negara yang sudah menyampaikan komitmen untuk membantu, itu Singapura, Swiss, Inggris, Jepang Australia, Tapi penanganan bantuan dalam konteks SAR saat ini."

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), organisasi bantuan dalam negeri dan internasional serta pihak-pihak terkait lainnya mengirimkan petugas penyelamat, bantuan logistik dan telah menempatkan perwakilan koordinasi di posko Gempa Sumatra Barat di rumah dinas gubernur.

LS/ZA/AR/dpa/afp