1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pendidikan Kejuruan Jerman Jadi Model di Negara Lain

Thomas Kohlmann8 Februari 2013

Beberapa negara Uni Eropa mencoba menerapkan sistem pendidikan kejuruan Jerman untuk memerangi pengangguran kaum muda. Pabrik mobil Seat di Spanyol mencoba menerapkan ”dual system”.

https://p.dw.com/p/17b4v
Pusat Pendidikan Siemens di Leipzig
Pusat Pendidikan Siemens di LeipzigFoto: picture alliance/dpa

Para pelajar kejuruan di Spanyol melakukan hal yang biasanya tidak mereka lakukan selama masa pendidikan: Mereka memperbaiki mesin dan televisi yang rusak. Ini kerja praktek yang tidak mereka kenal sebelumnya. Biasanya pelajar kejuruan masuk sekolah dan hanya menerima pelajaran teori. Di Spanyol, pendidikan kejuruan tidak punya citra yang baik. Jadi kebanyakan orang melanjutkan studi ke universitas. Tapi pada masa krisis seperti sekarang, pendidikan universitas tidak bisa jadi jaminan untuk mendapat pekerjaan. Lebih dari 50 persen warga Spanyol yang berusia di bawah 25 tahun sekarang menganggur.

Di Jerman situasinya lain: hanya delapan persen warga berusia di bawah 25 tahun yang menganggur. Karena itu, negara-negara di Eropa Selatan yang punya angka pengangguran tinggi mulai melirik sistem pendidikan kejuruan yang diterapkan di Jerman. Sistem pendidikan kejuruan Jerman dinamakan ”duale Ausbildung”, di kalangan internasional disebut sebagai ”dual system”. Prinsip pendidikannya adalah, para pelajar langsung belajar praktek di perusahaan. Lalu selama beberapa hari dalam seminggu mereka mendapat pelajaran di sekolah kejuruan. Perusahaan Spanyol pertama yang mencoba dual system adalah perusahaan mobil Seat.

”Pendidikan dual system berarti perubahan yang sangat mendasar. Pelajaran teori di sekolah dan praktek kerja di perusahaan mendapat bobot yang sama”, demikian penjelasan Manuel Moreno Hernandez kepada Deutsche Welle.  Ia mempimpin bagian pendidikan di pabrik mobil Seat. Perbedaan terpenting dari pendidikan kejuruan yang selama ini diterapkan di Spanyol adalah, pelajar sekarang langsung bekerja di perusahaan. Tahun 2012 ada sekitar 60 orang peserta pendidikan kejuruan di Seat, yang belajar dengan dual system. Masa pendidikan adalah tiga tahun. Selama masa itu, para pelajar bekerja sekitar 1700 jam di bagian produksi.

Pendidikan Tanpa Pengalaman Kerja

Sistem pendidikan kejuruan yang diterapkan Seat adalah hasil kerjasama Jerman-Spanyol. Bulan Juli 2012, Menteri Pendidikan Jerman Annette Schavan dan rekan sejabatnya dari Spanyol Jose Ignacio Wert Ortega menandatangani kesepakatan untuk menyebarkan dual system di Spanyol. ”Kita tidak bisa membiarkan begitu banyak generasi muda kehilangan kesempatan,” kata Schavan ketika itu sehubungan dengan tingkat pengangguran kaum muda di Spanyol yang mencapai lebih 50 persen. Dual System dalam pendidikan kejuruan di Jerman merupakan kombinasi antara pelajaran teori dan praktek. Ini salah satu alasan, mengapa tingkat pengangguran anak muda di Jerman termasuk yang terendah di Eropa. Kepala Bagian Personal Seat Josef Schelchshorn mengakui hal itu. ”Dual system langsung menangani penyebab pengangguran remaja pada akarnya, yaitu kurangnya pendidikan kejuruan dan tidak adanya pengalaman kerja.”

Pabrik mobil Seat di Barcelona, Spanyol
Pabrik mobil Seat di Barcelona, SpanyolFoto: Getty Images/AFP

Saat ini pemerintah Spanyol mulai memperbaiki sistem pendidikan kejuruan dengan menambah masa kerja praktek. Karena banyak anak muda Spanyol punya pendidikan tinggi, tapi tidak punya pengalaman kerja. ”Terlalu banyak orang masuk universitas dan setelah itu tidak mendapat pekerjaan”, kata Ketua Kamar Dagang Jerman di Madrid, Walther von Plettenberg. ”Itu sebabnya pendidikan kejuruan menjadi tema penting, sebagai alternatif untuk yang putus sekolah atau yang berusaha masuk universitas.”

Mengikuti Jejak Spanyol

Tidak hanya di Spanyol dual system dari Jerman mulai dilirik. Perusahaan otomotif Volkswagen (VW), yang merupakan induk perusahaan mobil Seat dan Audi, punya sekitar 16.500 calon tenaga kerja di seluruh dunia yang sedang mengikuti pendidikan dan pelatihan. Volkswagen ingin menerapkan secara bertahap dual system dari Jerman di semua pusat pendidikannya di luar negeri. Menurut VW, peserta pendidikan dual system nantinya akan menjadi pekerja yang lebih baik. Mereka punya kualifikasi tinggi dalam pekerjaannya. Ini juga berarti, mereka akan punya peluang lebih baik di pasar kerja.

Menteri Pendidikan Jerman Annette Shavan dan rekan sejabatnya dari Spanyol, Ortega.
Menteri Pendidikan Jerman Annette Shavan dan rekan sejabatnya dari Spanyol, Ortega.Foto: picture-alliance/dpa

Itulah alasan mengapa negara-negara Eropa yang punya tingkat pengangguran kaum muda yang tinggi ingin mencoba pendidikan kejuruan model Jerman. Bulan Desember 2012, Menteri Pendidikan Jerman Annette Shavan menandatangani kerjasama dengan Yunani, Portugal, Italia, Slowakia dan Latvia. Menurut rencana itu, sekitar 30.000 anak muda akan ikut serta dalam program pertukaran magang. Di negara-negara mitra akan dibangun 30 jaringan pendidikan kejuruan regional. Tujuannya: sampai tahun 2020, 80 persen anak muda di Uni Eropa bisa mendapat pekerjaan. Saat ini, kuotanya berada pada 76,5 persen.

Yorck Sievers dari Kamar Dagang dan Industri (IHK) menerangkan, ini bukan pertama kalinya negara lain tertarik pada pendidikan kejuruan di Jerman. ”Tahun 80-an juga pernah terjadi semacam gelombang ekspor.” Ketika itu, sistem ini dicoba ditiru begitu saja di negara lain tanpa penyesuaian, dan ternyata memang tidak cocok dengan kondisi di negara itu.” Jadi sistem ini harus disesuaikan lebih dulu dengan kondisi setempat”, kata Sievers. Saat ini memang ada permintaan dari banyak negara untuk sistem pendidikan kejuruan Jerman. Ini situasi yang menguntungkan. ”Kebanyakan permintaan muncul dari perusahaan Jerman di luar negeri, yang perlu tenaga kerja dengan pendidikan yang lebih baik”, demikian Sievers.