1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Alt und gesund

5 April 2012

Dalam waktu beberapa tahun ke depan, jumlah warga usia di atas 60 tahun akan lebih banyak ketimbang anak di bawah umur lima tahun.

https://p.dw.com/p/14YkL
ARCHIV - Eine Gruppe älterer Frauen sitzt im italienischen Pontedera auf einer Bank und wischt sich an einem warmen Herbsttag den Schweiß von der Stirn (Archivfoto vom 01.10.2007). Die EU-Kommission empfiehlt einem Zeitungsbericht zufolge den Mitgliedsstaaten, die Menschen später in die Rente zu schicken. Das berichtet die «Financial Times Deutschland» in ihrer Freitagausgabe (28.05.2010) unter Berufung auf ein Grünbuch der Kommission. Das Renteneintrittsalter solle regelmäßig so angehoben werden, dass durchschnittlich nicht mehr als ein Drittel des Erwachsenenlebens im Ruhestand verbracht werde. Nach den Berechnungen der EU-Kommission liegt das reale Renteneintrittsalter derzeit im Durchschnitt der Union nur knapp über 60 Jahre. Damit gehen die Europäer deutlich früher in Rente als der Durchschnitt aller Mitglieder der Industrieländerorganisation OECD. EPA/FRANCO SIVI (zu dpa 0036) +++(c) dpa - Bildfunk+++
Foto: picture-alliance/dpa

Penduduk dunia semakin tua. Demikian dilaporkan Organisasi Kesehatan Dunia WHO sehubungan dengan hari kesehatan dunia pada 7 April ini.

"Banyak orang masih berpendapat bahwa hal ini hanya terjadi di negara-negara kaya dan terbatas di Eropa serta Jepang saja. Tetapi ini tidak benar", ujar Doktor John Beard, Direktur Lembaga bagi Penuaan Penduduk dan Rencana Kehidupan WHO di Jenewa. "Proses penuaan yang tercepat saat ini terdapat di negara-negara dengan penghasilan rendah dan menengah. Pada tahun 2050 akan terdapat dua milyar penduduk usia lanjut di seluruh dunia, dan 80 persen di antaranya hidup di negara-negara yang saat ini kita sebut sebagai negara berkembang dan negara ambang industri."

Dampak usia lanjut

Sebenarnya ini kabar baik, karena berarti bahwa harapan hidup dan kemakmuran meningkat di seluruh dunia. Bukankah usia lanjut dilihat sebagai dampak perkembangan sosial-ekonomi. Tetapi hanya mencapai usia lanjut saja tidaklah cukup, demikian diperingatkan Direktur WHO, Margaret Chan. "Dulu kita selalu berbicara tentang perpanjangan usia untuk beberapa tahun. Memang semestinya begitu dan negara-negara melakukan kemajuan besar dalam hal ini." Namun sekarang orang harus melangkah lebih jauh. Harus dipikirkan bagaimana mengisi tahun-tahun tambahan itu. Semua orang di dunia memiliki hak mencapai usia lanjut dalam keadaan sehat, tambah Margaret Chan.

Titel: Dr. John Beard, Direktor der WHO-Abteilung für Altern und Lebenszyklus April 2012 COPYRIGHT: DW/C.WITTE
John BeardFoto: DW/C.WITTE

Penyebab kematian yang sama bagi semua

Saat ini penduduk usia lanjut di dunia meninggal akibat penyakit yang sama. "Bahkan di negara-negara miskin pun penyebab kematian yang paling sering saat ini bukanlah penyakit menular", ujar Dr. Beard yang menyimpulkan hasil penelitian terbaru mengenai penyebab kematian yang tersering. "Penyebabnya bukan lagi penyakit infeksi atau masalah lambung dan usus, melainkan terutama penyakit jantung, stroke, demensia dan infeksi saluran pernafasan."

