1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pengungsi Rohingya Juga dapat Sorotan dalam Perayaan Waisak

2 Juni 2015

Pemerintah Indonesia diminta untuk menerima pengungsi Rohingnya. Dalam perayaan Waisak, umat Buddha Indonesia juga mengucapkan doa bagi para pengungsi Rohingnya.

https://p.dw.com/p/1FaXX
Indonesien Bootsflüchtlinge aus Bangladesch in Aceh
Foto: Reuters/Syifa/Antara Foto

Penderitaan pengungsi Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh juga mendapat sorotan dalam perayaan Tri Suci Waisak 2559 BE/2015. Umat Buddha Indonesia menyelipkan doa bagi para pengungsi dalam perayaan Waisak tahun ini. Biksu Nyanagupta dari Wihara Ekayana di Jakarta Barat mengatakan Selasa pagi (02/06), kekejaman yang dilancarkan terhadap kaum Rohingya di Myanmar tidak mewakili seluruh umat Buddha. Menurutnya itu bahkan tidak mewakili seluruh umat Buddha Myanmar.

Biksu itu menambahkan, pelaku kekerasan terhadap Rohingya merupakan ulah oknum. Oleh sebab itu, Nyanagupta juga meminta agar media obyektif dalam memberitakan kasus-kasus Rohingya. Ia mengatakan, harus diakui bahwa di setiap agama terdapat unsur ekstremis.

Nyanagupta juga meminta agar Indonesia tidak hanya terbuka bagi pengungsi dari Bangladesh atau Rohingya saja. Indonesia harus tetap terbuka terhadap para pengungsi. Ia mengingatkan pada sejarah penerimaan pengungsi oleh pemerintah Indonesia. "Beberapa puluh tahun lalu Indonesia pernah menampung pengungsi Buddha dari Vietnam di kamp pengungsian Galang," kata Nyanagupta.

Bantuan bagi Rohingya

Nyanagupta juga memastikan, bahwa organisasi masyarakat Buddha memberikan bantuan bagi pengungsi Rohingya. Bantuan tersebut diberikan berdasarkan sisi kemanusiaan dari umat Buddha.

Senin (01/06), anggota Komisi I Ahmad Muzani mengatakan, pemerintah Indonesia tidak mungkin mengusir atau menolak pengungsi Rohingya yang jumlahnya ribuan, yang saat ini berada di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Ia mengusulkan agar pemerintah menyediakan tempat penampungan khusus atau sebuah pulau. Sebelumnya juga sudah ada suara-suara yang mengusulkan agar Indonesia menyediakan pulau bagi pengungsi Rohingya.
Sementara Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, setidaknya sudah ada 12 pesantren di Indonesia yang bersedia menampung anak-anak yatim piatu pengungsi Rohingya. Hal tersebut dinyatakan Lukman Senin kemarin saat acara ramah tamah dengan seluruh Kepala Kanwil Kementerian Agama se Indonesia di Aula Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin, dalam rangka gelar Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) IV di provinsi tersebut.

Penderitaan pengungsi

Ribuan pengungsi asal Myanmar, kini berada di beberapa tempat penampungan sementara di provinsi Aceh. Berbulan-bulan mereka berada di laut, makan seadanya dari pemberian helikopter angkatan laut negeri tetangga yang menemui mereka. Akibat kurangnya makanan, perkelahian dan pembunuhan di kapal tidak jarang terjadi. Selain itu pengungsi juga mengalami penyisaan oleh awak kapal yang membawa mereka.

Beberapa pekan lalu di Malaysia, dekat perbatasan dengan Thailand ditemukan kuburan masal pengungsi Rohingya, yang diduga jadi korban sindikat penyelundup manusia. Kepada seorang wartawan para pengungsi mengatakan tidak bersedia pulang ke Myanmar, karena mengalami dikriminasi dan penganiayaan dari petugas di negara asal mereka. Bahkan anak-anak mereka juga mengalami penganiayaan.

Bintang film Hollywood Matt Dillon yang duduk dalam dewan pimpinan organisasi kemanusiaan Refugees International mengadakan kunjungan ke kamp pengungsi Sitwe di Myanmar akhir pekan lalu. Ia mengatakan kepada wartawan di Bangkok, situasi mereka sangat mengenaskan, terutama anak-anak Rohingya. "Masalah ini bisa dipecahkan," kata Dillon. "Ini bukan bencana alam, melainkan bencana kemanusiaan yang diciptakan manusia akibat rasa takut dan prasangka buruk."

ml/vlz (kompas.com, bbc, dpa)