1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

300111 Ägypten Armee

31 Januari 2011

Perombakan pemerintahan di Mesir menunjukkan bahwa Presiden Mubarak kelabakan hadapi massa, sehingga mencari dukungan militer.

https://p.dw.com/p/107oR
Husni Mubarak ketika tampil di televisi, Jum'at (28/01)Foto: dapd

Sejak 30 tahun mantan panglima tinggi angkatan udara dan kini masih menjabat sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata Mesir, Husni Mubarak, memerintah di Mesir dengan memberlakukan undang-undang darurat. Hingga sekarang militer merupakan penopang kekuasaan Mubarak yang terpenting. Namun tidak ada yang mengira, bahwa kegeraman rakyat Mesir akan begitu besar, sehingga Presiden Mubarak tidak hanya membubarkan pemerintahannya karena kelabakan. Akan tetapi, juga menempatkan orang-orang yang dipercayainya di posisi kunci.

Sabtu (29/01), Mubarak mengangkat kepala dinas rahasia, Omar Suleiman, sebagai wakil presiden. Dan bekas menteri perhubungan udara sekaligus bekas komandan angkatan udara, Ahmad Shafik, menjadi perdana menteri baru. Keduanya memiliki ikatan kuat dengan angkatan bersenjata Mesir dan nampaknya kini tiba saatnya militer yang berkuasa di negeri yang dilintasi sungai Nil itu.

Namun, prediksi dan spekulasi terkait peranan apa yang akan dimainkan militer dalam perebutan kekuasaan masih saling bertentangan. Bahkan muncul tesis, pengaruh terbesar terhadap militer Mesir sebenarnya datang dari Amerika Serikat.

Akankah militer tetap mendukung Mubarak, yang semakin banyak mendapat tekanan internasional dan dibenci rakyat Mesir itu? Talat Musallam, mantan jenderal dan pakar militer Mesir tidak sependapat. Ia menilai militer Mesir sebagai "Pengawas Rakyat“. "Peranan utama militer Mesir adalah sebagai penjamin ketertiban umum dan sama sekali tidak mendukung satu kekuatan politik tertentu. Peristiwa sekarang menunjukkan, bahwa militer tidak melakukan perintah panglima tertinggi dengan konsekuen. Karena itu, menurut saya, militer tidak akan mendukung Presiden Mubarak."

Panser telah dikerahkan untuk melindungi gedung-gedung publik penting, seperti stasiun televisi, musium nasional dan istana presiden. Militer mencoba menghindari, agar Mesir tidak tenggelam dalam kekacauan yang berkepanjangan dan anarki. Terbukti, polisi tidak berhasil mengatasi situasi yang semakin memanas dan tidak terkendailkan.

Berbeda dengan polisi Mesir yang korup, citra militer Mesir di mata masyarakat masih baik. Kebanyakan demonstran bahkan menyambut baik kedatangan militer di Kairo.

Dalam satu hal kalangan pengamat sepakat, bahwa para jenderal dapat menggunakan pengaruhnya untuk menentukan nasib Mubarak. Beberapa pengamat berpendapat, militer mungkin saja dapat mengambil-alih pemerintahan interim. Namun, masih sulit untuk memastikan bagaimana kelanjutannya dan sebesar apa pengaruh Mubarak sesungguhnya.

Talat Musallam mengatakan, "Masih sulit untuk memprediksi, bagaimana militer akan bersikap, mengingat Menteri Pertahanan Hussein Tantawi hingga kini belum menyatakan sikap. Dan sementara ini kami tidak tahu bagaimana hubungannya dengan Presiden Mubarak."

Loay Mudhoon/Andriani Nangoy

Editor: Hendra Pasuhuk