Perawatan masalah kesehatan ini pada dasarnya mudah dan tidak mahal. Banyak dari penyakit tersebut dapat dihindari melalui cara hidup sehat yang konsekuen. Walaupun demikian, tingkat kematian akibat yang dinamakan "penyakit peradaban itu" di negara berkembang empat kali lipat lebih tinggi ketimbang di negara-negara kaya. Penyebabnya adalah kurangnya perawatan dasar medis.

Tak ada masalah bagi Asia dan Afrika?

Di negara industri, asuransi kesehatan dan dana pensiun memungkinkan warga lanjut usia menjalani usia senja secara relatif aman. "Tidak ada masalah untuk kami", demikian masih terdengar dikatakan di sejumlah besar negara Asia dan Afrika, di mana warga lanjut usia sesuai tradisi diurus oleh keluarganya. Ke depan hal tidak akan lagi terjadi, demikian diperingatkan John Beard.

Karena perubahan berjalan terlalu cepat: "Sistem ini telah berfungsi ketika orang masih mempunyai lima atau enam anak. Tetapi bila tiba-tiba hanya ada dua anak yang harus mengurus sampai sepuluh orang tua, masalahnya akan menjadi sulit." Dalam situasi semacam ini, pemerintah harus menetapkan kebijakan yang mendukung.

Perempuan dan warga asing sebagai penyelamat

Saat ini tidak hanya pemerintah negara kaya yang memikirkan isu reformasi sistem dana pensiun, ujar Monika Queisser, pemimpin bagian sosial politik Organisasi untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (OECD) di Paris: "Saya pikir, semua pemerintahan di dunia secara perlahan tapi pasti menyikapi perubahan demografis ini."

Negara-negara industri merupakan yang pertama dipaksa untuk bertindak. "Di semua negara anggota OECD kami melihat adanya reformasi dana pensiun, mobilisasi kaum perempuan di pasar kerja yang kini menjadi isu penting, dan migrasi dalam kaitan dengan perubahan demografis juga menjadi sebuah tema penting."

Roundtable zum Thema Altern und Gesundheit am WHO Hauptsitz April 2012 COPYRIGHT: DW/C.WITTE
Roundtable tema Penuaan dan Kesehatan di WHO, Jenewa (April 2012)Foto: DW/C.WITTE

Peningkatan kerja, penurunan hak istimewa

Bagi warga di kebanyakan negara kaya anggota OECD, peningkatan jumlah warga lanjut usia telah mencapai konsekuensi yang menentukan. Berbagai karyawan tidak hanya akan bekerja lebih lama, melainkan juga lebih banyak agar dapat mengisi kas dana pensiun dengan kontribusi asuransi mereka.

Banyak negara berkembang masih berada pada awal proses perubahan ini. Di sini masih terlalu sedikit yang mengkontribusi ke dana pensiun. Pasalnya kebanyakan warga bekerja di sektor informal, misalnya sebagai pedagang kecil atau pembantu rumah tangga. Hanya sedikit yang dapat mengambil keuntungan dari sistem dana pensiun, kata Monika Queisser. "Sistem-sistem yang berlaku di negara-negara itu pada hal tertentu sangat murah hati. Sistem itu awalnya diciptakan terutama bagi pegawai negeri dan karyawan sektor publik dengan tingkat usia pensiun yang relatif rendah." Ini membuat sistem menjadi relatif mahal dan hanya dinikmati oleh segelintir warga. Namun, kelompok massa yang besar sama sekali tidak memiliki akses layanan asuransi sosial.

60 adalah 40 yang baru

John Beard mengutarakan bahwa sudah tiba waktunya untuk mengubah pemikiran mengenai usia lanjut. "Secara statistik, orang yang berusia 60 tahun dianggap sebagai berusia lanjut. Tetapi orang-orang di negara barat sekarang mengatakan, 60 tahun tidak lagi dilihat sebagai orang lanjut usia. Pada abad sekarang ini, orang yang berusia 60 tahun mudah-mudahan dianggap sebagai berusia menengah." Direktur WHO, Margaret Chan menyimpulkannya sbb.:"Menua adalah keadaan normal yang baru."

Claudia Witte/Christa Saloh-Foerster