1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penelitian Metode Terapi bagi Pengidap Fedofilia

12 Oktober 2009

Penelitian untuk mengembangkan metode terapi preventif yang lebih efektif untuk membantu terapi para lelaki dewasa yang mengidap kelainan perilaku seksual fedofilia.

https://p.dw.com/p/K4eM
Kampanye Charite Berlin: "Lieben Sie Kinder mehr als Ihnen lieb ist?" / "Apakah Anda menyukai anak-anak lebih daripada yang Anda inginkan?"Foto: Charité Berlin

Diskusi mengenai pelecehan seksual pada anak-anak merupakan tema yang paling memancing emosi. Sebab pelecehan macam apapun termasuk foto-foto akan melukai hak anak-anak untuk dilindungi dan mempertahankan kesucian tubuhnya. Kepolisian Jerman mencatat setiap tahunnya sekitar 20.000 anak-anak menjadi korban pelecehan seksual. Tahun 20008 lalu saja, kepolisian Jerman dapat membongkar sekitar 7000 kasus pemilikan dan penyebaran gambar-gambar porno yang melibatkan anak-anak.

Menimbang banyaknya kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak semacam itu, Institut untuk Ilmu Pengetahuan dan Kedokteran Seksual di Fakultas Kedokteran Charite di Berlin, kini melakukan penelitian untuk mengembangkan metode terapi preventif yang lebih efektif. Dengan kampanye spot iklan layanan masyarakat, Institut untuk Ilmu Pengetahuan dan Kedokteran Seksual di Berlin berusaha mendekati para lelaki yang memiliki kelainan fedofilia. Mereka hendak dimotivasi agar berani mengikuti proyek terapi preventif bagi para pengguna situs pornografi anak-anak.

Dalam spot iklan itu terlihat layar monitor berwarna putih dan di tengahnya sebuah kursor berwarna hitam yang terus bergerak. Satu kali klick, maka di bagian atas monitor akan muncul gambar berupa wajah seorang pria dewasa dan disebelahnya kepala dan leher seorang anak lelaki. Sebuah suara akan terdengar, “Apakah Anda memiliki niat mengakses pornografi anak-anak di internet? Niat ini bukan pelecehan. Tapi jika anda mengklicknya, ini pelecehan.“

Nada dalam spot iklan layanan masyarakat ini sengaja dibuat tanpa emosi. Dengan itu hendak dihindarkan praduga terlalu cepat terhadap orang-orang yang tak mau ikut serta dalam proyek pencegahan ini, atau juga terlalu cepat dilepaskan dari beban tanggung jawabnya.

Prof. Klaus Michael Beier direktur Institut untuk llmu Pengetahuan dan Kedokteran Seksual di rumah sakit Charite Berlin, yang juga memimpin proyek untuk kemungkinan terapi preventif bagi lelaki pengidap fedofilia menjelaskan sasarannya, “Kami ingin mengajak mereka untuk menyadari, bahwa hal yang mereka lakukan itu salah dan mereka harus dapat mengendalikannya. Bahwa mereka harus dapat menghindari aksesnya, karena hal itu dapat merugikan anak-anak. Dan barang siapa menginginkan pertolongan, maka kami akan dapat menolongnya.“

Prof Beier bersama kelompok perisetnya di rumah sakit Charite sudah sejak tahun 2005 menggeluti penelitian dan mengembangkan kemungkinan terapi bagi lelaki dewasa pengidap kelainan fedofilia. "Kami dalam hal ini harus memberikan penjelasan. Perilaku fedofil terbentuk pada saat remaja. Struktur acuan seksual pada dasarnya memang terbentuk pada saat remaja. Menyangkut orientasi jenis kelamin, perilaku terhadap perkembangan usia dari lawan jenis yang disukai serta interaksi apa yang harus berlangsung dengan pasangan yang disenangi.“

Sejauh ini belum diketahui secara pasti, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kecenderungan seksual seseorang. Juga bagaimana bentuk dan cara munculnya pengaruh tersebut.

Prof. Klaus Michael Beier mengatakan, dewasa ini penelitian di seluruh dunia menyimpulkan, kondisi psikologis masing-masing individu serta warisan genetika setiap orang yang bertanggung jawab untuk hal tersebut. Selain itu, juga faktor lingkungan mempengaruhi haluan seksual seseorang. Penelitian juga membuktikan, berbagai hormon serta masing-masing reseptornya di dalam otak termasuk juga penerus pesan pada jaringan saraf, memainkan peranan penting dalam tema ini.

Prof. Klaus Michael Beier menegaskan, kecenderungan kelainan fedofilia tidak dapat dikecam. Tapi penderitanya harus bertanggung jawab atas kelakuannya. Sepanjang hidupnya, mereka memiliki kewajiban untuk mengendalikan rangsangan seksual terhadap tubuh anak-anak. Caranya dengan tidak mengakses situs-situs pornografi anak-anak maupun melakukan pelecehan seksual secara langsung. Disinilah bertemunya penelitian dan langkah konkrit terapinya. Demikian diungkapkan Janina Neutze pakar terapi kelainan seksual di rumah sakit Charite di Berlin.

Neutze mengatakan, terapinya adalah mengupayakan agar para lelaki dewasa yang mengidap kelainan fedofilia, hanya diperbolehkan membayangkannya sebagai fantasi. Tapi harus dapat membedakan dengan apa yang menjadi perilaku nyata. Langkah berikutnya meneliti apa bedanya antara perilaku mengakses situs pornografi anak-anak, dengan perilaku melakukan pelecehan seksual secara langsung. Jika kedua perbedaan itu dapat diketahui secara ilmiah, para pakar terapi kelainan seksual akan dapat memiliki perspektif lebih baik untuk terapi pencegahan.

Janina Neutze melakukan terapi dengan pemberian obat-obatan yang menekan rangsangan seksual, maupun dengan terapi psikologi perilaku. Terutama para penderita kelainan seksual fedofilia, diberi pelatihan untuk bertindak dari perspektif anak-anak yang menjadi korbannya :

Sejak proyek diluncurkan bulan Juni lalu, tercatat 15 lelaki pengidap fedofilia yang menyatakan bersedia mengikuti programnya. Mereka berasal dari berbagai status dan lapisan sosial masyarakat Jerman. Dengan terapi yang dilakukan sebelumnya dapat dibuktikan, jika para pengidap kelainkan seksual ini semakin mampu mengembangkan perspektifnya dan memberikan empati kepada calon korbannya, mereka akan semakin mampu mengendalikan perilaku seksualnya yang menyimpang itu.

Lydia Heller/Agus Setiawan

Editor: Yuniman Farid