1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pengunduran Diri Berlusconi Dianggap Berkah

10 November 2011

Pengunduran diri PM Italia, Silvio Berlusconi berkaitan dengan krisis utang dapat sorotan sejumlah harian Eropa. Di samping itu, beberapa harian juga komentari Iran yang diberitakan, akan segera memiliki senjata nuklir.

https://p.dw.com/p/138SS
Italian Premier Silvio Berlusconi attends a voting session at the Lower Chamber, Tuesday, Nov. 8, 2011. Premier Silvio Berlusconi won a much-watched vote Tuesday, but the result laid bare his lack of support in Parliament as financial pressure from the eurozone debt crisis pummeled Italy. (Foto:Andrew Medichini/AP/dapd)
Silvio BerlusconiFoto: dapd

Harian Perancis Le Monde mengomentari krisis keuangan dan pengunduran diri Berlusconi yang sudah diumumkan.

Akhirnya pasar uang berhasil mencapai tujuan, yang tidak berhasil dijangkau kehakiman Italia. Silvio Berlusconi hengkang. Kesan bahwa Italia demokratis berhasil dipertahankan. Perdana Menteri itu tidak mendapat suara mayoritas dalam pengumpulan suara tentang keuangan negara tahun 2010. Sebenarnya, andil pasar uang sangat besar bagi tercapainya perubahan politik ini. Sejak beberapa hari lalu, pasar melancarkan tekanan sangat besar atas pemerintah di Roma. Agar dapat membiayai utang dan menerbitkan obligasinya, kas negara harus membayar uang semakin banyak. Itu adalah biaya yang tidak dapat ditanggung Italia, dan mengandung risiko, akan menggoyahkan perekonomian ketiga terbesar di zona Euro tersebut dengan serius. Dampak berikutnya: itu bisa menjadi pukulan mematikan bagi semua negara pengguna mata uang Euro.

Italian Premier Silvio Berlusconi waves to journalists as he leaves the Quirinale, Presidential palace, after meeting with Italian President Giorgio Napolitano, in Rome, Tuesday, Nov. 8, 2011. Berlusconi says his decision to resign after parliament passed economic reforms is for the good of the country, and to settle financial markets that have lost confidence in Italy's ability to rein in debt and spur growth. (Foto:Roberto Monaldo, LaPresse/AP/dapd) ITALY OUT
Silvio BerlusconiFoto: dapd

Koran Belanda de Volkskrant menyebut turunnya Silvio Berlusconi dari jabatan perdana menteri adalah berkat bagi Italia.

Bukannya berarti tidak ada yang positif, yang dapat diberitakan tentang Berlusconi. Dulu Berlusconi membangunkan politik Italia yang terpecah-belah. Semangat dan keyakinan dirinya awalnya menjadi kontras yang jelas terhadap ketidakmampuan, yang sering dikesankan para pendahulunya. Tetapi sisi buruknya dengan cepat menggeser yang baik. Kepentingan bisnis Berlusconi dicampuradukkan dengan masalah negara lewat cara yang sangat mengkhawatirkan. Terakhir, ia membebani negara dengan serangkaian skandal, yang tidak hanya mengotori perasaan hormat masyarakat umum, melainkan juga menguras energi serta modal politis, sehingga reformasi yang hendak dilakukan tidak dapat direalisasikan lagi.

Harian Spanyol El País juga mengomentari sikap Berlusconi.

Orang menunjukkan sikap tidak bertanggungjawab jika menolak untuk mengambil langkah-langkah yang tidak dapat ditolak lagi, atau jika orang terus menunda pelaksanaannya, walaupun keputusan sudah dikeluarkan. Berlusconi bersalah dalam kedua sikap yang menunjukkan ketidaksetiaan ini. Ia tambah memperburuk tingkah-lakunya yang menyulut skandal dengan mengolok-olok kepala pemerintahan lain, terutama Kanselir Jerman Angela Merkel. Ia juga memperlakukan anggota parlemen dari partainya seperti penghianat, padahal ia sebaiknya bertanya, mengapa anggota parlemen itu memutuskan untuk tidak mendukungnya lagi.

Tema lain yang mendapat sorotan harian-harian Eropa adalah program nuklir Iran. Harian Austria Die Presse mengomentari laporan Badan Energi Nuklir Internasional (IAEA) mengenainya.

Pada dasarnya, jalan keluar hanya bisa ditemukan jika ada pergantian rejim. Mereka yang tertarik pada stabilitas di kawasan itu untuk jangka panjang, harus mendukung agar Iran diinfeksi ulang dengan "virus revolusioner", yang sudah menyebar di dunia Arab sejak awal tahun. Upaya pemerintah di Teheran untuk menekan gerakan demokrasi sejak awal, menunjukkan ketidakmampuan rejim. Pemerintah Iran tahu pasti, bahaya sesungguhnya yang mengancam tidak berasal dari luar negeri, yang, kalau ada, akan mendorong Iran untuk bersatu, melainkan dari rakyatnya sendiri.

Titel: Admadinejad Bildbeschreibung: Mahmood Ahmadinejad, iranischer Präsident, sieht nachdenklich aus. Stichwörter: Iran, Politik, Ahmadinejad Quelle: ISNA Lizenz: Frei
Mahmud AhmadinejadFoto: ISNA

Harian Jerman tageszeitung juga mengomentari program nuklir Iran.

Berpegang teguh pada program nuklir, yang dari segi masyarakat sipil, militer, ekonomi dan ekologis absurd, berguna bagi Ahmadinejad untuk membentuk profil yang ditunjukkan kepada musuh dari luar. Tetapi jalan keluar tunggal dari konflik mengenai program nuklir Iran tidak akan berhasil ditemukan. Juga tidak dengan bantuan sanksi-sanksi yang dipertajam atau bahkan dengan serangan militer. Kedua langkah itu hanya akan berhasil dalam konteks kesepakatan regional tentang zona bebas senjata pemusnah massal di Timur Tengah. Tindakan yang diambil negara-negara lain selama ini terhadap Teheran, menjadi senjata makan tuan karena jadi dukungan bagi kaum radikal di negara itu.

Koran lain Jerman, Augsburger Allgemeine juga memberikan tanggapan soal Iran.

Situasi tegang hanya dapat diredakan Iran. Republik Islam itu hanya perlu memberikan ijin bagi petugas pemeriksa internasional untuk memasuki instalasi nuklirnya. Itu tidak berarti membiarkan diri dipermalukan atau dikekang. Itu hal biasa hampir di seluruh dunia. Mengapa itu tidak diijinkan oleh Presiden Ahmadinejad? Jawabannya mudah. Ia menyembunyikan sesuatu. Negara-negara Barat hanya bisa berharap, bahwa waktunya belum terlambat untuk mengubah sikap Iran tanpa menggunakan senjata. Tetapi Israel tidak mudah diyakinkan bahwa ini jalan yang benar. Jadi situasi tetap genting.

dpa/afp/ML/HP